BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau
mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi. Perawat mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu merupakan
pendekatan dalam penyelesayan masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu dikelas dan
mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Perubahan pelayanan kesehatan / keperawatan merupakan
kesatuan yang menyatu dalam perkemangan dan perubahan keperawatan di indoneria.
Bahkan adalah suatu yang aneh atau tidak semestinya terjadi, apabila masyarakat
umum dan lingkungan terus menerus berubah, sedangkan keperawatan yang merupakan
bagian masyarakat tersebut tidak berubah dalam menata kehidupan keprofesiannya.
Perubahan adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan
berperan aktif dalam menghadapi era kesejagatan(millennium III). Maka
keperawatan Indonesia, khususnya masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional
keperawatan Indonesia, melihat dan mempertahankan proses profesionalisasi pada
era kesejagatan ini bukan sebagai suatu ancaman untuk ditakuti atau dihindari,
tetapi merupakan tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses
propesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarka diri dengan
keperawatan dinegara-negara lain.
Mewujudkan keperawatan sebagai profesi diindonesia
bukan hanya sekedar perjuangan untuk membela nasib para perawat yang sudah
sejak lama kurang menjadi perhatian, namun lebih dari itu, yaitu berupaya untuh
memenuhi hak masyarakat dalam mendapatkan asuhan keperawatan yang profesional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan konsep berubah ?
2. Sebutkan macam-macam perubahan yang dapat
terjadi ?
3. Apa saja jenis dan bagaimaa proses terjadinya
perubahan ?
4. Sebutkan teori yang dikemukakan para ahli
tentang konsep perubahan ?
5. Sebutkan tingkatan-tingkatan dari konsep
berubah ?
6. Bagaimana respon diri terhadap suatu
perubahan ?
7. Apa yang menjadi motivasi dalam melakukan
suatu perubahan?
8. Apa yang menjadi faktor penghambat perubahan?
9. Strategi apa saja yang dilakukan untuk
membuat suatu perubahan ?
- Bagaimanakah perencanaan dan pelaksanaan perubahan?
- Apa yang menjadi kunci sukses strategi untuk terjadinya perubahan yang baik?
- Sebutkan pedoman yang digunakan untuk mencapai suatu perubahan ?
- Bagaimana peran perawat dalam proses perubahan sebagai pembaharuan ?
C. TUJUAN PENULISAN
- Untuk mengetahui defenisi dari konsep berubah.
- Untuk mengetahui macam-macam perubahan yang dapat terjadi.
- Untuk mengetahui jenis dan bagaimaa proses terjadinya perubahan.
- Untuk mengetahui teori – teori yang berhubungan dengan konsep berubah.
- Untuk mengetahui tingkatan-tingkatan dari konsep berubah.
- Untuk mengetahui respon diri terhadap suatu perubahan.
- Untuk mengetahui apa saja yang menjadi motivasi dalam melakukan suatu perubahan.
- Untuk mengetahui faktor penghambat perubahan.
- Untuk mengetahui strategi apa saja yang dilakukan untuk mmbuat suatu perubahan.
10. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan dan
pelaksanaan perubahan.
11. Untuk mengetahui kunci sukses strategi untuk
terjadinya perubahan yang baik.
12. Untuk mengetahui pedoman yang digunakan untuk
mencapai suatu perubahan.
13. Untuk mengetahui peran perawat dalam proses
perubahan sebagai pembaharu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perubahan
Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya
peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi statis yang
bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
Banyak definisi tentang berubah, dua diantaranya yaitu
:
1. Berubah merupakan kegiatan atau proses yang
membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya (
Atkinson,1987)
2. Berubah merupakan proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu atau instuisi ( Brooten, 1987 )
3. :• Proses pergerakan perpindahan untuk meninggalkan
suatu sistim ke sistim yang lain dengan jalan meninggalkan status/ sistim yang
terdahulu untuk mendapatkan output yang berbeda ( Gillies 1998 ) \
4. Pengertian
manjemen perubahan• Adalah suatu proses secara sistimatis dalam menerapkan
pengetahuan, sarana dan sumberdaya yang diperlukan untuk mempengruhi perubahan
pada orang yang terkena dampak perubahan ( Pott dan Mars 2004)
·
Pendekatan
dalam melakukan perubahan:•
·
Pertama : Mengidentifikasi siapa yang terkena dampak
perubahan dan yang mungkin menolak perubahan•
·
Kedua : Menelusuri sumber, type dan tingkat resistensi
perubahan yang mungkin ditemukan•
·
Ketiga : Mendesain strategi yang efektif untuk
mengurangi resistensi
Perubahan bisa terjadi setiap saat dan merupakan
proses yang dinamik serta tidak dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari
keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak ada pertumbuhan dan tidak ada
dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan, kebingungan, kegagalan dan
kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan pada orang lain. Merubah
orang lain bisa bersifat implisit dan eksplisit atau bersifat tertutup dan
terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik
lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin mengembangkan
strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Keperawatan yang sedang berada pada proses
profesionalisasi terus berusaha membuat atau merencanakan perubahan. Adaptasi
terhadap perubahan telah menjadi persyaratan kerja dalam keperawatan. Personal
keperawatan bekerja untuk beberapa pimpinan, termasuk klien dan keluarganya,
dokter, manajer keperawatan, perawat pengawas dan perawat penanggung jawab yang
berbeda dalam tiap ship. Perawat pelaksana menemukan peran bahwa mereka berubah
beberapa kali dalam satu hari. Kadang seorang perawat menjadi manajer, kadang
menjadi perawat klinik, kadang menjadi konsultan dan selalu dalam peran yang
berbeda. Sebagai perawat pelaksana maupun sebagai manajer keperawatan kita
perlu membuat perubahan untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Perawat tentu saja berharap perubahan
tersebut jangan sampai menimbulkan konflik. Oleh karena itu, sebaiknya perawat
perlu mengetahui teori-teori yang mendasari perubahan.
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan perubahan atau
mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau sutuasi. Perawat mempunyai
keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu merupakan
pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu di kelas dan
mempunyai pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
B. Macam – macam Perubahan
a. Perubahan ditinjau dari sifat proses:
1. Perubahan bersifat berkembang
Mengikuti dari proses perkembangan yang ada baik pada
individu, kelompok atau masyarakat secara umum.artinya perubahan tersebut karna
faktor lingkungan sekitar,contoh anak kost ?
2. Perubahan bersifat spontan
Dapat terjadi karena keadaan memberikan respon
tersendiri terhadap kejadian yang bersifat alami yang diluar kehendak manusia
yang tidak dapat diramalkan/ diprediksikan sehingga sulit untuk diantisipasi.
3. Perubahan bersifat direncanakan
Sifat perubahan satu ini dilakukan bagi individu,
kelompok atau masyarakat imgin mengadakan perubahan kearah yang lebih maju atau
mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan yang lebih baik.contohnya
sistem pembelajaran KBK.
b. Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan
1. Perubahan partisipatif
- Melalui penyediaan informasi yang cukup
- Adanya sikap positif terhadap inovasi
- Timbulnya komitmen
2. Perubahan paksaan (coerced change)
- Melalui perubahan total dari organisasi
- Memerlukan kekuatan personal (personal power)
- Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan
a.
Perubahan
berencana
- Menyesuaikan kegiatan dengan tujuan
- Dengan titik mula yang jelas dan dipersipkan, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b.
Perubahan acak/ kacau
- Tanpa usaha mempersiapkan titik awal perubahan.
- Tidak ada usaha mempersipakan kegiatan sesuai dengan tujuan.
C. Jenis dan Proses Perubahan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara,
termasuk perubahan yang direncanakan atau yang tidak direncanakan. Perubahan
yang tidak direcanakan adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu persiapan,
sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah peribahan yang direncanakan dan
dipiikirkan sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya
suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana lebih mudah dikelola daripada
perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat
karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola
perubahan.
D. Teori Perubahan
1. Teori kurt lewin
Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan
menjadi 3 tahapan :
- Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula
dan berubahnya keseimbangan yang ada. Merasa perlu untuk berubah dan berupaya
untuk berubah, menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan melakukan perubahan.
Masalah biasanya muncul akibat adanya
ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah
mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
- Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap
perkembangan baru, karena memiliki
cukup informasi, serta sikap dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang
dipahami dan mengetahui langkah-langkah penyalasaian yang harus dilakukan,
melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap baru.
Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi
dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
- Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai
keseimbangan baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk tidak mengalami
kemunduran atau atau bergerak kembali pada tingkat atau tahap perkembangan
semula. Oleh karena itu perlu selalu ada upaya untuk mendapatkan umpan balik,
kritik yang konstroktif dalam upaya pembinaan yang terus menerus dan
berkelanjutan.
Setelah memiliki dukungan dan alternatif pemecahan
masalah perubahan diintegrasikan dan distabilkan sebagai bagian dari sistem
nilai yang dianut. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi
orang-orang yang masih menghambat perubahan.
2. Teori Rogers
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
1. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang
berhubungan
Menjadi lebih baik dari metodeyang sudah ada
2. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai
yang ada
Tidak bertentangan
3. Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari
ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.
4. Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.
5. Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah
perubahan disebarkan.
Roger menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu :
Kesadaran, Keinginan, Evaluasi, Mencoba, Penerimaan.
Roger percaya proses penerimaan terhadap perubahan
lebihh komplek dari pada 3 tahap yang dijabarka lawin. Terutana dalam setiap
individu yang terlibat dalam proses perubahan dapat menerima atau menolaknya.
Meskipun perubahan dapat diterima, mungkin saja suatu saat akan ditolak setelah
perubahan tersebut dirasakan sebagai hal yang menghambat keberadaanya.
Roger mengatakan bahwa berubah yang efektif tergantung
dari indifidu yang terlibat tertarik dan berupaya untuk sellalu berkembang /
maju serta mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.
3. Teori Lippitt
Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin.
Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam
sebuah perubahan yaitu :
- Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung
atau menghambat perubahan.
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah
3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau
secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
4. Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat
perencanaan.
5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang
berhubungan dengan masalah personal.
6. Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur
kekuatan untuk mempertahankannya.
7. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri
dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
4. Teori Redin
Menurut Redin sedikitnya ada empat hal yang harus di
lakukan seorang manajer sebelum melakukan perubahan, yaitu :
1) Ada perubahan yang akan dilakukan
2) Apa keputusan yang dibuat dan mengapa
keputusan itu dibuat
3) Bagaimana keputusan itu akan dilaksanakan
4) Bagaimana kelanjutan pelaksanaannya
Redin juga mengusulkan tujuh teknik untuk mencapai
perubahan :
1) Diagnosis
2) Penetapan objektif bersama
3) Penekanan kelompok
4) Informasi maksimal
5) Diskusi tentang pelaksanaan
6) Penggunaan upacara ritual
Intervensi penolakan tiga teknik pertama dirancang
bagi orang-orang yang akan terlibat atau terpengaruh dengan perubahan. Sehingga
diharapkan mereka mampu mengontrol perubahan tersebut.
5. Teori Havelock
Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan
menekankan perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.
1) Membangun suatu hubungan
2) Mendiagnosis masalah
3) Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
4) Memilih jalan keluar
5) Meningkatkan penerimaan
6) Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri.
6. Teori Spradley
Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus
secara konstan dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara
agen berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley :
1) Mengenali gejala
2) Mendiagnosis masalah
3) Menganalisa jalan keluar
4) Memilih perubahan
5) Merencanakan perubahan
6) Melaksanakan perbahan
7) Mengevaluasi perubahan
8) Menstabilkan perubahan.
E. Tingkat Perubahan
Ada empat tingkat perubahan yang perlu diketahui yaitu
pengetahuan, sikap, perilaku, individual, dan perilaku kelompok. Setelah suatu
masalah dianalisa, tentang kekuatannya, maka pemahaman tentang tingkat-tingkat
perubahan dan siklus perubahan akan dapat berguna. Hersey dan Blanchard (1977)
menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan perubahan.
Perubahan pertama dalam pengetahuan cenderung merupakan
perubahan yang paling mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca
buku, atau mendengarkan dosen. Sedangkan perubahan sikap biasanya digerakkan
oleh emosi dengan cara yang positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap
akan lebih sulit dibandingkan dengan perubahan pengetahuan. Tingkat kesulitan
berikutnya adalah perilaku individu. Misalnya seorang manajer mungkin saja
mengetahui dan mengerti bahwa keperawatan primer jauh lebih baik dibandingkan
beberapa model asuhan keperawatan lainnya, tetapi tetap tidak menerapkannya
dalam perilakunya karena berbagai alasan, misalnya merasa tidak nyaman dengan
perilaku tersebut. Perilaku kelompok merupakan tahap yang paling sulit untuk
diubah karena melibatkan banyak orang . Disamping kita harus merubah banyak
orang, kita juga harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi
juga sangat sulit.
Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka
perubahan bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif
dan perubahan yang diarahkan. Perubahan Partisipatif akan terjadi bila
perubahan berlanjut dari masalah pengetahuan ke perilaku kelompok. Pertama-tama
anak buah diberikan pengetahuan, dengan maksud mereka akan mengembangkan sikap
positif pada subjek. Karena penelitian menduga bahwa orang berperilaku
berdasarkan sikap-sikap mereka maka seorang pemimpin akan menginginkan bahwa
hal ini memang benar. Sesudah berprilaku dalam cara tertentu maka orang-orang
ini menjadi guru dan karenanya mempengaruhi orang lain untuk berperilaku sesuai
dengan yang diharapkan. Siklus perubahan partisipatif dapat digunakan oleh
pemimpin dengan kekuasaan pribadi dan kebiasaan positif. Perubahan ini bersifat
lambat atau secara evolusi, tetapi cenderung tahan lama karena anak buah
umumnya menyakini apa yang merekan lakukan. Perubahan yang terjadi tertanam
secara instrinsik dan bukan merupakan tuntutan eksterinsik.
Perubahan diarahkan atau paksaan Bertolak belakang
dengan perubahan partisifatif, perubahan ini dilakukan dengan menggunakan
kekuasaan, posisi dan manajemen yang lebih tinggi memberikan tengatng aarah dan
perilaku untuk system dari masalah : aktualnya seluruh organisasi dapat menjadi
fokus. Perintah disusun dan anak buah diharapkan untuk memenuhi dan
mematuhinya. Harapan mengembangkan sikap positif tentang hal tersebut dan
kemudian mendapatkan pengetahuan lebih lanjut. Jenis perubahan ini bersifat
berubah-ubah, cenderung menghilang bila manajer tidak konsisten untuk
menerapkannya.
F. Respon Terhadap Suatu Perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang
sebagai suatu motivator dalam meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi
kadang-kadang perubahan juga dipandang sebagai sesuatu yang mengancam
keberhasilan seseorang dan hilangnya penghargaan yang selama ini didapat.
apakah seseorang memandang perubahan sebagai suatu hal yang penting atau
negatif. Umumnya dalam perubahan sering muncul resistensi atau adanya penolakan
terhadap perubahan dalam berbagai tingkat dari orang yang mengalami perubahan
tersebut.
Menolak perubahan atau mempertahankan status quo
ketika berusaha melakukan perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa
merupakan sumber stress. Oleh karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan
sering didasarkan pada ancaman terhadap keamanan dari individu, karena
perubahan akan mengubah perilaku yang ada. Jika perubahan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah maka harus diberitahukan mengenai dampak yang
mungkin timbul akibat perubahan.
Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap
perubahan misalnya, kebiasaan, kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang
melibatkan ego. Orang-orang biasanya takut berubah karena kurangnya
pengetahuan, prasangka yang dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan
orang lain serta ketakutan pada perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi
kesulitan yang lebih tinggi. Perubahan memang menuntut investasi waktu dan
usaha untuk belajar kembali. Bila keperawatan yang sekarang berada pada proses
profesionalisasi untuk menjadi sebuah profesi yang mandiri takut atau tidak
siap dengan perubahan dan dampak yang mungkin ditimbulkannya, bagaimana
profesionalisasi itu akan terjadi ? Beberapa contoh ketakutan yang mungkin
dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :
1. Takut karena tidak tahu
2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan
atau keahlian yang terkait dengan pekerjaannya
3. Takut karena kehilangan kepercayaan /
kedudukan
4. Takut karena kehilangan imbalan
5. Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan
dan perhatian orang lain.
G. Motivasi dalam Perubahan
- Abraham Maslow
1. Fisiologi
2. Aman & keamanan
3. Mencintai/keb. sosial
4. Harga diri
5. Aktualisasi diri
Motivasi dalam perubahan adalah untuk mencapai
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
H. Faktor penghambat Perubahan
Menurut New dan Couillard(1981) faktor penghambat (restraining
force) :
1. Mengancam kepentingan peribadi
2. Presepsi yang kurang tepat
3. Reaksi psikologis
4. Tolleransi untuk berubah rendah
Faktor Pendorong :
a.
Karena kebutuhan dasar manusia
b.
Karena kebutuhan interpersonal,
c.
kebutuhan untuk berkumpul bersama,
d.
kebutuhan untuk melakjkan kontrol/ mengendalikan dan
kebutuhan untuk mendapatkan perasaan emosional/ dikasihi
- I. Strategi Membuat Perubahan
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah
dalam perubahan, strategi tersebut antara lain yaitu :
1) Strategi Persahabatan
Penekanan didasarkan pada kebersamaan dalam kelompok,
dengan cara mengenal kelompok, membangun ikatan sosial, diantara anggotanya.
Strategi ini cocok diterapkan pada anak buah yang membutuhkan rasa sosial yang
tinggi. Model ini cocok diterapkan pada kondisi pertimbangan tinggi dan
struktur rendah.
2) Strategi Politis
Hal ini identik dengan struktur kekuasaan formal dan
informal. Setelah struktur ini di identifikasi , baru dilakukan beberapa upaya
untuk mempengaruhi mereka yang berada pada kekuasaan. Anggapan dasar strategi
ini adalah sesuatu akan dicapai bila orang-orang yang berpengaruh dalam sebuah
sistem mau melakukannya.
3) Strategi Ekonomis
Tekanannya pada bagaimana mengendalikan materi. Dengan
sumber daya materi, apaun dan siapapun dapat membeli / menjual. Pelibatan hal
ini kedalam kelompok sering didasarkan pada pemilikan atau pengendalian
sumber-sumber daya yang dapat di jual.
4) Strategi Akademis
Strategi ini menekankan pada pengetahuan dan
pendalaman pengetahuan yang merupakan pengaruh primer. Anggapan dasarnya adalah
logis dan rasional,objektif : bahwa keputusan yang didasarkan pada apa yang
dianjurkan oleh penelitian adalah jalan terbaik untuk diikuti. Strategi ini
tidak mementingkan emosi. Jika mengusulkan cara maka pemimpin dapat mencari
studi penelitian yang mendukung tujuannya.
5) Strategi Teknis
Metoda ini tepat bagi orang-orang yang mengabaikan
subjek-subjek dengan memperhatikan lingkungannya. Ini merupakan salah satu
pendekatan sosiologis dengan anggapan dasar bahwa lingkungan disekelilingnya
berubah.
6) Strategi Militer
Metode ini berdasarkan pada kekuatan fisik dan ancaman
yang nyata. Posisi/kekuasaan digunakan juga dalam bentuk dan ancaman, bila
keinginan pimpinan tidak dipatuhi. Ini merupakan strategi struktur tingkat
tinggi.
7) Strategi Konfrontasi
Pendekatan ini menimbulkan konflik non kekerasan dan
non fisik diantara orang. Dengan melakukan ini, seorang pemimpin mendesak orang
untuk mendengar dan melihat apa yang terjadi selanjutnya akan terjadi
perubahan. Orang sering terbagi kedalam kelompok atau geng sebagai akibat
strategi ini. Bila kelompok merasa bahwa mereka tidak akan atau tidak dapat
didengar dengan suatu cara, maka strategi ini sering dipilih. Pemogokan kerja
adalah salah satu contohnya.
J. PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PERUBAHAN
Menurut Kron dalam Kozier (1998) untuk merencanakan
dan mengimplementasikan perubahan disarankan 7 (tujuh) pertanyaan yang harus
dijawab.
1. Apa ?
Apa masalah yang spesifik dan perubahan apa yang
direncanakan
2. Mengapa ?
Mengapa perubahan tersebut diperlukan ? Apakah situasi
yang baru akan lebih baik ? Apa yang dirubah ? Apa yang di dapat ?
3. Siapa ?
Siapa yang akan terlibat dan siapa yang menjadi sasaran
/ target perubahan?
4. Bagaimana ?
Bagaimana perbahan tersebut dilaksanakan ?
5. Kapan ?
Rencanakan waktu perencanaan dan pelaksanannya
6. Dimana ?
Dimana perubahan tersebut akan dilaksanakan ?
7. Mungkinkah ?
Mungkinkah perubahan tersebut dapat dilaksanakan ?
Apakah sumber-sumber yang ada mendukung atau menolak ?
K. Kunci Sukses Strategi Untuk Terjadinya Perubahan
Yang Baik: 3m
Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang
diterapkan oleh agen pembaharu. Hal yang paling penting adalah harus ‘MULAI’.
1. Mulai dari diri sendiri
Perubahan dan pembenahan terhadap diri sendiri,baik
sebagai individu maupun sebagai profesi merupakan titik sentral yang harus
dimulai. Sebagai anggota profesi, perawat tidak akan pernah berubah atau
bertamabah baik dalam mencapai suatu tujuan profesionalisme, kalau perawat
belum memulai pada diri sendiri. Oleh karena itu selalu introspeksi dan
mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada anak sangat membantu
terhadap terlaksananya pengelolaan keperawatan kedepan.
2. Mulai dari hal-hal yang kecil
Perubahan yang besar yaitu profesionalisme mamager
keperawatan Indonesia tidak akan pernah berhasil, kalau tidak dimulai terhadap
hal-hal yang kecil. Hal-hal yang kecil yang harus dijaga dan ditanamkan perawat
Indonesia adalah menjaga citra keperawatan yang sudahh mulai membaik dihati
masyarakat dengan tidak merusaknya sendiri.
3. Mulailah sekarang, jangan menunnggu-nunggu
Sebagaimana disampaikan oleh nursalam (2000), lebih
baik sedikit daripada tidak sama sekali, lebih baik sekarang daripada harus
menunggu-nunggu terus. Memanfaatkan kesempatan yang ada merupakan konsep
nanajemen keperaatan saat ini dan masa yang akan datang. Kesempatan tidak akan
dating dua kali dengan tawaran yang sama.
L. Pedoman Untuk Pelaksanaan Perubahan
Untuk terlaksananya suatu perubahan maka hal-hal
tersebut dibawah ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan.
1. Keterlibatan
Tidak ada satu orangpun mengetahui semuanya. Oleh
karena itu menghargai pengetahuan dan kemamouan orang lain serta melibatkannya
dalam perubahan merupakan langkah awal kesuksesan perubahan. Orang akan mau
bekerja sama dan memeruma pembaharuan kalau mereka menerima suatu informasi
tanpa ancaman dan bermanfaat bagi dirinya.
2. Motifasi
Orang akan terlibat aktif dalam pembaharuan kalau
mereka termotifasi.motivasi tersebut akan timbul jika apa yang sudah dilakukan
bermanfaat dan dihargai.
3. Perencanaan
Perencanaan ini termasuk dimana system tidak bisa
berjalan secara efektif, dan perubahan apa yang harus dilaksanakan.
4. Legitimasi
Setiap perubahan harus mempunyai aspek legal yang
jelas, siapa yang melanggar dan dampak apa yang secara administrative harus
diterima olehnya.
5. Pendidikan
Perubahan pada prinsipnya adalah pengulangan belajar
atau pengenalan cara baru agar tujuan dapat tercapai.
6. Manajemen
Sebagai agen pembaharu hrus menjadi model dalam
perubahan dengan adanya keseimbangan antara kepemimpinan terhadap orang dan
tujuan/pridoksi yang harus dicapai.
7. Harapan
Berbagai harapan harus ditekankan oleh agen pembaharu:
hasil yang berbeda dengan sebelumnya direncanakan terselesaikannya
masalah-masalah di institusi, Dan kepercayaan dan reaksi yang positif dari
staf.
8. Asuh (nurturen)
Bombing dan dukungan staf dalam perubahan. Orang
memerlukan suatu bimbingan dan perhatian terhadap apa yang telah mereka lakukan
termasuk konsultasi terhadap hal-hal yang bersifat pribadi.
9. Percaya
Kunci utama dalam pelaksanaan perubahan adalah
berkembangnya rasa percaya antar tim. Semua yang terlibat harus percaya kepada
agen penbaharu dan agen pembaharu juga harus percaya kepada staf yang terlibat
dalam perubahan.
M. Perawat Sebagai Pembaharu
Menurut Oslan dalam Kozier (1991) mengatakanp perawat
sebagai pembaharu harus menyadari kebutuhan sosial, berorientasi pada
masyarakat dan kompeten dalam hubungan interpersonal. Pembaharu juga perlu
memahami sikap dan perilakunya, bagaimana ia menjalin kerjasama dengan orang
lain dan bagaimana perasaannya terhadap perubahan tersebut.
Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan
karakteristik seorang pembaharu adalah :
a. Dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini
berhubganagn dengan dampak yang mungkin muncul akibat perubahan.
b. Komitmen akan keberhasilan perubahan.
Pembaharu harus menyadari dan menilai kefektifannya
- Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset dan data-data ilmu dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.
Fungsi pembaharu sangat penting dalam memfasilitasi
komunikasi yang efektif dalam proses berubah, agar efektif seorang pembaharu
sebaiknya :
- Mudah ditemui oleh mereka yang terlibat dalam proses berubah
- Dapat diercaya oleh mereka yang terlibat
- Jujur dan tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan dan dalam mengatasi masalah
- Selalu melihat tujuan dengan jelas
- Menetapkan tanggung jawab dari mereka yang terlibat
- Menjadi pendengar yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Perubahan merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi statis yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.
- Motivasi dalam perubahan adalah untuk mencapai Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
- Keberhasilan perubahan tergantung dari strategi yang diterapkan oleh agen pembaharu. Hal yang paling penting adalah harus ‘MULAI’ yaitu Mulai dari diri sendiri, Mulai dari hal-hal yang kecil, dan Mulailah sekarang, jangan menunnggu-nunggu.
- Peranan perawat dalam proses perubahan yaitu sebagai seorang pembaharu.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat
memahami tentang defenisi dari konsep berubah dan mengetahui apa saja yang
menjadi motivasi serta faktor terjadinya perubahan dan diharapkan juga bagi
pembaca agar dapat mengetahui kunci sukses dalam perubahan. Dan bagi pembaca
yang berprofesi sebagai seorang perawat atau tenaga medis lainnya agar dapat
mengetahui peranannya dalam proses perubahan yaitu sebagai seorang pembaharu.
DAFTAR PUSTAKA
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Waluyo. Agung &
Asih. Yasmin. (2001). Pengembangan Staf Keperawatan, Suatu Komponen
Pengembangan SDM. EGC. Jakarta.
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta
La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta.
Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept, Process, and Practice,Addison Wesley,Publishing company,Inc.
Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta
La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta.
Kozier, Fundamental of Nursing. (1991) Concept, Process, and Practice,Addison Wesley,Publishing company,Inc.
Bauer,J.1994.Not what the doctor
ordered.Chicago:Probus.
Nasional League for nursing.1994.Nursing Data
review.New York :NLN.
Bunner,P.2000.Shaping the future of nursing
managemant. Chicago:Probus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar