Minggu, 25 Mei 2014

KONSEP DIRI



LAPORAN KELOMPOK
1 B
“ ILMU KEPERWATAN DASAR 2“
 KONSEP DIRI




SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
S1 KEPERAWATAN
2013




Di susun Oleh :
Kelompok 1 B
1.      Siti Baitul Rahmah
2.      M.khairifannur Ridha
3.      Barisna Meliyana
4.      Aria Karta Manggala
5.      Eka Damai Yanti
6.      Laili Masruri
7.      Mustika Murina
8.      Dian Rivia
9.      Melia Mayamsari
10.   Suriani
11.   Husna Wulandari
12.   Rudianur
13.   Superapto
14.   Permadi Akhmad iIsmail
15.   Syamsur Rahman
16.   Natasya Putri Maghfirah
17.   Ika Anggriani
18.   Maman Firmanda




DAFTAR ISI                                                                               Halaman
DAFTAR ISI                                                                                            i
BAB I PENDAHULUAN                                                                                   1
A.    SKENARIO KASUS                                                                         1
B.     DAFTAR PERTANYAAN DARI KATA - KATA SULIT             1
1.      DAFTAR KATA – KATA SULIT                                              1
2.      DAFTAR PERTANYAAN DARI KATA – KATA SULIT      1
3.      JAWABAN DARI ISTILAH – ISTILAH SULIT                     2
4.      POHON MASALAH                                                                   4
5.      LEARNING OBJEKTIF                                                             5
BAB II.PEMBAHASAN                                                                                    6
A.    DEFINISI KONSEP DIRI                                                                6
B.     FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KONSEP DIRI                   6
C.     KOMPONEN KONSEP DIRI                                                          8
D.    JENIS – JENIS KONSEP DIRI                                                        10
E.     PERKEMBANGAN KONSEP DIRI                                                           12
F.      TEORI JOHARI WINDOWS ( JENDELA JOHARI )                    13
G.    KONTRIBUSI KONSEP DIRI TERHADAP PRILAKU               14
H.    MANFAAT KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN             15
BAB III.PENUTUP                                                                                 17
DAFTAR PUSTAKA                                                                              17
 

 
BAB II
PEMBAHASAN
2.       
A.       DEFINISI KONSEP DIRI
Secara umum, konsep diri berasal dari bahasa Inggris yaitu “ self consep “ yang merupakan konsep mengenai diri individu itu sendiri yang meliputu bagaimana seseorang memandang, memikirkan, dan menilai, dirinya sehingga tindakan – tindakannya sesuai dengan konsep dirinya tersebut.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.  Berikut beberapa definisi konsep diri dari beberapa ahli :
1.      Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain ( Stuart dan Sudeen, 1998 ).
2.      Konsep diri mencakup seluruh pandangan individu akan dimensi fisiknya, karakteristik pribadinya, motivasinya, kelemahannya, kelebihannya atau kecakapannya, kegagalannya, dan sebagainya ( Cawages, 1983 ).
3.      Konsep diri adalah pengetahuan individu dalam diri ( Wigfield dan Karpathian, 1991 dalam Fundamental keperawatan edisi 4 : 498 )
Jadi, konsep diri adalah adalah semua ide, fikiran, kepercayaan, dan pendirian yang diketahui individu yang mencakup dimensi fisik, karakteristik pribadi, motivasi, kelebihan dan kekurangan dalam dirinya sendiri yang mempengaruhi hubungan dengan orang lain.
B.       FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK KONSEP DIRI
Ada banyak faktor yang mempengaruhi pembentukan konsep diri . Adapun faktor – faktor tersebut adalah :
1.      Tingkat pekembangan dan kematangan
Perkembangan anak seperti dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.
2.      Budaya
Dimana pada usia anak-anak nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuanya, kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan membawa anak lebih dekat pada lingkungannya. Maka wajar bila anak hidup dalam suasana penuh dengan kritik dia belajar untuk menyalahkan orang lain, bila anak hidup dalam suasana penuh kekerasan dia belajar untuk berkelahi, dan sebaliknya bila anak hidup dalam suasana penuh dukungan dia belajar untuk menjadi seorang yang percaya diri.
3.      Sumber eksternal dan internal
Dimana kekuatan dan perkembangan pada individu sangat berpengaruh terhadap konsep diri.
4.      Pengalaman sukses dan gagal
Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan meningkatkan konsep diri demikian pula sebaliknya.
5.      Sterssor
Stresor menantang kapasitas adaptif seseorang. stres adalah kehilangan dan kerusakan normal dari kehidupan, bukan hasil spesifik tindakan seseorang atau respon khas terhadap sesuatu. Proses normal dari kematangan dan perkembangan itu sendiri adalah stresor.
Menurut stuart dan sudeen 1998 ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri :
1.      Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang di nilai oleh diri sendiri atau mayarakat serta aktualisasi diri dengsan merealisasi potensi yang nyata.
2.      Significant Other ( orang yang terpenting atau yang terdekat )
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3.      Self Perception ( persepsi diri sendiri )
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang terganggu.
C.       KOMPONEN KONSEP DIRI
Dalam buku Fundamental Keperawatan konsep diri terdiri dari 4 komponen, yaitu :
a)      Identitas diri
Identitas mencakup rasa internal tentang individualitas, keutuhan dan konsistensi dari seseorang sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi.Contoh Untuk membentuk identitas, anak harus mampu untuk membawa semua prilaku yang di pelajari ke dalam keutuhan koheren, konsisten, dan unik ( Erikson, 1963 dalam Fundamental Keperawatan Edisi 4 : 500 )
Ciri-ciri individu dengan perasaan yang identitas positif dan kuat:
a.       Memandang diri berbeda dengan orang lain, unik dan tidak ada duanya
b.      Memiliki kemandirian, mengerti dan percaya diri, yang timbul dari perasaan berharga, berkemampuani suatu kesela dan dapat menguasai diri.
c.       Mengenal diri sebagai organisme yang utuh dan terpisah dari orang lain .
d.      Mengakui jenis kelamin sendiri.
e.       Memandang berbagai aspek dalam dirinya sebagai suatu keselarasan.
b)     Citra tubuh
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal, ataupun eksternal. Perasaaan ini mencakup perasaan dan sikap yang di tujukan pada tubuh.Citra tubuh di pengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan fisik. Contoh seorang gadis yang beranjak remaja akan berbeda persepsi tentang citra tubuhnya dengan anak – anak di masa bermain, gadis remaja akan lebih memperhatiakn penampilan fisiknya terutama.
c)      Harga diri
Berupa penilaian atau evaluasi dirinya terhadap hasil yang didapat baik internal maupun eksternal yang merupakan proses pencapaian ideal diri. Menurut Erikson 1963, anak – anak kecil mulai mengembangkan rasa berguna atau industri dengan dengan belajar untuk bertindak pada inisiatif mereka sendiri. Harga diri terkait dengan berbagai hal yang berperan vital, di antaranya :
a.       Kualitas emosi
b.      Aktualisasi diri
c.       Kepercayaan diri
d)     Peran diri
Merupakan pola sikap, prilaku, posisi dimasyarakat atau fungsi dirinya baik di lingkungan masyarakat, keluarga, atau komunitas. Peran merupakan pola sikap, prilaku, nilai, dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat ( Keliat, 1992 ). Prilaku didasarkan pada pola yang di tetapkan melalui sosialisasi. Contoh sosialisasi pada anak dimulai sejak dia di lahirkan. Pada anak – anak belajar berprilaku yang di teriam oleh masyarakat melalui proses berikut:
Contoh kasus yang mengganggu konsep diri pada klian dalam Fundamental keperawatan , Edisi 4 :

         ·            Stroke
         ·            Kebutaan
         ·            Kolostomi
         ·            Obesitas
         ·            Penuaan kehamilan
         ·            Amputasi
         ·            Pembentukan jaringan perut
         ·            Diabetes

         ·            Kehilangan
         ·            Perceraian
         ·            Perkosaan
         ·            Konflik dengan orang lain
         ·            Serangan
         ·            Ktergantungan pada orang lain
         ·             Sikap sosial
CITRA TUBUH
HARGA DIRI

         ·            Keterbatasan untuk melakukan peran
         ·            Kketidakmampuan untuk menjadi ibu dari seorang anak
         ·            Kehilangan peran yang memuaskan

         ·            Kehilangan
         ·            Perceraian
         ·            Perkosaan
         ·            Konflik dengan orang lain
         ·            Serangan
         ·            Ktergantungan pada orang lain
         ·            Sikap sosial
PERAN DIRI
IDENTITAS

D.       JENIS – JENIS KONSEP DIRI
Menurut Brooks dan Emmart ( 1976 ) konsep diri memiliki dua  kecendrungan atau memiliki dua jenis :
1)           Konsep diri positif
Karakter konsep diri positif antara lain :
a.       Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subyektif untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi.
b.      Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusia dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari proses belajar dan bekerja sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
c.       Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
d.      Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang.
a)      Langkah–langkah untuk memiliki konsep diri yang positif
a.       Bersikap objektif dalam mengenal diri sendiri.
b.      Hargailah diri sendiri.
c.       Berfikir positif dan rasional.
d.      Belajar menyukai dir sendiri atau cintai diri sendiri.
e.       Kembangkan fikiran positif thinking.
f.       Hubungan interpersonal harus di bina dengan baik.
2)           Konsep diri negatif
Karakter konsep diri negatif antara lain :
a.       Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain sebagai proses refleksi diri.
b.      Bersikap responsif terhadap pujian.Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan,sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat penghargaan.
c.       Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif.
d.      Mempunyai sikap hiperkritik.Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
e.       Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain.
Ada 2 faktor penghambat konsep diri sehingga seseorang cendrung ke arah konsep diri positif, yaitu :         
a.       Hambatan yang berasal dari lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penghambat dalam pengembangan potensi diri. Hambatan ini antara lain disebabkan sistem pendidikan yang dianut, lingkungan kerja yang tidak mendukung semangat pengembangan potensi diri, dan tanggapan atau kebiasaan dalam lingkungan kebudayaan.Lingkungan sangatlah merespon sikap konsep diri kita, apakah mendukung ke arah konsep diri positif, atau menjerumuskan ke arah konsep diri negatif.
b.      Hambatan yang berasal dari individu itu sendiri
Individu pribadi menjadi pengaruh luar biasa dalam sikap konsep diri. Apakah individu tersebut mau berubah atau tidak. faktor individu adalah faktor penghambat utama menuju konsep dir positif.
E.       PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Perkembangan konsep diri adalah proses sepanjang hidup, setiap tahahp perkembangan mempunyai aktivitas spesifik yang membantu klian dalam mengembangkan konsep diri yang positif.
1)      Bayi
Hal pertama yang di butuhkan bayi adalah pemberian perawatan primer dan hubungan dengan pemberi perawatan tersebut. Peran pemberi perawatan ini adalah ibu, ayah, atau orang yang bertanggung jawabuntuk merawat bayi. Jika bayi mengalami kesenangan dalam pemberian perwatan, maka hal ini akan di ingat dan di internalikassaikan ke dalam pdikis bayi.
2)      Todler
Pada periode ini anak – anak cendrung memandang orang lain dan diri mereka dalam istilah “ semua baik “ atau semua tidak baik “. Anak usia bermain belajar mengkoordianasikan gerakan dan meniru orang lain.
3)      Usia pra sekolah
Pada periode perkembangan ini individu sudah mulai mengenal batasan tubuh, rasa diri, dan gender karena mereka di pengaruhio oleh perkembangan seksual dan kesadaran tentang perbedaan dengan orang lain dari gender yang sama atau berbeda.
4)      Anak usia sekolah
Sampai anak – anak bersekolah, konsep diri dan cotra tubuh terutama di dasarkan pada sikap orang tua. Di sekolah orang lain menunjang terbentuknya konsep diri dan citra tubuh, Hal ini akan memberi efek penyelaras yang keluarganya sangat kritis, atau akan menjadi negatif jika anak mengalami lingkungan pendidikan yang negatif.
5)      Masa remaja
Masa remaja membawa pergolakan fisik, emosional, dan sosial. Anak usi remaja di paksa untuk mengubah gambaran mental mereka tentang diri mereka. Anak remaja banyak menghabiskan waktu mereka di depan cermin untuk berdandan atau berpakaian.
Anakk remaja mungkin terlalu menekankan pada penampilan. Sperti hidung mancung, telinga melebar, tubuh pendek, dan lain – lain.
6)      Masa dewasa muda
Periode ini adalah periode untuk memilih  yaitu periode untukmenetapakan tanggung jawab, mencapai kesetabilan dalam pekerjaan, dan mulai melakukan hubungan erat.
7)      Masa dewasa tengah
Perubahan fisik seperti penimbunan lemak, kebotakan, rambut memutih, dan varises menyerang usia dewasa tengah. Hal ini di karenakan faktor hormonal yang akhirnya mempengaruhi citra tubuh.
8)      Lansia
Pada tahap ini terjadi penurunan kekuatan otot dan tonus otot, osteoprosis ( penurunan kepadatan tulang ) yang mana tentu hal ini akan mempengaruhi konsep diri individu.
F.        TEORI JOHARI WONDOWS ( JENDELA JOHARI )
Jendela Johari (Johari Window) adalah konsep komunikasi yang diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram (karenanya disebut Johari). Jendela Johari pada dasarnya menggambarkan tingkat saling pengertian antarorang yang berinteraksi. Jendela Johari ini mencerminkan tingkat keterbukaan seseorang yang dibagi dalam empat kuadran, Kuadran-kuadran tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut :
1)           Open area
Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan motivasi-motivasinya. Orang yang “Open” bila bertemu dengan seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat tangan atau secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang. Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.

2)           Blind area
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat, perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang lain melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang sok akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan. Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya namun orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.

3)           Hidden area
Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak. Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai keadaan hubungannya dengan seseorang. “Saya ingat betul bagaimana rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu mempercayainya”. Luka hati masa lalunya tidak diketahui orang lain, tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya.
4)           Unknown area
Dikatakan “ unknown “ karena baik yang bersangkutan, maupun orang lain dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu. Sepertinya semua serba misterius. Jendela Johari juga bisa menjelaskan tingkat ketrbukaan seseorang terhadap dirinya sendiri mapun orang lain.

G.      KONTRIBUSI KONSEP DIRI TERHADAP PRILAKU
Konsep diri mempunyai peranan penting dalam menentukan perilaku individu. Individu memandang atau menilai dirinya sendiri akan tampak jelas dari seluruh perilakunya, dengan kata lain perilaku seseorang akan sesuai dengan cara individu memandang dan menilai dirinya sendiri. Apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang memiliki cukup kemampuan untuk melaksanakan tugas, maka individu itu akan menampakan perilaku sukses dalam melaksanakan tugasnya. Sebaliknya apabila individu memandang dirinya sebagai seorang yang kurang memiliki kemampuan melaksanakan tugas, maka individu itu akan menunjukkan ketidakmampuan dalam perilakunya.
Rogers (dalam Burns, 1993:353) menyatakan bahwa konsep diri memainkan peranan yang sentral dalam tingkah laku manusia, dan bahwa semakin besar kesesuaian di antara konsep diri dan realitas semakin berkurang ketidakmampuan diri orang yang bersangkutan dan juga semakin berkurang perasaan tidak puasnya. Hal ini karena cara individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh perilakunya. Konsep diri berperan dalam mempertahankan keselarasan batin, penafsiran pengalaman dan menentukan harapan individu.
Hurlock (1990:238) mengemukakan, konsep diri merupakan inti dari pola perkembangan kepribadian seseorang yang akan mempengaruhi berbagai bentuk sifat. Jika konsep diri positif, anak akan mengembangkan sifat-sifat seperti kepercayaan diri, harga diri dan kemampuan untuk melihat dirinya secara realitas, sehingga akan menumbuhkan penyesuaian sosial yang baik. Sebaliknya apabila konsep diri negatif, anak akan mengembangkan perasaan tidak mampu dan rendah diri.
Menurut Rakhmat (2005:104) konsep diri merupakan faktor yang sangat menentukan dalam komunikasi interpersonal, karena setiap orang bertingkah laku sedapat mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Misalnya bila seorang individu berpikir bahwa dia bodoh, individu tersebut akan benar benar menjadi bodoh. Sebaliknya apabila individu tersebut merasa bahwa dia memiliki kemampuan untuk mengatasi persoalan, maka persoalan apapun yang dihadapinya pada akhirnya dapat diatasi. Ini karena individu tersebut berusaha hidup sesuai dengan label yang diletakkan pada dirinya. Dengan kata lain sukses komunikasi interpersonal banyak bergantung pada kualitas konsep diri seseorang, positif atau negatif.
H.       MANFAAT KONSEP DIRI DALAM KEPERAWATAN
Ada banyak manfaaat konsep diri dalam keperawatan diantaranya adalah :
1.      Berperan dalam proses asuhan keperwatan klien ( pasien )
a.       Pengkajian
Dalam mengkaji konsep diri, perawat mengumpulkan data objektif dan subjektif yang berfokus pada stresor konsep diri baik yang aktual maupun potensial dan pada perilaku yang berkaitan dengan perubahan konsep diri. Disinilah pangkal atu ujung tombak dalam askep, dengan berhasilnya perawat mengkaji konsep dir pasien maka proses askep yang lain akan berjalan dengan baik.
b.      Diagnosa
Data pengkajian membutuhkan interpretasi yang cermat oleh perawat. Klien dengan batasan karakteristik untuk gangguan konsep diri mungkin menunjukan diagnosa keperawatan yang berkaitan dengan defisiensi identitas, citra tubuh harga diri atau kinerja peran.
c.       Perencanaan
Setelah menentukan diagnosa keperawatan, perawat, klien, dan keluarganya harus merencanakan perawatan yang diarahkan pada membantu kllien meraih kembali atau mempertahankan konsep diri yang sehat.
d.      Implementasi
Menciptakan lingkungan dan hubungan yang terapeutik dan mendukung penggalian diri penting untuk mengintervensi klien yang mempunyai masalah konsep diri. Banyak variabel yang mempengaruhi pandangan klien tentang diri bersifat pribaadi dan personal. Perawat harus dengan jelas dan tulus menunjukan perawatanya pada klien. Kemudian akan berkembang rasa saling percaya untuk memberdayakan perawat bermitra dengan klien dalam menetapkan intervensi yang sangat berguna.
2.      Dengan konsep diri perawat belajar berkomunikasi teurapeutik dan komunikasi hati ke hati.
3.      Peran perawat bisa sebagai agen untuk membantu klien dalam mengevaluasi diri.
4.      Membantu klien bertanggung jawab untuk memutuskan dan mencapai tujuan.
5.      Mebantu klien mengenali tujuan yang tercapai dan mengevaluasi tujuan yang tidak tercapai.


                                                           BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry,Fundamental keperawatan edisi 4,Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta
http://janewinarni.wordpress.com/2011/04/17/konsep-diri/ ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:00 )
http://mitraratnasari.blogspot.com/2013/08/konsep-diri.html ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:20 Wita )
http://ernairiyanti.wordpress.com/2013/01/27/makalah-konsep-diri/ ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:30 Wita )
http://perawatyulius.blogspot.com/2012/04/konsep-diri.html ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:30 Wita )
http://rennysulistyowati.blogspot.com/2011/06/konsep-diri-keperawatan.html  ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:40 Wita )
http://belajarpsikologi.com/peranan-konsep-diri-dalam-menentukan-perilaku/ ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 14:50 Wita )
http://www.kursikayu.com/2011/05/jendela-johari-johari-window.html ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 15:00 Wita )
http://10008ss.blogspot.com/2011/03/teori-johari-window.html ( di akses pada 19 Desember 2013 pukul 15:10 Wita )








Tidak ada komentar:

Posting Komentar