Minggu, 25 Mei 2014

MODEL KONSEPTUAL EMOGENE KING



LAPORAN KELOMPOK
9
“ KEWARGANEGARAAN “
 PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT,BERBANGSA DAN BERNEGARA  

 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
S1 KEPERAWATAN
2013

Di susun Oleh :
Kelompok 1 B
1.     Mustika Murina
2.     Melia Mayamsari
3.     Erliana Eka Safitri
4.     M.Hajriadi
5.     Superapto
6.     Laili Masruri

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami mata kuliah IKD 1 dengan materi “ Model konseptual Jean Watson ” tepat pada waktunya.
Semoga makalah kami ini bisa bermanfa’at bagi pihak yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam makalah kami ini banyak kekurangannya. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan senang hati. Sekian, kami ucapkan terima kasih.



                                                          Banjarmasin, 4 Desember 2013
                                                                                              Penyusun

 
DAFTAR ISI                                     Hal
Kata Pengantar ..............................................................................................            ......  i
Daftar Isi ..............................................................................................................  ii
BAB I.PENDALUAN .......................................................................................... 1
a. Latar Belakang....................................................................................... 1
b. Rumusan Masalah ................................................................................. 2
c. tujuan penulisan...................................................................................... 2
BAB II.PEMBAHASAN....................................................................................... 3
A.      Model konseptual Emogene King......................................................... 3
B.     Teori – teori keperawatan ( Emogene King )........................................ 10
C.     Pandangan Emogene King terhadap keperawatan................................  11
D.    Aplikasi dalam praktek keperawatan.....................................................  12
BAB III.PENUTUP................................................................................................. 
Kesimpulan.....................................................................................................
Daftar Pustaka...............................................................................................



BAB I
PENDAHULUAN
i.                    Latar belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmu n yang kokoh.
Salah satu komponen penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).
Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.
Untuk menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu dilakukan teori analisis. Pada dasarnya teori analisi mempunyai prosedur antara lain original, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability, parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan, keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan untuk tambahan pengujian atau validasi.
Dalam tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).Dan di dalamnya juga akan di bahas berbagai teori yang batah tubuhnya berasal dari metode konseptual Emogene king.
ii.                  Rumusan masalah
a.       Menjelaskan tentang model konseptual Emogene King
b.      Teori – teori keperawatan ( Emogene King )
c.       Pandangan Emogene King terhadap keperawatan
d.      Aplikasi dalam praktek keperawatan
iii.                Tujuan dan manfaat
1.      Mengetahui model konseptual Emogene King
2.      Mengetahui berbagai teori yang batah tubuhnya dari model konseptual King
3.      Mengetahui Pandangan King terhadap Keperawatan
4.      Bagaimana mengaplikasikan teori dan model konseptual King



BAB II
PEMBAHASAN
A.    MODEL KONSEPTUAL EMOGENE KING
Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dan klien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan.Kerangka ini dikenal dengan system kerangka terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang mempengaruhi kesehatan seseorango Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan bagi individu, kelompok dan masyarakat.Manusia selalu berinteraksi secara konstan terhadap lingkungan dalam kerangka konsep ini.

1.      Tahapan prosedur analisa  model konseptual emogene king
a.       Sumber Teori (Origins).
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
1.      Gambaran yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan keperawatan.
2.      Pada periode ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan konsen terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.
b.      Makna (Meaning).
King mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua metode:
1.      Teori keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
2.       Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal Attainment.
Manfaat dari teori ini adalah:
1.      Mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2.      Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan.
3.      Konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang sepesifik.
4.      Sebagai pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
5.      Beberapa penjelasan konsep cukup konsisten.
6.      Konsep yang satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.
c.       Kecukupan Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini cukup adekuat (memenuhi syarat) dan logis karena beberapa konsep yang ada didukung oleh beberapa riset.
d.      Manfaat (Usefulness).
Banyak riset dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.
e.       Generalisasi (Generalizability).
Teori pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian besar fenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
f.       Parsimony.
Konsep-konsep dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
g.      Testability.
Teori ini dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan hipotesis dalam penelitian.
Asumsi Emogene king sehingga mengemukakan model konseptual ini adalah :
1.      Asumsi Eksplisit meliputi :
a)      Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
b)      Individu adalah makhluk sosial, mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
c)      Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta perawat.
d)     Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya.
e)      Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.
f)       Tujuan pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.
2.      Asumsi Implisit meliputi :
a)      Pasien ingin berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b)      Pasien sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan.
c)      Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d)     Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.

2.      Theory of goal attainment 1971
King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).

a.      Dynamic interacting systems

1.      Sistem personal 
Adalah individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi, diri, tumbang, waktu, ruang, dan jarak.
2.      Sistem interpersonal
Adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
3.      Sistem sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan.
b.      Konsep teori emogene king ( pencapaian tujuan )
Fokus teory Imogene M. King adalah Human Being dengan prinsip Goal Attainment (Pencapaian tujuan ) yang berfokus pada system interpersonal.
Asumsi dasar King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Human being mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1.      Kebutuhan terhadap informasi kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2.      Kebutuhan terhadap palayanan kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3.      Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya sendiri.
Berdasarkan kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human being, King menderivatkan menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan, meliputi :
1.      Interaksi, yaitu suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2.      Persepsi, diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar belakang pendidikan.
3.      Komunikasi, yaitu suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
4.      Transaksi, interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungan.
5.      Peran, merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial.Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi keefektifan pelayanan kesehatan.
6.      Stress, suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7.      Pertumbuhan dan perkembangan, tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8.      Waktu, adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9.       Ruang, yaitu area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan pasien
Menurut King, tujuan pemberian asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan pasien saling bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak dicapai.
3.      manusia seperti sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungannya    ( 1981 )
Emogene king mulai merumuskan model ini, bersama-sama dengan Teori Pencapaian Tujuan, selama periode ketika perawat mencoba untuk menjadi ilmuwan dan praktisi profesional. King (1981) menyempurnakan menjadi konsep teori keperawatan yang terdiri dari ses ba berikut:
1.      Sebuah kerangka kerja sistem terbuka sebagai dasar pencapaian tujuan.
2.      Keperawatan sebagai sistem utama dalam sistem perawatan kesehatan.
3.      Keperawatan penekanan proses pada proses interpersonal.
King memandang Manusia sebagai makhluk reaksi yang menyadari lingkungannya dan membuatnya merespon didasarkan pada harapannya, persepsi dan kebutuhan. Manusia sebagai makhluk time, berorientasi biasanya dikontrol berorientasi waktu. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki pertukaran transaksi terus menerus dengan orang lain dan dengan lingkungan (king, 1981).
King (1981) mendefinisikan Kesehatan sebagai: 
Kesehatan adalah proses yang dinamis, selalu berubah itu adalah suatu keadaan. Ini bukan  yang ingin dicapai, itu adalah keberadaan cairan yang sedang berlangsung, bukan keadaan statis. 
Kings 'Konsep Keperawatan (1981):
Nursing berkaitan dengan dilihat perawat-klien interaksi, yang fokus adalah untuk membantu individu untuk mempertahankan kesehatan dan bertindak sesuai kebutuhan.Hal ini dianggap sebagai kursus interpersonal tindakan, interaksi reaksi, dan pelaksanaan.Interaksi dipengaruhi oleh kedua persepsi perawat dan klien. Keperawatan mendorong, mendukung dan membawa kembali kesehatan serta menyediakan perawatan untuk orang sakit, terluka, atau pasien sekarat,Ini adalah pekerjaan pelayanan yang membahas kebutuhan sosial.Nurse berarti untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Keperawatan memotivasi seorang perawat dan pasien untuk bertukar informasi mengenai pandangan mereka (jika sudah benar, maka tujuan terealisasi, pengembangan dan pertumbuhan ditingkatkan, yang kemudian menghasilkan asuhan keperawatan yang efektif, lebih jauh lagi, ketika seorang perawat dan pasien mengakui kinerja peran yang harmonis dan harapan, transaksi terjadi, tetapi ketika konflik peran timbul stres transpires).Keperawatan mempekerjakan strategi berorientasi pada tujuan dimana orang-orang dalam suatu sistem sosial bertindak bersama-sama, perawat memberikan keterampilan khusus dan pengetahuan ke dalam proses keperawatan, sedangkan pasien menawarkan persepsi dan pengetahuan diri.
B.     TEORI - TEORI KEPERAWATAN ( EMOGENE KING )
1.      Keperawatan berusaha untuk mengintegrasikan, sistem pribadi interpersonal dan sosial yang mempengaruhi kesehatan pasien-merupakan model penting untuk perawatan kesehatan di masa sekarang dan di luar (Whelton, 1999).
2.      Model konseptual King menggaris bawahi pentingnya interaksi perawat-pasien yang menganggap antarmuka ini sebagai suatu sistem terbuka yang bersentuhan terus dengan berbagai faktor lingkungan ( George, 2002).
3.      Teori Sistem dan Teori Pencapaian Tujuan king langsung bergabung dengan sistem klasifikasi seperti hasil keperawatan, intervensi, dan diagnosis, menunjukkan bahwa Teori Pencapaian Tujuan sangat penting untuk berbasis bukti praktek keperawatan (Malinski, 2002).
4.      Keterampilan komunikasi yang buruk juga mempengaruhi penetapan tujuan dan pencapaian tujuan (Williams, 2001).
5.      keharusan bagi perawat dalam serangkaian komunikasi dengan pasien maupun dalam penyuluhan kesehatan dimasyarakat.Empat keharusan tersebut yakni:pengetahuan,ketulusan,semangat,praktek ( Karioso )
C.    PANDANGAN EMOGENE KING TERHADAP KEPERAWATAN
1.      Konsep Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Artinya sebagai seorang perawat harus mampu menjadi agen komunikasi dalam membangun kembali adaptasi klien dengan lingkungan.
2.      Konsep Lingkungan
Lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Artinya sebagai seorang yang berprofesi sebagai perawat kita di tuntut untuk mampu berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar atau dengan kata lain mampu bersosialisasi terhadap sosial sekitar.
3.      Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis, yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari yamg maksimal. Artinya sebagai seorang yang berprofesi sebagai perawat bukan hanya memberi penanganan kepada yang sakit sebagai pasien ,melainkan juga yang sehat sebagai klien.
4.       Konsep Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatannya adalah proses  interaksi pasien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.artinya konsep ini sudah mencakup tiga konsep di atas sebelumnya.
D.    APLIKASI DALAM KEPERAWATAN
Teori imoegene king lebih memngedepankan intraksi antara perawatn dengan pasien,perawat dengan klien,dan perawat dengan teman sejawat ( tenaga medis ). Dan dalam hal ini kami mengambil contoh untuk model konseptual king adalah dalam pembuatan asuhan keperawatan dan komunikasi interaksi.
1.      Asuhan keperawatan
Dalam membuat asuhan  keperawatan terdiri dari beberapa langkah :
a.       Pengkajian
Aplikasi konseptual king pada tahap ini adalah menggali informasi dari pasien / klien dengan tetap menjaga komunikasi dengan baik dan mampu menyesuaikan dengan  kondisi sosial dan budaya pasien.
b.      Diagnosa keperawatan
Dalam tahap ini setelah melakukan pengkajian perawat dapat memberikan kesimpulan awal dan tetap menjaga komunikasi yang baik kepada pasien/ klien dan keluarga.
c.       Perencanaan
Ditahap ini perawat mengkomunikasikan hasil diagnosa kepada tenaga medis lain (Dokter,teman sejawat).
d.      Imnplementasi/pelaksanaan  
Dalam tahap ini yaitu pengaplikasiannya tetap berkomunikasi dan bekerja sama dalam penanganan terhadap pasien.
e.       Evaluasi
Tetap meminta penilaian dari hasil penanganan yang telah dilakukan terhadap pasien .
2.      Komunikasi interpersonal terhadap pasien
Komunikasi disini adalah bagaimana profesi perawat tetap mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien karena ada sebuah teori             ( ungkapan )  yang menyebutkan bahwa salah satu cara mempercepat sebuah proses penyembuhan yaitu dengan adanya komunikasi yang baik dan tetap memperhatikan aspek sosial dan budaya sekitar.
3.      Sosialisasi keperawatan di masyarakat
Jika berpegang pada model konseptual king maka salah satu implementasi model tersebut adalah sosialisasi kesehatan kepada masyarakat,dalam hal ini adalah mengedepankan Dynamic Interacting Systems yaitu system social. Perawat dalam posisinya, membantu apa yang mereka ketahui, apa yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan kegiatan untuk memelihara kesehatannya.artinya di sini profesi perawat di tuntut mampu mensosialisasikan tentang kesehatan kepada masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mampu menjaga kesehatan mulai lingkungan kecil yaitu keluarga,karena sebuah ungkapan mengatakan lebih baik mencegah dari pada mengobati.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.      Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada interpersonal systems.Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang spesifik.
2.      Menggunakan komunikasi untuk membantu klien membangun kembali adaptasi positif dengan lingkungan.
3.       Emogene king memandang keperawatan sebagai  proses  interaksi pasien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.artinya konsep ini telah membahas konsep sentral keperawatan yaitu manusia,lingkungan,kesehatan dan keperawatan itu sendiri.
4.      Beberapa aplikasi dari konseptual king yaitu diantaranya pembuatan askep,komunikasi interpersonal terhadap pasien sakit,sosialisasi keperawatan di masyarakat.


DAFTAR PUSTAKA
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and practice.
Perry, potter. (2005). Fundamental  keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC
http://ikadewimuriyati.blogspot.com/2012/10/kontribusi-imogene-m-king-terhadap.html   ( di akses pada 27 November 2013 pukul 10:25 Wita )
http://stikunsap.forumotion.net/t3-model-konsep-keperawatan  ( di akses pada 28 November 2013 pukul 21:25 Wita )
http://www.slideshare.net/RNingtyasHardjodisastro/teori-pencapaian-tujuan   ( di akses pada 29 November 2013 pukul 23:25 Wita )










 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar