LAPORAN KELOMPOK
1 B
“ ILMU
KEPERWATAN DASAR 2“
KONSEP DIRI
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
S1
KEPERAWATAN
2013
Di
susun Oleh :
Kelompok
1 B
1.
Siti Baitul Rahmah
2.
M.khairifannur Ridha
3.
Barisna Meliyana
4.
Aria Karta Manggala
5.
Eka Damai Yanti
6.
Laili Masruri
7.
Mustika Murina
8.
Dian Rivia
9.
Melia Mayamsari
10.
Suriani
11.
Husna Wulandari
12.
Rudianur
13.
Superapto
14.
Permadi Akhmad iIsmail
15.
Syamsur Rahman
16.
Natasya Putri Maghfirah
17.
Ika
Anggriani
18.
Maman Firmanda
DAFTAR ISI Halaman
DAFTAR
ISI i
BAB I
PENDAHULUAN 1
A.
SKENARIO KASUS 1
B. DAFTAR
PERTANYAAN DARI KATA - KATA SULIT 1
1. DAFTAR
KATA – KATA SULIT 1
2. DAFTAR
PERTANYAAN DARI KATA – KATA SULIT 1
3. JAWABAN
DARI ISTILAH – ISTILAH SULIT 2
4. POHON
MASALAH 4
5. LEARNING
OBJEKTIF 5
BAB II.PEMBAHASAN 6
A.
DEFINISI KONSEP DIRI 6
B. FAKTOR –
FAKTOR PEMBENTUK KONSEP DIRI 6
C. KOMPONEN
KONSEP DIRI 8
D. JENIS –
JENIS KONSEP DIRI 10
E. PERKEMBANGAN
KONSEP DIRI 12
F. TEORI
JOHARI WINDOWS ( JENDELA JOHARI ) 13
G. KONTRIBUSI
KONSEP DIRI TERHADAP PRILAKU 14
H.
MANFAAT KONSEP DIRI DALAM
KEPERAWATAN 15
BAB III.PENUTUP 17
DAFTAR
PUSTAKA 17
BAB II
PEMBAHASAN
2.
A.
DEFINISI KONSEP DIRI
Secara umum, konsep
diri berasal dari bahasa Inggris yaitu “ self
consep “ yang merupakan konsep mengenai diri individu itu sendiri yang
meliputu bagaimana seseorang memandang, memikirkan, dan menilai, dirinya
sehingga tindakan – tindakannya sesuai dengan konsep dirinya tersebut.
Konsep diri mempunyai banyak
pengertian dari beberapa ahli. Berikut beberapa definisi konsep diri dari
beberapa ahli :
1. Konsep diri adalah semua ide, pikiran,
kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan
mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ( Stuart dan Sudeen, 1998 ).
2.
Konsep diri
mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik
pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya,
kegagalannya, dan sebagainya ( Cawages, 1983 ).
3.
Konsep diri adalah pengetahuan
individu dalam diri ( Wigfield dan
Karpathian, 1991 dalam Fundamental
keperawatan edisi 4 : 498 )
Jadi, konsep diri
adalah adalah semua ide, fikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui
individu yang mencakup dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi,
kelebihan dan kekurangan dalam dirinya sendiri yang mempengaruhi hubungan
dengan orang lain.
B.
FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KONSEP DIRI
Ada banyak faktor yang
mempengaruhi pembentukan konsep diri . Adapun faktor – faktor tersebut adalah :
1.
Tingkat pekembangan
dan kematangan
Perkembangan anak seperti
dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep
dirinya.
2.
Budaya
Dimana pada usia anak-anak
nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya.
Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada
lingkungannya. Maka wajar bila anak hidup dalam suasana penuh dengan
kritik dia belajar untuk menyalahkan orang lain, bila anak hidup dalam suasana
penuh kekerasan dia belajar untuk berkelahi, dan sebaliknya bila anak hidup
dalam suasana penuh dukungan dia belajar untuk menjadi seorang yang percaya
diri.
3.
Sumber eksternal dan
internal
Dimana kekuatan dan
perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.
4.
Pengalaman sukses dan
gagal
Ada kecenderungan bahwa
riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5.
Sterssor
Stresor menantang kapasitas
adaptif seseorang. stres adalah
kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan
seseorang atau respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan
perkembangan itu sendiri adalah stresor.
Menurut stuart dan sudeen 1998 ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan konsep diri :
1.
Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu
lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal
dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki
batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan
eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama
panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada
area tertentu yang di nilai oleh diri sendiri atau mayarakat serta aktualisasi
diri dengsan merealisasi potensi yang nyata.
2.
Significant
Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari
melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui
cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri
pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat,
remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang
dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan
sosialisasi.
3.
Self Perception
( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap
diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya
akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan
pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan
dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat
berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat
dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan.
Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan
sosial yang terganggu.
C.
KOMPONEN KONSEP DIRI
Dalam buku Fundamental Keperawatan konsep diri
terdiri dari 4 komponen, yaitu :
a)
Identitas diri
Identitas mencakup rasa
internal tentang individualitas, keutuhan dan konsistensi dari seseorang
sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.Contoh Untuk membentuk identitas,
anak harus mampu untuk membawa semua prilaku yang di pelajari ke dalam keutuhan
koheren, konsisten, dan unik ( Erikson,
1963 dalam Fundamental Keperawatan Edisi 4 : 500 )
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
a. Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya
b.
Memiliki kemandirian, mengerti dan
percaya diri, yang timbul dari perasaan berharga, berkemampuani suatu kesela
dan dapat menguasai diri.
c. Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
d.
Mengakui jenis kelamin sendiri.
e. Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
b)
Citra tubuh
Citra tubuh membentuk
persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal, ataupun eksternal.
Perasaaan ini mencakup perasaan dan sikap yang di tujukan pada tubuh.Citra
tubuh di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Contoh
seorang gadis yang beranjak remaja akan berbeda persepsi tentang citra tubuhnya
dengan anak – anak di masa bermain, gadis remaja akan lebih memperhatiakn
penampilan fisiknya terutama.
c)
Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik
internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Menurut Erikson 1963, anak – anak kecil mulai
mengembangkan rasa berguna atau industri dengan dengan belajar untuk bertindak
pada inisiatif mereka sendiri. Harga diri terkait dengan berbagai hal yang
berperan vital, di antaranya :
a.
Kualitas emosi
b.
Aktualisasi diri
c.
Kepercayaan diri
d)
Peran diri
Merupakan pola sikap, prilaku,
posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan masyarakat,
keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, prilaku, nilai, dan
tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ). Prilaku didasarkan
pada pola yang di tetapkan melalui sosialisasi. Contoh sosialisasi pada anak dimulai
sejak dia di lahirkan. Pada anak – anak belajar berprilaku yang di teriam oleh
masyarakat melalui proses berikut:
Contoh kasus yang mengganggu konsep
diri pada klian dalam Fundamental
keperawatan , Edisi 4 :
|
·
Stroke
·
Kebutaan
·
Kolostomi
·
Obesitas
·
Penuaan kehamilan
·
Amputasi
·
Pembentukan jaringan perut
·
Diabetes
|
·
Kehilangan
·
Perceraian
·
Perkosaan
·
Konflik dengan orang lain
·
Serangan
·
Ktergantungan pada orang lain
·
Sikap sosial
|
|
CITRA TUBUH
|
HARGA DIRI
|
|
·
Keterbatasan untuk melakukan peran
·
Kketidakmampuan untuk menjadi ibu
dari seorang anak
·
Kehilangan peran yang memuaskan
|
·
Kehilangan
·
Perceraian
·
Perkosaan
·
Konflik dengan orang lain
·
Serangan
·
Ktergantungan pada orang lain
·
Sikap sosial
|
|
PERAN DIRI
|
IDENTITAS
|
D.
JENIS – JENIS KONSEP DIRI
Menurut Brooks dan Emmart
( 1976 ) konsep diri memiliki dua
kecendrungan atau memiliki dua jenis :
1)
Konsep diri positif
Karakter konsep diri
positif antara lain :
a. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif
untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
b. Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak
dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan
dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan
individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
c. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau
penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang
telah dikerjakan sebelumnya.
d. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi
diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
a)
Langkah–langkah untuk memiliki konsep diri yang positif
a.
Bersikap objektif
dalam mengenal diri sendiri.
b.
Hargailah diri
sendiri.
c.
Berfikir positif dan
rasional.
d.
Belajar menyukai dir
sendiri atau cintai diri sendiri.
e.
Kembangkan fikiran
positif thinking.
f.
Hubungan interpersonal
harus di bina dengan baik.
2)
Konsep diri negatif
Karakter konsep diri
negatif antara lain :
a. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang
lain sebagai proses refleksi diri.
b. Bersikap responsif terhadap pujian.Bersikap yang berlebihan terhadap
tindakan yang telah dilakukan,sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat
penghargaan.
c. Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap
orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
d. Mempunyai sikap hiperkritik.Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan
terhadap orang lain.
e.
Mengalami hambatan dalam interaksi
dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang
lain.
Ada 2 faktor
penghambat konsep diri sehingga seseorang cendrung ke arah konsep diri positif,
yaitu :
a.
Hambatan yang berasal
dari lingkungan
Lingkungan
merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri.
Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan
kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan
atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.Lingkungan
sangatlah merespon sikap konsep diri kita, apakah mendukung ke arah konsep diri
positif, atau menjerumuskan ke arah konsep diri negatif.
b.
Hambatan yang berasal
dari individu itu sendiri
Individu
pribadi menjadi pengaruh luar biasa dalam sikap konsep diri. Apakah individu
tersebut mau berubah atau tidak. faktor individu adalah faktor penghambat utama
menuju konsep dir positif.
E.
PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Perkembangan konsep
diri adalah proses sepanjang hidup, setiap tahahp perkembangan mempunyai
aktivitas spesifik yang membantu klian dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
1)
Bayi
Hal
pertama yang di butuhkan bayi adalah pemberian perawatan primer dan hubungan
dengan pemberi perawatan tersebut. Peran pemberi perawatan ini adalah ibu,
ayah, atau orang yang bertanggung jawabuntuk merawat bayi. Jika bayi mengalami
kesenangan dalam pemberian perwatan, maka hal ini akan di ingat dan di
internalikassaikan ke dalam pdikis bayi.
2)
Todler
Pada
periode ini anak – anak cendrung memandang orang lain dan diri mereka dalam
istilah “ semua baik “ atau semua tidak baik “. Anak usia bermain belajar
mengkoordianasikan gerakan dan meniru orang lain.
3)
Usia pra sekolah
Pada
periode perkembangan ini individu sudah mulai mengenal batasan tubuh, rasa
diri, dan gender karena mereka di pengaruhio oleh perkembangan seksual dan
kesadaran tentang perbedaan dengan orang lain dari gender yang sama atau
berbeda.
4)
Anak usia sekolah
Sampai
anak – anak bersekolah, konsep diri dan cotra tubuh terutama di dasarkan pada
sikap orang tua. Di sekolah orang lain menunjang terbentuknya konsep diri dan
citra tubuh, Hal ini akan memberi efek penyelaras yang keluarganya sangat
kritis, atau akan menjadi negatif jika anak mengalami lingkungan pendidikan
yang negatif.
5)
Masa remaja
Masa
remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Anak usi remaja di
paksa untuk mengubah gambaran mental mereka tentang diri mereka. Anak remaja
banyak menghabiskan waktu mereka di depan cermin untuk berdandan atau
berpakaian.
Anakk
remaja mungkin terlalu menekankan pada penampilan. Sperti hidung mancung,
telinga melebar, tubuh pendek, dan lain – lain.
6)
Masa dewasa muda
Periode
ini adalah periode untuk memilih yaitu
periode untukmenetapakan tanggung jawab, mencapai kesetabilan dalam pekerjaan,
dan mulai melakukan hubungan erat.
7)
Masa dewasa tengah
Perubahan
fisik seperti penimbunan lemak, kebotakan, rambut memutih, dan varises
menyerang usia dewasa tengah. Hal ini di karenakan faktor hormonal yang
akhirnya mempengaruhi citra tubuh.
8)
Lansia
Pada tahap ini
terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot, osteoprosis ( penurunan
kepadatan tulang ) yang mana tentu hal ini akan mempengaruhi konsep diri
individu.
F.
TEORI JOHARI WONDOWS ( JENDELA JOHARI )
Jendela
Johari (Johari
Window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph Luth dan
Harry Ingram (karenanya disebut Johari). Jendela Johari pada dasarnya
menggambarkan tingkat saling pengertian antarorang yang berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan
tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat kuadran, Kuadran-kuadran
tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut :
1)
Open area
Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang lain.
Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya.
Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan
menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan
seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.
2)
Blind area
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat,
perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain
melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab,
padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak
formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering disebut
sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat dirinya sendiri,
tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak
tulusannya.
3)
Hidden area
Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi
orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan
mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana
rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka
hati masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah
melupakannya.
4)
Unknown area
Dikatakan “ unknown “ karena baik yang bersangkutan,
maupun orang lain dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu.
Sepertinya semua serba misterius. Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat
ketrbukaan seseorang terhadap dirinya sendiri mapun orang lain.
G.
KONTRIBUSI KONSEP DIRI TERHADAP PRILAKU
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam
menentukan perilaku individu. Individu memandang atau menilai
dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain
perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai
dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang
memiliki cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan
menampakan perilaku sukses dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila
individu memandang dirinya sebagai seorang yang kurang memiliki kemampuan
melaksanakan tugas, maka individu itu akan menunjukkan ketidakmampuan dalam
perilakunya.
Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku
manusia, dan bahwa semakin besar kesesuaian di antara konsep diri dan realitas
semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin
berkurang perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang
dirinya akan tampak dari seluruh perilakunya. Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan
batin, penafsiran pengalaman dan menentukan harapan individu.
Hurlock (1990:238) mengemukakan, konsep
diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang
yang akan mempengaruhi berbagai bentuk
sifat. Jika konsep diri positif, anak akan mengembangkan sifat-sifat
seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara
realitas, sehingga akan menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya
apabila konsep diri negatif, anak akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan
rendah diri.
Menurut Rakhmat (2005:104) konsep
diri merupakan
faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap
orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Misalnya
bila seorang individu berpikir bahwa dia bodoh, individu tersebut akan benar
benar menjadi bodoh. Sebaliknya apabila individu tersebut merasa bahwa dia
memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apapun yang
dihadapinya pada akhirnya dapat diatasi. Ini karena individu tersebut berusaha
hidup sesuai dengan label yang diletakkan pada dirinya. Dengan kata lain sukses
komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri
seseorang, positif atau negatif.
H.
MANFAAT KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN
Ada banyak manfaaat konsep diri dalam
keperawatan diantaranya adalah :
1.
Berperan dalam proses
asuhan keperwatan klien ( pasien )
a.
Pengkajian
Dalam mengkaji konsep diri, perawat
mengumpulkan data objektif dan subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri
baik yang aktual maupun potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan
perubahan konsep diri. Disinilah pangkal atu ujung tombak dalam askep, dengan
berhasilnya perawat mengkaji konsep dir pasien maka proses askep yang lain akan
berjalan dengan baik.
b.
Diagnosa
Data pengkajian membutuhkan
interpretasi yang cermat oleh perawat. Klien dengan batasan karakteristik untuk
gangguan konsep diri mungkin menunjukan diagnosa keperawatan yang berkaitan
dengan defisiensi identitas, citra tubuh harga diri atau kinerja peran.
c.
Perencanaan
Setelah menentukan diagnosa
keperawatan, perawat, klien, dan keluarganya harus merencanakan perawatan yang
diarahkan pada membantu kllien meraih kembali atau mempertahankan konsep diri
yang sehat.
d.
Implementasi
Menciptakan
lingkungan dan hubungan yang terapeutik dan mendukung penggalian diri penting
untuk mengintervensi klien yang mempunyai masalah konsep diri. Banyak variabel
yang mempengaruhi pandangan klien tentang diri bersifat pribaadi dan personal.
Perawat harus dengan jelas dan tulus menunjukan perawatanya pada klien.
Kemudian akan berkembang rasa saling percaya untuk memberdayakan perawat
bermitra dengan klien dalam menetapkan intervensi yang sangat berguna.
2.
Dengan konsep diri
perawat belajar berkomunikasi teurapeutik dan komunikasi hati ke hati.
3.
Peran perawat bisa
sebagai agen untuk membantu klien dalam mengevaluasi diri.
4.
Membantu klien
bertanggung jawab untuk memutuskan dan mencapai tujuan.
5.
Mebantu klien
mengenali tujuan yang tercapai dan mengevaluasi tujuan yang tidak tercapai.
BAB
III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Potter &
Perry,Fundamental keperawatan edisi 4,Penerbit
buku kedokteran EGC,Jakarta
http://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/ ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:00 )
http://mitraratnasari.blogspot.com/2013/08/konsep-diri.html ( di akses pada 19 Desember
2013 pukul 14:20 Wita )
http://ernairiyanti.wordpress.com/2013/01/27/makalah-konsep-diri/ ( di akses pada 19 Desember
2013 pukul 14:30 Wita )
http://perawatyulius.blogspot.com/2012/04/konsep-diri.html ( di akses pada 19 Desember
2013 pukul 14:30 Wita )
http://rennysulistyowati.blogspot.com/2011/06/konsep-diri-keperawatan.html ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:40 Wita )
http://belajarpsikologi.com/peranan-konsep-diri-dalam-menentukan-perilaku/ ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:50 Wita )
http://www.kursikayu.com/2011/05/jendela-johari-johari-window.html ( di akses pada 19 Desember
2013 pukul 15:00 Wita )
http://10008ss.blogspot.com/2011/03/teori-johari-window.html ( di akses pada 19 Desember
2013 pukul 15:10 Wita )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar