BAB II
PEMBAHASAN
1)
1.1. TINJAUAN
TEORI PADA CARING
ada banyak teori
dari beberapa ahli keperawatan tentang caring keperawatan, namun tokoh yang
terkenal dengan teori caring ini adalah
tokoh Jean Watson,Watson adalah tokoh keperawatan yang terkenal dengan teori Theori of human care. Berikut beberapa
definisi caring dari beberapa ahliu keperawatan.
1.
Florence
nightingale (1860)seorang tokoh yang di kenal
sebagai pencetus teori perawatan modern,
menjelaskan tentang caring sebagai tindakan yang menunjukkan
pemanfaatan lingkungan klien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien.
2. Madeleina Leininger (1984) dalam buku Fundamental Keperawatan
edisi 4 halaman 569 mengemukakan bahwa care
merupakan intisari keperawatan karakteristik yang dominan, khusus, serta
tidak terpisahkan dalam keperawatan.
3.
Jean Watson (1985) dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 halaman
569 mengemukakan caring sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai – nilai kemanusiaan
yang universal ( kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan
orang lain ).
4.
Menurut Gadow dan Nodding ( 1984 ) dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 halaman
569 mengemukakan bahwa caring dapat melibatkan tindakan atau komunikasi verbal,
dapat juga tidak.
Jadi, dapat di
simpulkan bahwa caring adalah intisari dari praktik keperawatan yang tidak
dapat di pisahkan, tujuannya adalah dalam membantu penyembuhan,caring juga
sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai – nilai kemanusian yang universal
yang dapat melibatkan komunikasi atau tindakan.
1.2. PERSEPSI
KLIEN TENTANG CARING
Persepsi dalam
kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari
sesuatu.Namun dalam konteks persepsi klien tentangcaring adalah bagaimana kita
sebagai perawat menempatkan diri kita saat melakukan caring.
Rieman 1986
menjelaskan persepsi tentang caring dan membaginya menjadi tiga kriteriasesuai
dengan objeknya.
1.
Persepsi klien
wanita
a.
Berespon terhadap keunikan klien
b.
Memahami dan mendukung perhatian klien
c.
Hadir secara fisik
d.
Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang
membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
e.
Kembali ke klien dengan sukarela tanpa
diminta
f.
Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan
dan merelaksasi klien.
g.
Bersuara halus dan lembut.
h.
Memberi perasaan nyaman.
2.
Persepsi klien
pria
a.
Hadir secara fisik sehingga klien merasa
dihargai.
b.
Kembali ke klien dengan sukarela tanpa
diminta.
c.
Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman.
d.
Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi
kebutuhan klien sebelum diminta.
e.
Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus,
lembut dan menyenangkan
3.
Persepsi dari
keluarga
a.
Jujur.
b.
Memberikan penjelasan dengan jelas.
c.
Selalu menginformasikan keluarga.
d.
Mencoba untuk membuat klien nyaman.
e.
Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan.
f.
Memberikan perawatan emergensi bila perlu.
g.
Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara
jujur, terbuka dan ikhlas.
h.
Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk
dirinya sebisa mungkin.
i.
Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi
fisik yang lebih nyaman
1.3. ETIKA
PELAYANAN
Jean Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu
sikap moral yang ideal, memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang
melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin
bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik.
Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap
pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai
secara etika. Etika keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh
membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.Etika
keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap
perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong
klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan
prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
1.4. CARING
DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
Inti dari makna caring adalah suatu tindakan moral
atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan
kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata
kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang
tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan. Caring
mewakili semua faktor yang di gunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada
klien ( dalam buku fundamental
keperawatan edisi 4 halaman 84 ). Berdasarkan
teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan
di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai
strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
Menurut Watson, ada tujuh asumsi yang mendasari konsep
caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah :
1.
caring hanya akan
efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2.
caring terdiri
dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi
kebutuhan manusia atau klien,
3.
caring yang
efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4.
caring merupakan
respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga
mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5.
lingkungan yang penuh caring
sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi
seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri,
6.
caring lebih
kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara
pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna
dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7.
caring merupakan
inti dari keperawatan (Julia,1995).
Caring bukanlah
sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan,
nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan
yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih
sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan
keluarga.
1.
Kehadiran
Kehadiran adalah
suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana
untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut
Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di”
berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan
pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada
untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan
rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2.
Sentuhan
Sentuhan merupakan bentuk personal dari komunikasi verbal (
fundamental keperawatan edisi 2
hal 386 ). Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan
sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan
kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Sentuhan adalah bagian penting dari hubungan perawat dan pasien, namun
sentuhan harus di gunakan sesuai batasan karena penggunaannya terbatas oleh
norma sosial yang kuat.
3.
Mendengarkan
Untuk lebih mengerti
dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini
menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu
perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien
mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4.
Memahami klien
Salah
satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami
klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami
5.
Caring dalam spiritual
Kepercayaan
dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang.
Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan
intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan
dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan
Tuhan atau kekuatan tertinggi.
6.
Perawatan keluarga
Keluarga
merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering
bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk
menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu
keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting
anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien
membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik
dengan anggota keluarga klien.
1.5. KONSEP
CARING DALAM PANDANGAN ISLAM
Islam adalah
agama yang memiliki akar kata salama yang berarti selamat atau damai.oleh
karena itu seluruh ajaran islam adalah membawa ajaran yang menyelamatkan
kehidupan umat manusia di dunia maupun akhirat. Setiap umat islam di tuntut
untuk menjadikan seluruh rangakaian kehidupannya menjadi ibadah kepada allah
SWT. Tugas seorang muslim untuk menyebarkan ajaran keselamatan bagi setiap
makhluk termasuk manusia tanpa membeda bedakan seorang pasien berdasarkan pada
agamanya.
Oleh karena itu,
profesi keperawatan dalam pandangan islam memiliki berbagai aspek. Seorang
perawat juga bisa sebagai muballigh, Dai, Guru dan sebagainya. Berikut uraian
beberapa prinsip keperawatan dalam islam yaitu :
1.
Aspek Teologis
Setiap
hamba telah di bekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak dan pengetahuan.
Atas dasar kehendak maka seorang muslim memiliki cita – cita untuk melkukan
berbagai rekayasa dan inovasi dalam kehidupannya. Dengan adanya kehendak dan
kemampuan, maka manusia akan bersungguh tanpa menyisakan kemampuannya dan
setelah itu menyerahakan hasilnya pada Allah SWT.
2.
Aspek fungsi
kemanusian
Aspek
ini yaitu manusia sebagai Khalifah dan ibadah.Tugas seorang Khalifah adalah
mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan Allah SWT. Seorang muslim
hendaknya menggali seluruh informasi ilmu pengetahuan tentang alam semesta
termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu ada pada umat lain yang tidak
muslim.
3.
Aspek akhlak
Aspek
akhlak di sini yaitu ikhsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman
hendaklah menyadari bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah , termasuk
dalam kita melakukan praktik keperawatan akan selalu mendapat pengawasan dari
Allah SWT.
1.5.1.
Tingkat kebutuhan terhadap keperawatan
Setiap tindakan
dalam tugas keperawatan di bagi dalam tiga klafikasi sesuai dengan tingkat
kepentingan Yaitu :
1.
Tingkatan dlaruriyat yaitu suatu kondisi darurat
yang sedang di hadapi oleh orang sakit.Apabila derajat kesakitan seorang klien
telah mencapai kondisis darurat sesuai dengan pertimbangan medis, maka dapat di
lakukan tindakan darurat yaitu diperkenankan untuk menyimpang dari hukum islam.
namun tetap dengan ukuran mengatasi
suatu aturan. Sama halnya dalam praktik caring, jika dalam kondisi darurat maka
kita dalam memberikan caring walaupun itu perawat pria dan klien wanita.
2.
Tingkatan hajiyat yaitu kondisi di bawah tingkatan
dlaruriyat artinya dalam konteks
perawat dapat menunda pelaksanaan ibadah namun tingkatannya tidak sampai dlaruriyat.
3.
Tingkatan tahsiniyat yaitu tingkatan yang bersifat
aksesoris kehidupan, hukumnya pun bisa pada posisi mubah, bahkan tingkatan
tahsiniyat bisa menjadi haram jika tujuannya bersifat mubazir yang bertentangan
dengan syariat islam.
1.5.2.
Pilihan hukum dalam perawatan
Ahmad
Ibnu Muhammad Al Zarka dalam kitapnya syarh
Qawa’id Al Fiqhkiyyah yang di kutip
oleh Nurcholis Madjid ( yang kaitannya dengan prinsip praktik
keperawatan ).
1.
La dlarura wa
la dlirara, yaitu tidak bleh
merugikan atau di rugikan orang lain. Hal ini berpatokan bahwa setiap orang
memiliki hak yang sama. Oleh karena itu perawat selayaknya menciptakan
kesusahan bagi orang sakit. Termasuk dalam praktik caring selayaknya perawat
memberikan caring dengan tetap memperhatikan budaya maupun agama.
2.
Al dlarura tubih al mahzurat, yaitu kondisi darurat berakibat mebolehkan sesuatu
yang terlarang alasannya tentu adalah untuk sekedar menjaga kelangsungan hidup
manusia. Contoh dalam praktik caring adalah di saat perawat laki – laki di
haruskan menyentuh pasien wanita.
BAB III
PENUTUP
2)
2.1. DAFTAR
PUSTAKA
Perry, potter. (2005). Fundamental
keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37915/4/Chapter%20II.pdf ( diakses pada 18 maret 2014 pukul 22.45 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar