Minggu, 25 Mei 2014

SEKSUALITAS DAN KEHAMILAN



BAB I
PENDAHULUAN
1.       
1.1.   LATAR BELAKANG
Sejak dahulu, seksualitas  merupakan hal yang masih dianggap tabu untuk dibahas. Walaupun kemudian kita tahu bahwa seksualitas di zaman sekarang akan selalu diidentikkan dengan pergaulan bebas, pada dasarnya tidak semua orang memiliki pemahan yang baik seputar seksualitas, bahkan mungkin hanya segelintir orang saja dari sekian banyak orang di dunia ini. Padahal sama halnya dengan masalah-masalah lain dalam hidup ini, kunci pemecahannya adalah dengan memahami hakikat masalah itu sendiri.Tentu saja, kita tidak memerlukan seks sama seperti kita membutuhkan makanan, minuman dan tempat tinggal demi keberlangsungan hidup. Namun demikian, kita tetap membutuhkannya sebagai syarat mutlak  terjadinya hamil dan  meneruskan keturunan.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang kehamilan dan seksuailitas yang di dalamnya memuat tentang konsepsi, infertilitas, aborsi, penyakit menular seksual, penganiayaan seksual, dan hubungan seksualalitas dan proses keperwatan.Tentu saja, kita tidak memerlukan seks sama seperti kita membutuhkan makanan, minuman dan tempat tinggal demi keberlangsungan hidup. Namun demikian, kita tetap membutuhkannya sebagai syarat mutlak terjadinya hamil dan  meneruskan keturunan.
1.2.   RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian konsepsi ?
2.      Apa pengertian infertilitas dan faktor penyebabnya ?
3.      Apa pengertian aborsi dan dampak negatif dalam kehidupan ?
4.      Apa pengertian penyakit menular seksual dan macam – macam penyakit menular seksual ?
5.      Apa pengertian penganiayaan seksualitas dan dampak dalam kehidupan ?
6.      Apa efek penyakit seksual ?
7.      Apa pengertian disfungsi seksual dan tips mencegah disfungsional seksual ?
8.      Bagaimana hubungan seksualitas dan proses keperawatan ?
1.3.   TUJUAN DAN MANFAAT
1.      untuk mengeahui tentang konsepsi.
2.      untuk mengeahui tentang infertilitas dan penyebabnya.
3.      untuk mengeahui tentang aborsi dampak negatif dalam kehidupan.
4.      untuk mengeahui tentang penyakit menulas seksual dan macam – macam penyakit menular seksual.
5.      untuk mengeahui tentang penganiayaaan seksualitas serta dampak.
6.      untuk mengeahui tentang efek penyakit seksual.
7.      untuk mengeahui tentang disfungsi seksual dan tips mencegah disfungsional seksual.
8.      untuk mengeahui tentang bagaimana hubungan seksualitas dan proses keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.       
2.1.   KONSEPSI
Konsepsi disebut juga dengan fertilasi atau pembuahan.pengertian konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur ( ovum ) dan sperma di tuba falopi. Hanya satu sperma yang telah mengalami proses kapasitasi dapat melintasi zona pellusida masuk ke villetus ovum. Setelah itu zona pellusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat dilalui sperma lain. Pada keadaan normal, sel tubuh mempunyai 46 buah kromosom, masing-masing ovum dan sperma memiliki 23 kromosom terdiri dari 22 kromosom tubuh (autosom) dan 1 kromosom seks. Kedua inti akan menyatu pada saat fertilisasi, sehingga ovum memiliki 46 kromosom, bersatunya sel sperma dan sel telur membentuk zigote.
2.2.   INFERTILITAS
Fertilitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Beberapa pendapat ahli tentang infertilitas :
1.      Infertilitas (pasangan mandul) adalah pasangan suami istri yang telah menikah selama satu tahun dan sudah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi, tetapi belum memiliki anak ( Sarwono, 2000 ).
2.      Infertilitas adalah pasangan yang telah kawin dan hidup harmonis serta berusaha selama satu tahun tetapi belum hamil ( Manuaba, 1998 ).
Jadi , infertilitas adalah pasangan suami istri yang telah menikah dan telah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi namun belum hamil atau belum memiliki anak.
1.           Faktor penyebab
2.2.1.1.               Infertilitas disengaja
Infertilitas yang disengaja disebabkan pasangan suami istri menggunakan alat kontrasepsi baik alami, dengan alat kontrasepsi mantap.
2.2.1.2.               Infertilitas tidak di sengaja
2.2.1.2.1.                   Pihak suami
Disebabkan oleh gangguan spermatogenesis ( keruasakan pada sel – sel testis ), misalnya aspermia, hypospermia, necrospermia, selain itu bisa juga di sebabkan kelianan mekanisme, misalnya impotensi, ejakulatio precox, dan lain – lain. Infertelitas dari pihak suami sekitar 35 - 40 %.
2.2.1.2.2.                   Pihak istri
penyebab infertilitas pada istri sebaiknya ditelusuri dari organ luar sampai dengan indung telur :
Gangguan evolusi, misalnya gangguan hormonal
a)      Gangguan ovarium, dapat di sebabkan oleh faktor usia, adanya tumor pada indung telur, dan lain - lain.
b)      Kelainan mekanisme yang menghambat pembuahan,
c)      Kelainan tuba, disebabkan adanya penyempitan, perlekatan maupun penyumbatan pada saluran tuba.Infertilitas dari pihak istri sekitar 40-50 %.
Nasehat yang bisa diberikan pada klien yang mengalami infertilitas adalah :
a)      Meminta pasangan infertil mengubah teknik hubungan seksual dengan memperhatikan masa subur.
b)      Mengkonsumsi makanan yang meningkatkan kesuburan.
c)      Menghitung minggu masa subur.
d)     Membiasakan pola hidup sehat.
2.3.   ABORSI
Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Aborsi itu sendiri dibagi menjadi dua, yaitu :
a)      Aborsi spontan yaitu aborsi yang terjadi secara alami tanpa adanya upaya - upaya dari luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut ).
b)      Aborsi buatan adalah aborsi yang terjadi akibat adanya upaya - upaya tertentu untuk mengakhiri proses kehamilan.
 Alasan aborsi  beragam dan mencakup keputusan untuk mengakhiri kehamilan atau memilih untuk mengaborsi janin yang mempunyai kecacatan.
Tindakan aborsi dapat mengakibatkan hal – hal yang negatif pada tubuh kita, yaitu :
1.      Segi jasmani
a)     Tindakan kuret pada Aborsi bisa menimbulkan efek-efek pendarahan atau infeksi, dan apabila dikerjakan bukan oleh dokter ahlinya maka alat-alat kuret yang dipakai mungkin tembus sampai ke perut dan dapat mendatangkan kematian.
b)     Infeksi di rahim dapat menutup saluran tuba dan menyebabkan kemandulan.
c)      Penanganan Aborsi yang tidak steril bisa mengakibatkan keracunan yang membawa kepada kematian.
d)     Menstruasi menjadi tidak teratur.
e)     Tubuh menjadi lemah dan sering keguguran.
2.      Segi psikologis
a)      Dari pihak wanita, Setelah seorang wanita melakukan tindakan Aborsi ini, maka ia akan tertindih perasaan bersalah yang dapat membahayakan jiwanya. Kalau tidak secepatnya ditolong, maka ia akan mengalami depresi berat, frustrasi dan kekosongan jiwa.
b)      Dari pihak pria,  Rasa tanggung jawab dari si pria yang menganjurkan Aborsi akan berkurang, pandangannya tentang nilai hidup sangat rendah; penghargaannya terhadap anugerah tuhan menjadi merosot.
Di indonesia tindakan aborsi di katagorikan tindakan kriminal (  menurut undang – undang KUHP ), maka dari itu tidak ada tempat aborsi di indonesia yang legal, namun aborsi bisa di lakukan bila da pertimbangan keselamatan si ibu.
2.4.   PENYAKIT MENULAR SEKSUAL
Penyakit Menular Seksual atau di singkat PMS adalah suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Menurut Michael et al 1994 ( fundamental keperwatan : 543 ) satu dari enam orang Amerika menyatakan bahwa mereka mengalami PMS setidaknya sekali dalam hidup mereka.
Ada bermacam – macam jenis penyakit menular sesksual yang menyerang manusia, diantaranya adalah sebagai berikut :
1.           Gonoria ( kencing nanah )
Gonore adalah penyakit seksual yang paling sering terjadi disebabkan oleh bakteri Neisseria Gonorrhoeae, kokus gram negative kecil berbentuk ginjal yang tersusun berpasangan.genore menyerang selaput lendir uretra, leher rahim, dan organ lain. Pada pria gejalanya adalah terasa sakit saat buang air, keluar nanah dari penis melalui uretra dan mulut uretra laki-laki biasanya bengkak dan agak merah. Pada penderita wanita, muncul gejala keluar lendir berwarna hijau dari alat kelamin.
2.           Klamidia
Clamidia trachomatis merupakan penyakit menular seksual yang paling sering dijumpai pada orang dewasa dan remaja, paling sering dijumpai pada wanita yang aktif secara seksual diantara usia 12 dan 19 tahun.  Penyakit ini di sebabkan oleh chlamydia trachmitis.pada perempuan gejalanya rasa nyeri di pinggul, kelur cairan pada alat kelamin, pendarahan setelah melakukan hubungan seksual. Sedangakan pada pria gejalanya keluar cairan bening pada saluran kencing dan rasa nyeri saat kencing.



3.           Sifilis
Sifilis adalah suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh treponema pallidum. Penyakit ini menular lewat hubungan seks bebas. Gejalanya adalah timbul luka pada kemaluan, kelainan saraf, jantung, pembuluh darah, dan kulit. Selain melalui seks bebas penularannya dapat pula melalui transfusi darah, kehamilan janin melalui ibu yang mengandung.
4.           Penyakit inflamasi pelviks ( PIP )
Inflamasi pelviks adalah kelainan infeksius yang menyebabkan inflamasi, abses, dan pembentukan jaringan perut pada ovarium, tuba fallopi, dan struktur pelviks lainnya. PIP biasanya menyebabkan nyeri pelviks,, nyeri tekan, dan demam.kasus PIP yang parah sering mengharuskan pembeedahan untuk mengeluarkan abses, tuba yang terinfeksi, atau ovarium.
5.           Hespes genital 
Penyakit herpes genitalis disebabkan oleh virus Herpes simpleks. Gejala-gejalanya adalah munculnya bintil-bintil berkelompok pada kemaluan yang hilang dan timbul, tetapi akhirnya menetap seumur hidup.
6.           Kangker leher rahim
Kanker leher rahim adalah kanker yang menyerang leher rahim pada perempuan dewasa. Layaknya semua kanker, kanker leher rahim terjadi ditandai dengan adanya pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak lazim (abnormal).
7.           Kangker ovarium
Kanker ovarium adalah kanker yang menyerang ovarium, biasanya menyerang wanita yang sudah menopause. Kanker ovarium sebagian besar berbentuk tumor kistik dan sebagian kecil berbentuk tumor padat Beberapa faktor resiko yang penting sebagai penyebab kanker ovarium adalah wanita nullipara, yaitu melahirkan anak pertama pada usia di atas 35 tahun..
8.           Pediculosis
Pediculosis adalah terdapatnya kutu pada bulu-bulu di daerah kemaluan. Kutu pubis ini diberi julukan crabs karena bentuknya yang mirip kepiting seperti di bawah mikroskop. Parasit ini juga dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit ini menempel pada rambut dan dapat hidup dengan cara mengisap darah, sehingga menimbulkan gatal-gatal. Masa hidupnya singkat, hanya sekitar satu bulan. Tetapi kutu ini dapat tumbuh subur dan bertelur berkali-kali sebelum mati.
9.           HIV/AIDS
AIDS ( Acquired Immune Deficiency Syndrome ) adalah penyakit yang di sebabkan oleh virus ARN ( Asam Ribonukleat ) yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). AIDS menyebabkan sistem kekebalan terus menurun atau tidak berfungsi dengan baik, sehingga dapat mengakibatkan kematian. Penularan HIV/AIDS dapat melalui hubungan seksual, jarum suntik ( tato, tindik, dan lainya ), Tranfusi darah,, ibu hamil. Jadi HIV/AIDS ditularkan melalui 4 cairan yaitu, darah, Cairan sperma, cairan vagina, dan ASI. Pencegahan HiV/AIDS dapat di lakukan dengan cara menghindari seks bebas, menghindari penggunaan jaru suntik secara bersamaan, dan lain – lain.
Jadi, penularan PMS dapat di sebabkan karena penularan melalui bakteri, penularan melalui virus, dan penularan melaui parasit. Masalah utama dalam menghadapi PMS adalah menemukan dan mengobati orang yang mengalaminya. Sebagian orang mungkin bahkan tidak mengetahui bahwa mereka terinfeksi karena gejala tidak ada atau hilang tanpa di sadari. Karena prilaku seksual dapat menyangkup seluruh tubuh dan tidak hanya genital, banyak bagian tubuh adalah tempat potensial untuk PMS. Telinga, Mulut, Tenggorokan, Lidah, Hidung, dan kelopak mata dapat di gunakan untuk kesenangan seksual.
2.5.   PENGANIAYAAN SEKSUAL
Penganiayaan seksual adalah prilaku pendekatan – pendekatan yang terkait degan seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan prilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks.
Penganiayaan seksual dapat terjadi di lingkungan mana saja baik dalam lingkungan keluarga, lingkungan kerja, atau bahkan lingkungan sekolah dapat menjadi sarana terjadinya pelecehan seksual. Meskipun pada umumnya para korban pelecehan seksual adalah kaum wanita namun hal ini tidak berarti bahwa kaum pria kebal ( tidak pernah mengalami ) pelecehan seksual.
Rentang pelecehan seksual ini sangat luas, yaitu meliputi : main mata, siulan, komentar berkonotasi seks atau gender, humor porno, cubitan, colekan, ajakan berkencan dengan iming – iming atu ancaman, dan lain - lain.
Dampak dari pada penganiayaan seksual menurut Finkelhor dan Browne (dalamTower, 2002) menggagas empat jenis dari efek trauma akibat kekerasan seksual, yaitu:
a)      Traumatic sexualization (trauma secara seksual)
Russel (dalam Tower, 2002) menemukan bahwa perempuan yang mengalamikekerasan seksual cenderung menolak hubungan seksual, dan sebagai konsekuensinya menjadi korban kekerasan seksual dalam rumah tangga. Finkelhor (dalam Tower,2002) mencatat bahwa korban lebih memilih pasangan sesama jenis karena menganggap laki-laki tidak dapat dipercaya.
b)      Rasa takut menembus kehidupan korban. Mimpi buruk, fobia, dan kecemasan dialamioleh korban disertai dengan rasa sakit. Perasaan tidak berdaya mengakibatkan individu merasa lemah.
c)      Penghianatan
Kepercayaan merupakan dasar utama bagi korban kekerasan seksual. Sebagai anak, individu percaya kepada orangtua dan kepercayaan itu dimengerti dan dipahami. Namun, kepercayaan anak dan otoritas orangtua menjadi hal yang mengancam anak.
d)     Stigmatization ( merasa bersalah )
Korban kekerasan seksual merasa bersalah, malu, memiliki gambaran diri yang buruk.Rasa bersalah dan malu terbentuk akibat ketidakberdayaan dan merasa bahwa merekatidak memiliki kekuatan untuk mengontrol dirinya. Korban sering merasa berbedadengan orang lain, dan beberapa korban marah pada tubuhnya akibat penganiayaanyang dialami. Korban lainnya menggunakan obat-obatan dan minuman alkohol untukmenghukum tubuhnya, menumpulkan inderanya, atau berusaha menghindari memorikejadian tersebut

2.6.   EFEK PENYAKIT SEKSUAL
Penyakit dapat secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi sebagian atau seluruh dimensi seksualitas manusia. Perawat membantu klien mengintegrasikan sistem fisik, psikososial dan sosial selama perjalanan penyakit. Tingkat keberhasilan intervensi keperawatan yang mencakup seks bergantung pada sikap dan keyakinan perawat dan klien dan pemahaman mereka tentang efek penyakit dan pengobatannya pada fungsi seksual. Dengan memandang seksualitas dalam istilah kontinum ketimbang ada atau tidak, mungkin menjadi suatu konsep yang dapat membantu klien.
1.           Perubahan fisiologis, psikologis, dan penyakit
Penyakit seksual dapat memberikan dampak pada fisik terlebih lagi terhadap psikologis. Misalnya seorang yang terinveksi HIV/AIDS akan cendrung berbadan kurus, pucat tentu akan minder dan cendrung menarik dir dari sosialisasi masyarakat karena malu dengan penyakit yang di derita.
2.           Efek medikasi seksualitas
Efek medikasi seksualitas berarti gangguan keinginan seksual dan semua fase dari siklus respon seksual. Misalnya penurunan libido ( penurunan doeongan seksual ). Misalnya orang yang depresi karena telah terinveksi suatu penyakit seksual sehingga kecendrunga untuk melakukan hubungan seksual menurun.
2.7.   DISFUNGSI SEKSUAL
Disfungsi seksual adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan fase terentu dari proses siklus seksual. Disfungsi seksual disebut juga dengan disfungsi ereksi ialah dimana ereksi tidak dapat di capai atau mengalami kegagalan untuk mendapatkan atau mempertahankan pada saat melakukan aktifitas seksual sendiri ataupun bersama pasangan. Penyebab disfungsi seksual mungkin fifiologis atau psikologis.
Disfungsi seksual meliputi masalah bangkitan ( arousal problem ), masalah orgasme, dan rasa nyeri pada saat melakukan hubungan seks ( dispareunia ).
1.      bangkitan ( arousal problem ), yaitu ketidakmampuan untuk mengalami kenikmatan seksual ( buku ajar patofisiologi 2003 : 646 ).
2.      Orgasme yaitu hilangnya gairah seksual sesorang, faktornya bisa karena obat – obatan, stres dan kelelahan, faktor psikologis, dan prmasalahan suami istri ( buku ajar patofisiologi 2003 : 647 ).
3.      Dispareunia, yaitu nyeri genital yang menyertai sanggama. Pelumasan yang tidak memadai merupakan penyebab yang paling sering ( buku ajar patofisiologi 2003 : 647 ).
Tips mencegah terjadinya disfungsi seksual antara lain :
1.      Melakukan olah raga secara rutin.
2.      Mengkonsumsi vitamin dan buah-buahan.
3.      Hindari konsumsi rokok dan alkohol.
4.      Hilangkan rasa gugup atau takut ketika akan melakukan senggama.
5.      Biasakan mengkonsumsi air putih  dan menjaga kebersihan organ intim anda.
2.8.   SEKSUALITAS DAN PROSES KEPERWATAN
Idealnya seks adalah tindakan alamiah, spontan yang meningkatkan kepuasan dari kedua pasangan. Setelah aktivitas seksual, harus ada periode “perasaan senang” dimana kedua pasangan mengalami kehangatan, sejahtera, dan kedekatan. Dalam kenyataannya hal ini sering menjadi pengecualian ketimbang peraturan seperti yang ditunjukkan oleh sejumlah buku peningkatan seksual swabantu yang tersedia ditoko buku. Perawat dapat saja menghadapi klien yang mempunyai masalah satu tahap perilaku seksual atau lebih, termasuk perasaan ingin melakukan hubungan seks, dan persaan yang dialami setelah melakukan hubungan seks. Klien mungkin secara tidak sadar telah memberi perawat isyarat terhadap masalah seksual mereka. Perawat harus memberikan kesempatan bagi klien untuk mendiskusikan tentang seks dengan mengawali topic tersebut saat melakukan pengkajian.
Banyak perawat merasa tidak nyaman membicarakan tentang seksualitas dengan klien, tetapi mereka dapat mengurangi rasa ketidaknyamanan dengan menggunakan beberapa metode.
Pertama, mereka dapat membangun dasar pengatahuan dan pemahaman yang wajar tentang dimensi seksualitas sehat dan area yang paling umum dari perubahan atau disfungsi seksual.
Kedua, perawat dapat mengkaji tingkat kenyamanan dan keterbatasan mereka sendiri dalam mendiskusikan seksualitas dan fungsi seksual. Mempraktikan pelafalan tentang istilah yang berhubungan dengan seks dan seksualitas baik dalam bahasa professional atau bahasa awam adalah salah satu cara meningkatkan tingkatkenyamanan. Akhirnya, perawat dapat belajar untuk mengenali masalah yang berada diluar jangkauan keahlian mereka dan melakukan rujukan untuk klien guna mendapatkan bantuan.
Faktor yang mempengaruhi seksualitas pada dir klien terdiri dari :
1.      Faktor Fisik
2.      Faktor Hubungan
3.      Faktor Gaya Hidup
4.      Faktor Harga Diri

BAB III
PENUTUP
3.       
3.1.   KESIMPULAN
1.      Konsepsi adalah peristiwa bertemunya sel telur ( ovum ) dan sperma di tuba falopi.
2.      Infertelitas adalah kemampuan seorang istri menjadi hamil dan suami bisa menghamili. Faktor penyebabnya ada dua yaitu karena faktor di sengaja dan faktor tidak sengaja.
3.      Aborsi adalah berakhirnya suatu kehamilan ( oleh akibat – akibat tertentu ) sebelum buah kehamilan tersebut mampu untuk hidup di luar kandungan / kehamilan yang tidak dikehendaki atau diinginkan. Dampak negatif dari aborsi dari segi fisik jasmani tentu akan merusak organ reproduksi, sedangkan dari psikologis pelaku akan merasa bersalah karena telah menjadi pembunuh.
4.      Penyakit Menular Seksual atau di singkat PMS adalah suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).macam – macam PMS adalah genoria, klamidia, sifilis ( raja singa ), penyakit inflamasi pelviks (PIP ), hespes genital, kangker leher rahim, kangker ovarium, HIV/AID dan lin – lain.
5.      Penganiayaan seksual adalah prilaku pendekatan – pendekatan yang terkait degan seks yang tidak diinginkan, termasuk permintaan untuk melakukan seks, dan prilaku lainnya yang secara verbal ataupun fisik merujuk pada seks. Dampaknya menurut Finkelhor dan Browne adalah trauma secara seksual, merasa takut, penghianatan, dan merasa bersalah.
6.      Efek dari penyakit seksual terdiri dari efek fisik psiklologis, dan menurunnya libido
7.      Disfungsi seksual adalah suatu gangguan yang berhubungan dengan fase terentu dari proses siklus seksual.tips mencegah disfungsional seksual antara lain : olahraga rutin, konsumsi buah dan sayur, hindari konsumsi rokok, dan lain – lain.
8.      Walaupun seksual merupakan sesuatu hal yang tabu namun seorang perawat tidak perlu menutup diri tentang hal seksual


DAFTAR PUSTAKA

Kowalak,jennifer. p, william wels, & brenna mayer. 2005. buku ajar patofisiologi.penerbit buku kedokteran EGC.Jakarta
Sofian,amru.2011. sinopsis obstetri.penerbit buku kedokteran EGC.jakarta
http://www.lusa.web.id/konsepsi/ ( di akses pada 30 Desember 2013 pukul 15:40 wita )
http://www.lusa.web.id/infertilitas/  ( Di akses pada 30 desember 2013 pukul 16:15 wita )
http://abortus.blogspot.com/2007/08/post-abortion-syndrome-i.html  ( Di akses pada 30 desember 2013 pukul 16:25  wita )
http://penyakitmenular88.blogspot.com/ ( Di akses pada 31 desember 2013 pukul 11:28 wita )
http://thesis.binus.ac.id/Asli/Bab1/2009-2-00155-DS%20Bab%201.pdf ( Di akses pada 1januari 2014 pukul 11:28 wita )











1 komentar: