Jumat, 23 Mei 2014

CARING DALAM KEPERAWATAN





BAB II
PEMBAHASAN
1)  


1.1.   TINJAUAN TEORI PADA CARING
ada banyak teori dari beberapa ahli keperawatan tentang caring keperawatan, namun tokoh yang terkenal dengan  teori caring ini adalah tokoh Jean Watson,Watson adalah tokoh keperawatan yang terkenal dengan teori Theori of human care. Berikut beberapa definisi caring dari beberapa ahliu keperawatan.
1.      Florence nightingale (1860)seorang tokoh yang di kenal sebagai pencetus  teori perawatan modern, menjelaskan tentang caring sebagai tindakan yang menunjukkan pemanfaatan lingkungan klien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi yang baik dan tenang kepada klien.
2.      Madeleina Leininger (1984) dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 halaman 569 mengemukakan bahwa care merupakan intisari keperawatan karakteristik yang dominan, khusus, serta tidak terpisahkan dalam keperawatan.
3.      Jean Watson (1985) dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 halaman 569 mengemukakan caring sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai – nilai kemanusiaan yang universal ( kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap diri sendiri dan orang lain ).
4.      Menurut Gadow dan Nodding ( 1984 ) dalam buku Fundamental Keperawatan edisi 4 halaman 569 mengemukakan bahwa caring dapat melibatkan tindakan atau komunikasi verbal, dapat juga tidak.
                        Jadi, dapat di simpulkan bahwa caring adalah intisari dari praktik keperawatan yang tidak dapat di pisahkan, tujuannya adalah dalam membantu penyembuhan,caring juga sebagai dasar dalam sebuah kesatuan nilai – nilai kemanusian yang universal yang dapat melibatkan komunikasi atau tindakan.
1.2.   PERSEPSI KLIEN TENTANG CARING
Persepsi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah tanggapan atau penerimaan langsung dari sesuatu.Namun dalam konteks persepsi klien tentangcaring adalah bagaimana kita sebagai perawat menempatkan diri kita saat melakukan caring.
Rieman 1986 menjelaskan persepsi tentang caring dan membaginya menjadi tiga kriteriasesuai dengan objeknya.
1.      Persepsi klien wanita
a.       Berespon terhadap keunikan klien
b.      Memahami dan mendukung perhatian klien
c.       Hadir secara fisik
d.      Memiliki sikap dan menunjukkan prilaku yang membuat klien merasa dihargai sebagai manusia
e.       Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta
f.       Menunjukkan perhatian yang memberi kenyamanan dan merelaksasi klien.
g.      Bersuara halus dan lembut.
h.      Memberi perasaan nyaman.
2.      Persepsi klien pria
a.       Hadir secara fisik sehingga klien merasa dihargai.
b.      Kembali ke klien dengan sukarela tanpa diminta.
c.       Membuat klien merasa nyaman, relaks, dan aman.
d.       Hadir untuk memberi kenyamanan dan memenuhi kebutuhan klien sebelum diminta.
e.       Menggunakan suara dan sikap yang baik, halus, lembut dan menyenangkan
3.      Persepsi dari keluarga
a.       Jujur.
b.      Memberikan penjelasan dengan jelas.
c.       Selalu menginformasikan keluarga.
d.      Mencoba untuk membuat klien nyaman.
e.       Menunjukkan minat dalam menjawab pertanyaan.
f.       Memberikan perawatan emergensi bila perlu.
g.      Menjawab pertanyaan anggota keluarga secara jujur, terbuka dan ikhlas.
h.      Mengijinkan klien melakukan sesuatu untuk dirinya sebisa mungkin.
i.        Mengajarkan keluarga cara memelihara kondisi fisik yang lebih nyaman
1.3.   ETIKA PELAYANAN
Jean Watson ( 1988 ) menyarankan agar caring sebagai suatu sikap moral yang ideal, memberikan sikap pendirian terhadap pihak yang melakukan intervensi seperti perawat. Sikap pendirian ini perlu untuk menjamin bahwa perawat bekerja sesuai standar etika untuk tujuan dan motivasi yang baik. Kata etika merujuk pada kebiasaan yang benar dan yang salah. Dalam setiap pertemuan dengan klien, perawat harus mengetahui kebiasaan apa yang sesuai secara etika. Etika keperawatan bersikap unik, sehingga perawat tidak boleh membuat keputusan hanya berdasarkan prinsip intelektual atau analisis.Etika keperawatan berfokus pada hubungan antara individu dengan karakter dan sikap perawat terhadap orang lain. Etika keperawatan menempatkan perawat sebagai penolong klien, memecahkan dilema etis dengan cara menghadirkan hubungan dan memberikan prioritas kepada klien dengan kepribadian khusus.
1.4.   CARING DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN
Inti dari makna caring adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian, perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan. Caring mewakili semua faktor yang di gunakan perawat untuk memberikan pelayanan kepada klien ( dalam buku fundamental keperawatan edisi 4 halaman 84 ). Berdasarkan teori Jean Watson, caring dan nursing merupakan konstanta dalam setiap keadaan di masyarakat. Perilaku caring tidak diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya, akan tetapi hal tersebut diwariskan dengan pengaruh budaya sebagai strategi untuk melakukan mekanisme koping terhadap lingkungan tertentu.
Menurut Watson, ada tujuh asumsi yang mendasari konsep caring. Ketujuh asumsi tersebut adalah :
1.      caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekkan secara interpersonal,
2.      caring terdiri dari faktor karatif yang berasal dari kepuasan dalam membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien,
3.      caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan keluarga,
4.      caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah seseorang tersebut nantinya,
5.      lingkungan yang penuh caring sangat potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik untuk dirinya sendiri,
6.      caring lebih kompleks daripada curing, praktik caring memadukan antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan membantu klien yang sakit,
7.      caring merupakan inti dari keperawatan (Julia,1995).
Caring bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan, tetapi merupakan hasil dari kebudayaan, nilai-nilai, pengalaman, dan dari hubungan dengan orang lain. Sikap keperawatan yang berhubungan dengan caring adalah kehadiran, sentuhan kasih sayang, mendengarkan, memahami klien, caring dalam spiritual, dan perawatan keluarga.
1.      Kehadiran
Kehadiran adalah suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian. Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien (Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas dan takut klien karena situasi tertekan.
2.      Sentuhan
Sentuhan merupakan bentuk personal dari komunikasi verbal (  fundamental keperawatan edisi 2 hal 386 ). Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak. Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Sentuhan adalah bagian penting dari hubungan perawat dan pasien, namun sentuhan harus di gunakan sesuai batasan karena penggunaannya terbatas oleh norma sosial yang kuat.
3.      Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
4.      Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien. Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin suatu hubungan yang baik dan saling memahami
5.      Caring dalam spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
6.      Perawatan keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.
1.5.   KONSEP CARING DALAM PANDANGAN ISLAM
Islam adalah agama yang memiliki akar kata salama yang berarti selamat atau damai.oleh karena itu seluruh ajaran islam adalah membawa ajaran yang menyelamatkan kehidupan umat manusia di dunia maupun akhirat. Setiap umat islam di tuntut untuk menjadikan seluruh rangakaian kehidupannya menjadi ibadah kepada allah SWT. Tugas seorang muslim untuk menyebarkan ajaran keselamatan bagi setiap makhluk termasuk manusia tanpa membeda bedakan seorang pasien berdasarkan pada agamanya.
Oleh karena itu, profesi keperawatan dalam pandangan islam memiliki berbagai aspek. Seorang perawat juga bisa sebagai muballigh, Dai, Guru dan sebagainya. Berikut uraian beberapa prinsip keperawatan dalam islam yaitu :
1.      Aspek Teologis
Setiap hamba telah di bekali oleh Allah dua potensi yaitu kehendak dan pengetahuan. Atas dasar kehendak maka seorang muslim memiliki cita – cita untuk melkukan berbagai rekayasa dan inovasi dalam kehidupannya. Dengan adanya kehendak dan kemampuan, maka manusia akan bersungguh tanpa menyisakan kemampuannya dan setelah itu menyerahakan hasilnya pada Allah SWT.
2.      Aspek fungsi kemanusian
Aspek ini yaitu manusia sebagai Khalifah dan ibadah.Tugas seorang Khalifah adalah mengelola seluruh alam semesta untuk kepentingan Allah SWT. Seorang muslim hendaknya menggali seluruh informasi ilmu pengetahuan tentang alam semesta termasuk tugas perawatan sekalipun ilmu itu ada pada umat lain yang tidak muslim.
3.      Aspek akhlak
Aspek akhlak di sini yaitu ikhsan yang menyatakan bahwa setiap orang yang beriman hendaklah menyadari bahwa dirinya selalu dalam pengawasan Allah , termasuk dalam kita melakukan praktik keperawatan akan selalu mendapat pengawasan dari Allah SWT.
1.5.1.           Tingkat kebutuhan terhadap keperawatan
Setiap tindakan dalam tugas keperawatan di bagi dalam tiga klafikasi sesuai dengan tingkat kepentingan Yaitu :
1.      Tingkatan dlaruriyat yaitu suatu kondisi darurat yang sedang di hadapi oleh orang sakit.Apabila derajat kesakitan seorang klien telah mencapai kondisis darurat sesuai dengan pertimbangan medis, maka dapat di lakukan tindakan darurat yaitu diperkenankan untuk menyimpang dari hukum islam. namun  tetap dengan ukuran mengatasi suatu aturan. Sama halnya dalam praktik caring, jika dalam kondisi darurat maka kita dalam memberikan caring walaupun itu perawat pria dan klien wanita.
2.      Tingkatan hajiyat yaitu kondisi di bawah tingkatan dlaruriyat artinya dalam konteks perawat dapat menunda pelaksanaan ibadah namun tingkatannya tidak sampai dlaruriyat.
3.      Tingkatan tahsiniyat yaitu tingkatan yang bersifat aksesoris kehidupan, hukumnya pun bisa pada posisi mubah, bahkan tingkatan tahsiniyat bisa menjadi haram jika tujuannya bersifat mubazir yang bertentangan dengan syariat islam.
1.5.2.           Pilihan hukum dalam perawatan
Ahmad Ibnu Muhammad Al Zarka dalam kitapnya syarh Qawa’id Al Fiqhkiyyah yang di kutip  oleh Nurcholis Madjid ( yang kaitannya dengan prinsip praktik keperawatan ).
1.       La dlarura wa la dlirara, yaitu tidak bleh merugikan atau di rugikan orang lain. Hal ini berpatokan bahwa setiap orang memiliki hak yang sama. Oleh karena itu perawat selayaknya menciptakan kesusahan bagi orang sakit. Termasuk dalam praktik caring selayaknya perawat memberikan caring dengan tetap memperhatikan budaya maupun agama.
2.      Al dlarura tubih al mahzurat, yaitu kondisi darurat berakibat mebolehkan sesuatu yang terlarang alasannya tentu adalah untuk sekedar menjaga kelangsungan hidup manusia. Contoh dalam praktik caring adalah di saat perawat laki – laki di haruskan menyentuh pasien wanita.


BAB III
PENUTUP
2)       
2.1.   DAFTAR PUSTAKA

Perry, potter. (2005). Fundamental  keperawatan.Jakarta: Kedokteran EGC

www.kbbi.web.id/persepsi ( diakses pada 17 maret 2014 pukul 22.15 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar