LAPORAN KELOMPOK
9
“
KEWARGANEGARAAN “
PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA DALAM KEHIDUPAN
BERMASYARAKAT,BERBANGSA DAN BERNEGARA
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
S1
KEPERAWATAN
2013
Di
susun Oleh :
Kelompok
1 B
1.
Mustika Murina
2.
Melia Mayamsari
3.
Erliana Eka Safitri
4.
M.Hajriadi
5.
Superapto
6.
Laili Masruri
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah kami mata kuliah IKD 1 dengan materi “ Model
konseptual Jean Watson ” tepat pada waktunya.
Semoga makalah kami ini bisa bermanfa’at bagi pihak
yang membacanya. Kami sadar bahwa dalam makalah kami ini banyak kekurangannya.
Untuk itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca akan kami terima dengan
senang hati. Sekian, kami ucapkan terima kasih.
Banjarmasin,
4 Desember 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI Hal
Kata Pengantar
.............................................................................................. ...... i
Daftar Isi
.............................................................................................................. ii
BAB I.PENDALUAN ..........................................................................................
1
a. Latar
Belakang.......................................................................................
1
b. Rumusan Masalah .................................................................................
2
c.
tujuan penulisan......................................................................................
2
BAB II.PEMBAHASAN.......................................................................................
3
A.
Model konseptual Emogene King.........................................................
3
B.
Teori – teori keperawatan ( Emogene
King )........................................ 10
C.
Pandangan Emogene King terhadap
keperawatan................................
11
D.
Aplikasi dalam praktek keperawatan..................................................... 12
BAB III.PENUTUP.................................................................................................
Kesimpulan.....................................................................................................
Daftar
Pustaka...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
i.
Latar
belakang
Perkembangan
keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan
secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan
keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, baik dibidang
pendidikan maupun di tatanan praktek keperawatan. Pada masa lalu keperawatan
dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi sehingga keperawatan dianggap
hanya sebagai kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmu n yang kokoh.
Salah satu komponen
penting pengembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena
riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah keperawatan dan
mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan
dalam praktek keperawatan serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan
(Body of Knowledge).
Masalah yang
muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja
teori/konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil
penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam
praktek keperawatan.
Untuk
menghindari hal tersebut, sebelum suatu teori diterapkan pada praktek
keperawatan tertentu dan dipergunakan peneliti sebagai kerangka kerja
teori/konsep dari suatu riset keperawatan, sangat perlu terlebih dahulu
dilakukan teori analisis. Pada dasarnya teori analisi mempunyai prosedur antara
lain original, meaning, logical adequacy, usefulness, generalizability,
parsimony dan testability yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan,
keterbatasan dan manfaat dari teori tersebut sehingga dapat dipertimbangkan
untuk tambahan pengujian atau validasi.
Dalam
tulisan ini mencoba untuk menyajikan hasil analisa Theory of Goal Attainment
yang diperkenalkan oleh Imogene M. King pada tahun 1971. Teori pencapaian
tujuan merupakan teori yang bersifat terbuka dan dinamis, dengan sembilan
konsep utama yang meliputi interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran,
stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner, A. 1986).Dan di dalamnya
juga akan di bahas berbagai teori yang batah tubuhnya berasal dari metode konseptual
Emogene king.
ii.
Rumusan
masalah
a.
Menjelaskan tentang model konseptual
Emogene King
b.
Teori – teori keperawatan ( Emogene
King )
c.
Pandangan Emogene King terhadap
keperawatan
d.
Aplikasi dalam praktek keperawatan
iii.
Tujuan dan
manfaat
1.
Mengetahui model konseptual Emogene
King
2.
Mengetahui berbagai teori yang batah
tubuhnya dari model konseptual King
3.
Mengetahui Pandangan King terhadap
Keperawatan
4.
Bagaimana mengaplikasikan teori dan
model konseptual King
BAB II
PEMBAHASAN
A.
MODEL
KONSEPTUAL EMOGENE KING
Keperawatan
adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu dan kelompok untuk
mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat kesehatan dengan memperhatikan,
memikirkan, menghubungkan, menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga
individu atau kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi
keperawatan.Keperawatan berhubungan langsung dengan lingkungan, tempat atau
ruang dan waktu untuk membentuk suatu hubungan menanggulangi status kesehatan
dalam proses interpersonal reaksi interaksi dan transaksi dimana perawat dan
klien berbagi informasi mengenai persepsinya dalam keperawatan.Kerangka ini dikenal
dengan system kerangka terbuka. Asumsi yang mendasari kerangka ini adalah
Asuhan keperawatan berfokus pada manusia termasuk berbagai hal yang
mempengaruhi kesehatan seseorango Tujuan asuhan keperawatan adalah kesehatan
bagi individu, kelompok dan masyarakat.Manusia selalu berinteraksi secara
konstan terhadap lingkungan dalam kerangka konsep ini.
1.
Tahapan prosedur analisa model konseptual emogene king
a. Sumber Teori
(Origins).
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
Dalam menemukan teori, King secara bertahap mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dimulai pada periode 1961-1966, yaitu tentang “Konsep Umum dari Perilaku Manusia” (General Concepts of Human Behavior). Ini merupakan konseptual yang dihasilkan melalui penelaahan literatur. Pada tahun 1966- 1968, ia mengeluarkan artikel yang berjudul “Kerangka Kerja Konseptual Keperawatan” (A Conceptual Framework for Nursing). Selanjutnya pada tahun 1968-1972 King menyimpulkan teori keperawatan sebagai berikut:
1. Gambaran
yang sistematis dari keperawatan adalah syarat mutlak untuk mengembangkan
keperawatan.
2. Pada periode
ini pula (1971) ia mengatakan, perawat adalah individual dan professional
tetapi keperawatan belum sebagai ilmu. Pada tahun 1980-1981 mempublikasikan
teori keperawatannya “sebagai suatu sistem, konsep dan proses”.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan konsen terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.
Pada suatu pertemuan King mengatakan “teori sistem dari ilmu perilaku mendukung pengembangan interaksi yang dinamis”. King megidentifikasi sistem yang dinamis dalam tiga sistem interaksi: personal systems (individuals), interpersonal systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll) yang disebut dengan Dynamic Interacting Systems. Hal ini timbul dari asumsi dasar King bahwa jika tujuan keperawatan konsen terhadap pencapaian tujuan dari setiap individu dan kelompok serta suatu alasan yang dapat diterima, berarti hal ini merupakan suatu sistem yang terbuka dan pada akhirnya kerangka kerja konseptual harus diorganisir untuk menggabungkan ide-ide. Menurut King sistem interaksi yang dinamis digambarkan sebagai proses interaksi manusia sebagai individu, kelompok dan masyarakat dengan lingkungannya sebagai sistem yang terbuka dan berorientasi pada pencapaian tujuan (Goal Attainment). Konsep utama dari teori Goal Attainment meliputi: interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu dan ruang (Marriner,A. 1986). Teori King merupakan model teori induktif yang memformulasikan teorinya melalui studi leteratur, diskusi, penelitian dan lain-lain.
b. Makna
(Meaning).
King
mendefenisikan teorinya sebagai serangkaian konsep yang saling berhubungan
dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan. Teori ini membangun
tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge), yang diperkuat oleh dua
metode:
1. Teori
keperawatan King dapat dikembangkan dan diuji melalui riset.
2. Prosedur lain dapat juga dengan menelusuri
ulang dan dapat diteliti dengan pengembangan sembilan konsep utama teori Goal
Attainment.
Manfaat dari
teori ini adalah:
1. Mengkontribusi
pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan.
2. Dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan.
3. Konsep teori
ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
sepesifik.
4. Sebagai
pendekatan untuk menyeleksi dan memilih konsep yang dijadikan dasar praktek
keperawatan profesional.
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
Keterkaitan dari beberapa pernyataan King dan konsepnya:
5. Beberapa
penjelasan konsep cukup konsisten.
6. Konsep yang
satu dengan konsep yang lainnya cukup jelas dalam membentuk suatu teori.
c. Kecukupan
Logis (Logical Adeguacy)
Konsep teori
ini diprediksi dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek,
sosial, ekonomi dan politik, karena sistem ini terbuka dan dinamis. Teori ini
cukup adekuat (memenuhi syarat) dan logis karena beberapa konsep yang ada
didukung oleh beberapa riset.
d. Manfaat
(Usefulness).
Banyak riset
dan studi yang mendukung teori ini berpusat pada aspek teknis perawatan klien
dan system pelayanan keperawatan. Walaupun teorinya bersifat abstrak dan tidak
dapat segera diaplikasikan secara konkrit pada praktek keperawatan dan program
pendidikan keperawatan, namun bila berkenaan dengan situasi nyata maka teori
ini harus terlebih dahulu didefenisikan, diidentifikasi dan diuraikan baru
dapat diaplikasikan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.
Perawat-perawat yang ingin mengaplikasikan teori ini pada praktek keperawatan, harus mempunyai pengetahuan dari konsep-konsep yang ada dalam teori pencapaian tujuan (Goal Attainment) dan memiliki kemampuan untuk membuat perencanaan keperawatan individu sambil mendorong partisipasi aktif pasien dalam fase pengambilan keputusan. Teori ini merupakan hasil riset dan dapat dikembangkan kembali melalui riset, sehingga teori ini masuk dalam desain kurikulum pendidikan keperawatan.
e. Generalisasi
(Generalizability).
Teori
pencapaian tujuan dapat dipergunakan dan menjelaskan atau memprediksi sebagian
besar fenomena dalam keperawatan, tetapi teori ini juga mempunyai keterbatasan
khususnya penerapan pada keperawatan klien yang tidak mampu berinteraksi dengan
perawat, contohnya: Klien koma, bayi baru lahir dan pada kasus-kasus psikiatri.
f. Parsimony.
Konsep-konsep
dari teori pencapaian tujuan dapat dijelaskan secara mudah dan dapat dipahami
meskipun cukup komplek dan defenisi yang dikemukakan cukup jelas.
g. Testability.
Teori ini
dapat memprediksi suatu kejadian/phenomena dalam keperawatan melalui penetapan
hipotesis dalam penelitian.
Asumsi Emogene king
sehingga mengemukakan model konseptual ini adalah :
1.
Asumsi
Eksplisit meliputi :
a)
Fokus sentral dari keperawatan adalah interaksi dari manusia dan
lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia
b)
Individu
adalah makhluk sosial,
mengirim, rasional, reaksi, penerimaan, kontrol, berorientasi pada kegiatan waktu.
c)
Proses
interaksi dipengaruhi oleh persepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai pasien serta
perawat.
d)
Manusia
sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpartisipasi dalam
membuat keputusan yang
mempengaruhi kehidupannya.
e)
Tanggung
jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu
tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka mengambil keputusan.
f)
Tujuan
pemberi dan penerima pelayanan kesehatan mungkin tidak sama.
2.
Asumsi Implisit meliputi :
a)
Pasien ingin
berpartisipasi secara aktif dalam proses keperawatan.
b)
Pasien
sadar, aktif, dan secara kognitif mampu berpartisipasi dalam pembuatan atau
pengambilan keputusan.
c)
Individu
mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d)
Individu
mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
2.
Theory of goal attainment 1971
King
mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu
perilaku terapan, diskusi dengan beberapa teman sejawat dan menghadiri beberapa
konferensi serta alasan-alasan induktif dan deduktif dari beberapa
pemikiran-pemikiran kritis. Dari informasi yang terkumpul tersebut, kemudian
King memformulasikan kedalam suatu kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) pada tahun 1971. King mengidentifikasi kerangka kerja konseptual
(Conceptual Framework) sebagai sebuah kerangka kerja sistem terbuka, dan teori
ini sebagai suatu pencapaian tujuan. King mempunyai asumsi dasar terhadap
kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya (Human Being) sebagai
sistem terbuka yang secara konsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi
yang lain bahwa keperawatan berfokus pada interaksi manusia dengan
lingkungannya dan tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu dan
kelompok dalam memelihara kesehatannya. Kerangka kerja konseptual (Conceptual
Framework) terdiri dari tiga sistem interaksi yang dikenal dengan Dynamic
Interacting Systems, meliputi: Personal systems (individuals), interpersonal
systems (groups) dan social systems (keluarga, sekolah, industri, organisasi
sosial, sistem pelayanan kesehatan, dll).
a. Dynamic interacting systems
1.
Sistem
personal
Adalah individu atau pasien yang dilihat sebagai sistem terbuka, mampu
berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Sistem
personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep berinteraksi yaitu: persepsi,
diri, tumbang, waktu, ruang, dan jarak.
2.
Sistem
interpersonal
Adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini
dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi,
komunikasi, transaksi, stress, koping.
3.
Sistem
sosial
Merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatan lingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku masyarakat, interaksi,
persepsi, dan kesehatan.
b. Konsep teori emogene king (
pencapaian tujuan )
Fokus teory Imogene M. King adalah Human Being
dengan prinsip Goal Attainment (Pencapaian tujuan ) yang berfokus pada system
interpersonal.
Asumsi dasar
King tentang manusia seutuhnya (Human Being) meliputi sosial, perasaan,
rasional, reaksi, kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Human being
mempunyai tiga dasar kebutuhan kesehatan yang fundamental :
1.
Kebutuhan terhadap informasi
kesehatan dan dapat dipergunakan pada saat dibutuhkan.
2.
Kebutuhan terhadap palayanan
kesehatan bertujuan untuk pencegahan penyakit.
3.
Kebutuhan terhadap pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan ketika individu tidak mampu untuk membantu dirinya
sendiri.
Berdasarkan
kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar tentang human
being, King menderivatkan menjadi teori Pencapaian Tujuan (Theory of Goal
Attainment). Elemen utama dari teori pencapaian tujuan adalah interpersonal
systems, dimana dua orang (perawat-klien) yang tidak saling mengenal berada
bersama-sama di organisasi pelayanan kesehatan untuk membantu dan dibantu dalam
mempertahankan status kesehatan sesuai dengan fungsi dan perannya. Dalam
interpersonal systems perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space).
Menurut King intensitas dari interpersonal systems sangat menentukan dalam
menetapkan dan pencapaian tujuan keperawatan. Dalam interaksi tersebut terjadi
aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana
konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek
keperawatan, meliputi :
1.
Interaksi, yaitu suatu proses dari persepsi dan komunikasi antara individu dengan
individu, individu dengan kelompok, individu dengan lingkungan yang
dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
2.
Persepsi, diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, yang berhubungan
dengan pengalaman masa lalu, konsep diri, sosial ekonomi, genetika dan latar
belakang pendidikan.
3.
Komunikasi, yaitu suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain
secara langsung maupun tidak langsung.
4.
Transaksi, interaksi yang mempunyai maksud tertentu dalam pencapaian tujuan. Yang
termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia
dengan lingkungan.
5.
Peran, merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya
dalam sistem sosial.Tolak ukurnya adalah hak dan kewajiban sesuai dengan
posisinya. Jika terjadi konflik dan kebingungan peran maka akan mengurangi
keefektifan pelayanan kesehatan.
6.
Stress, suatu keadaan dinamis yang terjadi akibat interaksi manusia dengan
lingkungannya. Stress melibatkan pertukaran energi dan informasi
antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
7.
Pertumbuhan dan perkembangan, tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilaku yang
kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
8.
Waktu, adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwa yang lain
sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
9.
Ruang, yaitu area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan pasien
Menurut King, tujuan pemberian
asuhan keperawatan dapat dicapai jika perawat dan pasien saling bekerja sama
dalam mengidentifikasi masalah serta menetapkan tujuan bersama yang hendak
dicapai.
3.
manusia seperti sistem terbuka yang berinteraksi
dengan lingkungannya ( 1981 )
Emogene king
mulai merumuskan model ini, bersama-sama dengan Teori Pencapaian Tujuan, selama
periode ketika perawat mencoba untuk menjadi ilmuwan dan praktisi profesional.
King (1981) menyempurnakan menjadi konsep teori keperawatan yang terdiri dari
ses ba berikut:
1.
Sebuah kerangka kerja sistem terbuka sebagai dasar
pencapaian tujuan.
2.
Keperawatan sebagai sistem utama dalam sistem
perawatan kesehatan.
3.
Keperawatan penekanan proses pada proses
interpersonal.
King
memandang Manusia sebagai makhluk reaksi yang menyadari lingkungannya dan
membuatnya merespon didasarkan pada harapannya, persepsi dan
kebutuhan. Manusia sebagai makhluk time, berorientasi biasanya dikontrol
berorientasi waktu. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki pertukaran
transaksi terus menerus dengan orang lain dan dengan lingkungan (king, 1981).
King (1981)
mendefinisikan Kesehatan sebagai:
Kesehatan
adalah proses yang dinamis, selalu berubah itu adalah suatu keadaan. Ini
bukan yang ingin dicapai, itu adalah
keberadaan cairan yang sedang berlangsung, bukan keadaan statis.
Kings 'Konsep Keperawatan (1981):
Nursing
berkaitan dengan dilihat perawat-klien interaksi, yang fokus adalah untuk
membantu individu untuk mempertahankan kesehatan dan bertindak sesuai
kebutuhan.Hal ini dianggap sebagai kursus interpersonal tindakan, interaksi
reaksi, dan pelaksanaan.Interaksi dipengaruhi oleh kedua persepsi perawat dan
klien. Keperawatan mendorong, mendukung dan membawa kembali kesehatan
serta menyediakan perawatan untuk orang sakit, terluka, atau pasien sekarat,Ini
adalah pekerjaan pelayanan yang membahas kebutuhan sosial.Nurse berarti untuk
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Keperawatan
memotivasi seorang perawat dan pasien untuk bertukar informasi mengenai
pandangan mereka (jika sudah benar, maka tujuan terealisasi, pengembangan dan
pertumbuhan ditingkatkan, yang kemudian menghasilkan asuhan keperawatan yang
efektif, lebih jauh lagi, ketika seorang perawat dan pasien mengakui kinerja
peran yang harmonis dan harapan, transaksi terjadi, tetapi ketika konflik peran
timbul stres transpires).Keperawatan mempekerjakan strategi berorientasi pada
tujuan dimana orang-orang dalam suatu sistem sosial bertindak bersama-sama,
perawat memberikan keterampilan khusus dan pengetahuan ke dalam proses
keperawatan, sedangkan pasien menawarkan persepsi dan pengetahuan diri.
B. TEORI - TEORI KEPERAWATAN ( EMOGENE
KING )
1.
Keperawatan berusaha untuk
mengintegrasikan, sistem pribadi interpersonal dan sosial yang mempengaruhi
kesehatan pasien-merupakan model penting untuk perawatan kesehatan di masa
sekarang dan di luar (Whelton, 1999).
2.
Model konseptual King menggaris
bawahi pentingnya interaksi perawat-pasien yang menganggap antarmuka ini
sebagai suatu sistem terbuka yang bersentuhan terus dengan berbagai faktor
lingkungan ( George, 2002).
3.
Teori Sistem dan Teori Pencapaian Tujuan king langsung
bergabung dengan sistem klasifikasi seperti hasil keperawatan, intervensi, dan
diagnosis, menunjukkan bahwa Teori Pencapaian Tujuan sangat penting untuk
berbasis bukti praktek keperawatan (Malinski, 2002).
4.
Keterampilan komunikasi yang buruk
juga mempengaruhi penetapan tujuan dan pencapaian tujuan (Williams, 2001).
5. keharusan bagi perawat dalam serangkaian komunikasi dengan pasien
maupun dalam penyuluhan kesehatan dimasyarakat.Empat keharusan tersebut
yakni:pengetahuan,ketulusan,semangat,praktek ( Karioso )
C. PANDANGAN
EMOGENE KING TERHADAP KEPERAWATAN
1.
Konsep
Manusia
King memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka yang berinteraksi dengan lingkungan. Artinya sebagai seorang perawat harus mampu menjadi agen komunikasi dalam
membangun kembali adaptasi klien dengan lingkungan.
2.
Konsep
Lingkungan
Lingkungan adalah sistem sosial yang ada dalam masyarakat yang saling berinteraksi dengan sistem lainnya secara terbuka. Artinya sebagai seorang yang
berprofesi sebagai perawat kita di tuntut untuk mampu berkomunikasi dan
beradaptasi dengan lingkungan sekitar atau dengan kata lain mampu
bersosialisasi terhadap sosial sekitar.
3.
Konsep Sehat
King mendefinisikan sehat sebagai pengalaman hidup manusia yang dinamis,
yang secara berkelanjutan melakukan penyesuaian terhadap stressor internal dan
eksternal melewati rentang sehat sakit, dengan menggunakan sumber- sumber yang
dimiliki oleh seseorang atau individu untuk mencapai kehidupan sehari- sehari
yamg maksimal. Artinya sebagai seorang yang berprofesi sebagai
perawat bukan hanya memberi penanganan kepada yang sakit sebagai pasien
,melainkan juga yang sehat sebagai klien.
4.
Konsep
Keperawatan
King menyampaikan pola intervensi keperawatannya adalah proses interaksi
pasien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang menimbulkan aksi,
reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan maksud tercapainya
suatu persetujuan dan membuat transaksi.artinya konsep ini sudah mencakup
tiga konsep di atas sebelumnya.
D. APLIKASI DALAM KEPERAWATAN
Teori
imoegene king lebih memngedepankan intraksi antara perawatn dengan
pasien,perawat dengan klien,dan perawat dengan teman sejawat ( tenaga medis ).
Dan dalam hal ini kami mengambil contoh untuk model konseptual king adalah
dalam pembuatan asuhan keperawatan dan komunikasi interaksi.
1.
Asuhan keperawatan
Dalam
membuat asuhan keperawatan terdiri dari
beberapa langkah :
a.
Pengkajian
Aplikasi konseptual king pada tahap
ini adalah menggali informasi dari pasien / klien dengan tetap menjaga
komunikasi dengan baik dan mampu menyesuaikan dengan kondisi sosial dan budaya pasien.
b.
Diagnosa keperawatan
Dalam tahap ini setelah melakukan
pengkajian perawat dapat memberikan kesimpulan awal dan tetap menjaga
komunikasi yang baik kepada pasien/ klien dan keluarga.
c.
Perencanaan
Ditahap ini perawat
mengkomunikasikan hasil diagnosa kepada tenaga medis lain (Dokter,teman
sejawat).
d.
Imnplementasi/pelaksanaan
Dalam tahap ini yaitu
pengaplikasiannya tetap berkomunikasi dan bekerja sama dalam penanganan
terhadap pasien.
e.
Evaluasi
Tetap meminta penilaian dari hasil
penanganan yang telah dilakukan terhadap pasien .
2.
Komunikasi interpersonal terhadap
pasien
Komunikasi
disini adalah bagaimana profesi perawat tetap mampu berkomunikasi dengan baik
kepada pasien karena ada sebuah teori ( ungkapan ) yang menyebutkan bahwa salah satu cara mempercepat
sebuah proses penyembuhan yaitu dengan adanya komunikasi yang baik dan tetap
memperhatikan aspek sosial dan budaya sekitar.
3. Sosialisasi keperawatan
di masyarakat
Jika berpegang pada model konseptual king maka salah
satu implementasi model tersebut adalah sosialisasi kesehatan kepada
masyarakat,dalam hal ini adalah mengedepankan Dynamic Interacting Systems yaitu
system social. Perawat dalam posisinya, membantu apa yang mereka ketahui, apa
yang mereka pikirkan, bagaimana mereka merasakan dan bagaimana mereka melakukan
kegiatan untuk memelihara kesehatannya.artinya di sini profesi perawat di
tuntut mampu mensosialisasikan tentang kesehatan kepada masyarakat dengan
tujuan agar masyarakat mampu menjaga kesehatan mulai lingkungan kecil yaitu
keluarga,karena sebuah ungkapan mengatakan lebih baik mencegah dari pada
mengobati.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Teori
pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka
kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human
Being. Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) berfokus pada
interpersonal systems.Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada
pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan
sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat
dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti dan praktisi untuk
menganalisa dan mengidentifikasi kejadian dalam situasi keperawatan yang
spesifik.
2. Menggunakan
komunikasi untuk membantu klien membangun kembali adaptasi positif dengan
lingkungan.
3.
Emogene king memandang
keperawatan sebagai proses interaksi pasien dan perawat meliputi komunikasi dan persepsi yang
menimbulkan aksi, reaksi, dan jika ada gangguan, menetapkan tujuan dengan
maksud tercapainya suatu persetujuan dan membuat transaksi.artinya
konsep ini telah membahas konsep sentral keperawatan yaitu
manusia,lingkungan,kesehatan dan keperawatan itu sendiri.
4. Beberapa
aplikasi dari konseptual king yaitu diantaranya pembuatan askep,komunikasi
interpersonal terhadap pasien sakit,sosialisasi keperawatan di masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
Kozier, B. Et al. (1995). Fundamentals of nursing; concepts, process, and
practice.
Perry, potter. (2005). Fundamental keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC
http://ikadewimuriyati.blogspot.com/2012/10/kontribusi-imogene-m-king-terhadap.html (
di akses pada 27 November 2013 pukul 10:25 Wita )
http://riskyindrakurniawan.blogspot.com/2012/01/teori-keperawatan-imogene-m-king.html ( di akses pada 27
November 2013 pukul 10:00 Wita )
http://syehaceh.wordpress.com/2009/03/11/theory-of-goal-attainmentimogene-m-king/ (
di akses pada 27 November 2013 pukul 10:20 Wita )
http://stikunsap.forumotion.net/t3-model-konsep-keperawatan ( di akses pada 28 November 2013 pukul 21:25 Wita )
http://www.slideshare.net/RNingtyasHardjodisastro/teori-pencapaian-tujuan ( di akses pada 29 November 2013 pukul 23:25 Wita )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar