Minggu, 25 Mei 2014

KONSEP STRESS DAN ADAPTASI



BAB II
PEMBAHASAN
A.    DEFINISI STRESS
Kata stres telah sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari, stress  merupakan salah satu gejala psikologis yang dapat menyerang setiap orang. Stres dapat timbul karena adanya konflik dan frustrasi.
Konsep diri mempunyai banyak pengertian dari beberapa ahli.  Berikut beberapa definisi konsep diri dari beberapa ahli :
1.      Stress adalah segala situasi di mana tuntutan dan nonspisifik mengaharuskan seorang individu untuk berespon atau melakakan tindakan ( Selye, 1976 dalam buku Fundamental keperawatan edisi 4 : 476 )
2.      Stres adalah gangguan pada tubuh dan pikiran yang disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, yang dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalam lingkungan tersebut      ( Vincent Cornelli, sebagaimana dikutip oleh Grant Brecht 2000 )
Jadi, stress adalah  gangguan pada tubuh dan fikiran yang di sebabkan oleh perubahan dan tuntutan sosial yang mengaharuskan seorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan.
B.     MACAM – MACAM STRESOR
Stressor adalah stimulus yang mengawali atau mencetuskan perubahan. Stressor menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan fisologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual, dan kultural.
Dalam Fundamental keperawatan edisi 4 di jelaskan dapat di klasifikasikan sebagai berikut :
1.      Stressor internal
Stressor internal berasal dari dalam diri seseorang ( misalnya demam, kehamilan, menopause, atau keadaan emosi dan rasa bersalah ).
2.      Stressor eksternal
Stressor eksternal berasal dari luas diri seseorang ( misalnya perubahan bermakana dalam suhu lingkungan, perubahan dalm peran keluarga dan sosial, atau tekanan dari pasangan.



C.    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRESS
Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stress disebut stressors. Meskipun stress dapat diakibatkan oleh hanya satu stressors, biasanya  stress karena kombinasi stressors.
1.      Menurut Grant Brecht (2000), penyebab dari stress dibedakan menjadi dua macam :
a.       Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan, seperti kematian, perceraian, pension, luka batin, dan kebangkrutan.
b.      Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan dimakan, dan antri.
1)      Sumber stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu stres yang dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti lingkungan, baik secara fisik, psikososial maupun spiritual :
a)Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan dirinya dan tidak mampu diatsi, maka dapat menimbulkan suatu stres
b)    Sumber Stres di Dalam Keluarga
Stres ini bersumber dari masalah kelurga ditandai dengan adanya perselisihan masalah keluarga, masalah keuangan serta adanya tujuan yang berbeda diantara keluarga permasalahan ini akan selalu menimblkan suatu keadaan yang dinamakan stress.
c)Sumber Stres di Dalam Lingkungan
Sumber stres ini dapat terjadi di lingkungan atau masyarakat pada umumnya, seperti lingkungan pekerjaan, secara umum disebut sebagai stres pekerja karena lingkungan fisik, dikarenakan kurangnya hubungan interpersonal serta kurangnya adanya pengakuan di masyarakat sehingga tidak dapat berkembang.
D.    MACAM – MACAM STRESS
Kusmiati dan Desminiarti (1990), berdasarkan penyebabnya stress dapat digolongkan menjadi :
1.      Stres fisik
Stres yang disebabkan karena keadaan fisik seperti karena temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang bising, sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.
2.      Stres kimiawi
Stres ini disebabkan karena zat kimia seperti adanya obat-obatan, zat beracun asam basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya karena pengaruh senyawa kimia.
3.      Stres mikrobiologik
Stres ini disebabkan karena kuman seperti adanya virus, bakteri, atau parasit.
4.      Sres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh dsiantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringa, organ dan lain-lain.
5.      Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan perkemabangan seperti pada pbertas, perkawinan dan proses lanjut usia.
6.      Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan karena gangguan situasi psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial budaya stau faktor keagamaan.
E.     RESPON FISIOLOGIS TERHADAP STRESS
Riset klasik yang dilkaukan oleh selye 1976  dalam Fundamental keperawatan telah mengidentifikasikan dua respon fisiologis terhadap stress :
a.       Local Adaptation Syndrom (LAS)Tubuh menghasilkan banyak respons setempat terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dan lain - lain. Responnya berjangka pendek.
b.      General Adaptation Syndrom (GAS)
a)       Fase Alarm ( Waspada) Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi fisiologis. Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh, gejala stress memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun.
b)      Fase Resistance (Melawan) Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor-faktor penyebab stress. Bila teratasi à gejala stress menurun àtau normal
c)      Fase Exhaustion (Kelelahan) Merupakan fase perpanjangan stress yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
Sedangkan menurut Dadang Hawari (2001) respon tehadap stress dapat mengenai hampir seluruh sistem tubuh, seperti :
a)      Perubahan warna rambut dari hitam menjadi kecoklat-coklatan, ubanan atau kerontokan.
b)      Gangguan ketajaman penglihatan.
c)      Thinitus (pendengaran berdenging)
d)     Daya mengingat, konsentrasi, dan berpikir menurun.
e)      Wajah tegang, serius, tidak santai, sulit tersenyum, dan kedutan pada kulit wajah (tic facialis).
f)       Bibir dan mulut terasa kering, tenggorokan terasa tercekik.
g)      Kulit dingin atau panas, banyak berkeringat, kulit kering timbul eksim, biduran (urtikaria), gatal-gatal, tumbuh jerawat (acne), telapak tangan dan kaki berkeringat dan kesemutan.
h)      Napas terasa berat dan sesak.
i)        Jantung berdebar-debar, muka merah atau pucat.
j)        Lambung mual, kembung dan pedih, mulas, sulit defekasi, atau diare.
k)      Sering berkemih
l)        Otot sakit, seperti ditusuk-tusuk, pegal, dan tegang.
m)    Kadar gula meninggi, pada wanita terjadi gangguan menstruasi.
n)      Libido menurun atau bisa juga meningkat
F.     RESPON PSIKOLOGIS TERHADAP STRESSOR
Respon psikologis dapat terjadi dalam dua katagori yaitu prilaku adaptif dan prilaku destruktif.
1.      Prilaku konstruktif
Prilaku konstruktif membantu individu menerima tantangan untuk menyelesaikan konflik. Bahkan ansietas dapat konstruktif, misalnya ansietas dapat menjadi tanda bahwa  terdapat ancaman sehingga seseorang dapat melakukan tindakan untuk mengurangi keparahannya.
2.      Prilaku destruktif
Prilaku destruktif mempengaruhi orientasi realitas, kemampuan pemecahan masalah, kepribadian, dan situasi ga dapat yang sangat berat, kemampuan untuk berfungsi. Ansietas juga bersifat destruktif, misalnya seseorang yang ketika mendapat masalah kehidupan mengapresiakan hidupnya dengan minum alkohol seta mengkonsumsi narkoba.
Prilaku adaptif psikologis di sebutjuga mekanisme koping ( mekanisme pemecahan masalah ). Mekanisme ini dapat berorientasi pada tugas yang mencakup penggunaan teknik pemecahan masalah secara langsung untuk menghadapi masalah, atau dapat juga mekanisme pertahahanan ego yang tujuannya adalah mengatur distres emosional dan dengan demikian memberi perlindungan individu terhadap ansietas dan sterss.
G.    TAHAPAN STRESS
Tahapan stres menurut Van Amberg tahun 1979, yang terbagi enam tahapan di antaranya:
1.      Tahap pertama
Merupakan tahap yang ringan dari stres yang ditandai dengan adanya semangfat bekerja besar, pengelihatannya tajam tidak seperti pada umumnya, merasa mampu menyelesaikan pekerjaan yang tidak tidak biasanya, kemudian merasa senang akan pekerjaan akan tetapi kemampuan yang dimilikinya semakin berkurang.
2.      Tahap Kedua
Pada stres tahap ini seseorang memiliki ciri sebagai berikut adanya perasaan letih sewaktu bangun pagi yang semestinya segar, terasa lelah sesudah makan siang, cepat lelah menjelang sore, sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman, denyut jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, otot-otot punggung dan tengkuk semakin tegang dan tidak bisa santai.
3.      Tahap ketiga
Pada tahap ini apabila seseorang mengalami gangguan seperti pada lambung dan usus seperti adanya keluhan gastritis, buang air besar tidak teratur ketegangan otot semakin terasa, perasaan tidak tenang, gangguan pola tidur seperti sukar mulai untuk tidur, terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur, lemah, terasa seperti tidak memiliki tenaga.
4.      Tahap keempat
Tahap ini seseorang akan mengalami gejala seperti segala pekerjaan yang menyenangkan terasa membosankan, kehilangan kemmampuan untuk merespons secara adekuat, tidak mampu melaksanakan kegiatan  sehari-hari, adanya gangguan pola tidur, sering menolak ajakan karena tidak bergairah, kemampuan mengingat dan konsentrasi menurun karena adanya perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak diketahui penyebabnya.
5.      Tahap kelima
Stres tahap in ditandai dengan adanya kelelahan fisik secara mendalam, tidak mampu menyelesaikan pekerjaan yang ringan dan sederhana, gangguan pada sistem pencernaan semakin berat dan perasaan ketakutan dan kecemasan semakin meningkat.
6.      Tahap keenam
Tahap ini merupakan tahap puncak dan seseorang mengalami panik dan perasaan takut mati dengan ditemukan gejala seperti detak jantung semakin keras, susah bernafas, terasa gemetar seluruh tubuh dan berkeringat, kemungkinan terjadi kolaps atau pingsan.
H.    UPAYA MENGUARANGI RESPON FISIOLOGIS TERHADAP STRESS
Dalam fundamental keperwatan edisi 4, di jelaskan upaya mengurangi respon fisiologis antara lain :
1.      Olahraga teratur
2.      Humor
3.      Memnuhi asupan nutrisi dengan seimbang
4.      Istirahat yang cukup
5.      Teknik relaksasi
6.      spiritual
I.       DEFINISI ADAPTASI
Adaptasi secara umum adalah penyesuaian diri terhadap lingkungan . Beberapa definisi adaptasi oleh para ahli :
1.      Adaptasi ( penyesuain diri ) adalah megubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan diri   ( WA Gerungan 1996 ).
2.      Adaptasi ( penyesuain diri ) adalah  usaha atau prilaku yg tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan ( Soeharto Heerdjan 1987 ).
Jadi, adaptasi adalah mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan yang tujuannya untuk mengatasi kesulitan dan hambatan.
J.      DIMENSI ADAPTASI
1.      Dalam fundamental keperawatan edisi 4 membagi dimensi adaptasi menjadi :



DIMENSI


SUMBER ADAPTIF


CONTOH STRESSOR
CONTOH HASIL YANG TIDAK BERHASIL

CONTOH HASIL YANG BERHASIL
Fisik
·         Sindrom adaptasi lokal
·         Sindrom adaptasi umum
Demam
Kematian
Infeksi teratasi
Perkembangan
·         Adaptasi yang berhasil terhadap stressor sebelumnya
Pensiun
Depresi
Fungsi peran berubah menjadi aktivitas yang lebih berwarna
Emosional
·         Mekanisme pertahanan psikologis
Perkosaan
Ketakutan yang tidak rasional terhadap pria
Berfungsi sebagai penasihat untuk orang lain,
Intelektual
·         Persepsi realistik terhadap stressor
Diagnosis kangker
Menyangkal adanya kangker
Memakai pendekatan perawatan untuk proses penyembuhan
Sosial
·         Orang lain dapat mengarahkan individu kepada sumber yang di butuhkan
Pencandu alkohol dalam anggota keluarga
Pencandu alkohol cendrung akan menarik dir dari keluarga dan lingkungan sosial
Partisipasi aktif keluarga dalam kelompok pendukung alkohol
Spiritual
·         Kelompok pendoa dan rohanian
Anggota keluarga yang sakit merasa di tinggalkan tuhan
Menarik diri dan tidak mau ketempat ibadah
Mulai mencari teman di tempat ibadah

2.      Dimensi adaptasi di bedakan juga menjadi :
a.       Adaptasi Fisiologis
Adaptasi ini merupakan proses penyesuaian tubuh secara alamiah atau secara fisilogis untuk mempertahankan keseimbangan dari berbagai faktor yang menimbulkan atau mempengaruhi keadaan menjadi tidak seimbang.
b.      Adaptasi Psikologi
Seseorang yang menghadapi stress akan mengalami kondisi-kondisi yang tidak mengenakkan secara psikis seperti timbulnya rasa cemas, frustasi, terancam, tak tentram yang semuanya itu berdampak pada munculnya suatu kontak konflik dalam jiwa mereka. dan konflik tersebut diekspresikan dalam bentuk kemarahan atau ekspresi-ekspresi lain yang dapat membuat orang tersebut merasa sedikit nyaman atau terlepas dari stress yang dihadapinya.
c.       Adaptasi Sosial Budaya
Setiap lingkungan sosial masyarakat mempunyai tatanan budaya masing-masing. Antara lingkungan satu dan yang lainnya tentu memiliki budaya berbeda-beda. Perbedaan tersebut yang akhirnya menuntut setiap orang beradaptasi jika hal itu dapat dilakukan dengan baik maka akan tercipta keseimbangan. Namun jika hal tersebut tidak dapat dilakukan bukanlah suatu hal yang tidak mungkin jika orang tersebut akan mengalami stress.
d.      Adaptasi Spiritual
Setiap agama dan kepercayaan mengandung ajaran yang hendaknya harus dijalankan oleh penganutnya. Ajaran-ajaran ini tentunya juga harus turut andil dalam mengatur perilaku manusia ini. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi ajaran-ajaran tersebut pasti terjadi perubahan dalam perilaku manusia.

                                                                           BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Potter & Perry,Fundamental keperawatan edisi 4,Penerbit buku kedokteran EGC,Jakarta
http://kakilangi.blogspot.com/2012/02/stress-dan-adaptasi.html ( di akses tanggal 5 januari 2013 pukul 14:00 wita )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar