BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Peran
adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan
dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.
Peran
adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).terdiri dari konflik peran
yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu
banyak.Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur
sosial yang menimbulkan kesukaran.
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas, dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi.
Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas, dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi.
Stresor
Peran
Peran
membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang berkaitan dengan
fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial (Stuart dan Sundeen,
1991).
Konflik
Peran
Konflik
peran adalah tidak adanya kesesuaian harapan peran (Broadweel, 1983). Terdapat
tiga jenis dasar konflik peran : interpersonal, antar-peran, dan peran
personal.
Konflik
interpersonal : terjadi ketika satu orang atau lebih mempunyai harapan yang
berlawanan atau tidak cocok secara individu dalam peran tertentu.
Konflik
antar-peran : terjadi ketika tekanan atau harapan yang berkaitan dengan satu
peran melawan tekanan atau harapan yang saling berkaitan.
Konflik
peran personal : terjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal
individu.
Ambiguitas
Peran
Ambiguitas
peran mencakup harapan peran yang tidak jelas. Ketika terdapat ketidakjelasan
harapan, maka orang menjadi tidak pasti apa yang harus dilakukan, bagaimana
harus
melakukannya,
atau keduanya. Situasi seperti ini sering menegangkan dan membingungkan.
Ambiguitas peran umum terjadi pada masa remaja dan dalam situasi pekerjaan.
Ketegangan
Peran
Ketegangan
peran perpaduan antara konflik peran dan ambiguitas peran. Ketegangan peran
dapat diekspresikan sebagai perasaan frustrasi ketika seseorang merasakan tidak
adekuat atau merasa tidak sesuai dengan peran. Ketegangan peran sering
berkaitan dengan stereotip peran jender (Stuart dan sundeen, 1991).
B.
Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah :
1. Tujuan Umum
Adapun
tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang peran diri pribadi
dan peran diri dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengenal defenisi
peran,pembagian peran,transisi peran,penyebab
gangguan peran.
b. Mampu mengenal proses keperawatan
dari klien dengan Gangguan penampilan peran.
c. Agar pembaca memiliki pengetahuan
tentang tinjauan teoritis dari peran diri.
C.
Rumusan masalah
Rumusan
masalah tentang makalah ini adalah sebagai berikut ?
1. Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah
gangguan penampilan peran ?
2. Apa definisi peran diri secara umum
?
3. Bagaimana
pembagian peran dalam keperawatan ?
BAB
2
PEMBAHASAN
A. Konsep
Dasar
1. Defenisi Peran
a. Peran diri adalah serangkaian
prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada
dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di
harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul,A.2007).
b. Peran diri adalah sikap dan perilaku
nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarka dan posisinya
di masyarakat (Keliat, 1992 ).
c. Peran adalah bentuk dari perilaku
yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara,
1995:21).
d. Peran adalah serangkaian prilaku
yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam
masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (.Aziz.A.,2007).
Jadi,
peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari
seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
2. Pembagian peran
Peran
terbagi menjadi 2 macam :
a. Peran yang ditetapkan adalah peran
dimana seseorang tidak punya pilihan.
Contohnya
kita sebagai perawat, karena tidak ada tim kesehatan lain ,kita harus selalu
siap.
b. Peran yang diterima adalah peran
yang terpilih atau dipilih oleh individu.
Contohnya
Peran sebagai perawat,itu yang kita pilih.
3. Transisi Peran
Sepanjang kehidupan individu sering
menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara
yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini,biasanya disebut dengan
transisi peran.
Transisi peran tersebut dapat di
kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti berikut :
a. Transisi peran perkembangan adalah
perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma
budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuain diri.
Contohnya
sewaktu anak anak begini peran dan tugasnya,remaja dan dewasa begini perannya.
b. Transisi peran situasi terjadi
dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau
kematian.
kerja
kita hanya belajar ,tapi karena tua kita telah meninggal kerja orang tua kita yang mengerjakan.
4. Gangguan penampilan peran
Gangguan
penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh
penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
1.
Peran dalam keluarga
2.
Peran dalam pekerjaan/sekolah
3.
Peran dalam berbagai kelompok
Klien
tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan klien selama dirawat dirumah sakit.atau
kembali dari rumah sakit
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1.
Mengingkari ketidakmampuan
menjalankan peran.
2.
Ketidakpuasan peran.
3.
Kegagalan menjalankan peran yang
baru.
4.
Ketegangan menjalankan peran yang
baru.
5.
Kurang tanggung jawab.
6.
Apatis/bosan/jenuh adan putus asa.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan peran
sebagai berikut :
1.
Konflik peran interpersonal
2.
Kehilangan hubungan yang penting.
3.
Perubahan peran seksual.
4.
Keragu-raguan peran.
B.
Asuhan keperawatan
1. Pengkajian
1. Pengkajian
a.
Identitas klien
1)
Nama
2)
Umur
3)
Jenis kelamin
4)
Tangga masuk
5)
Dan sebagainya
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun
diagnosa yang mungkin muncul adalah:
Gangguan penampilan peran berhubungan dengan perubahan pada lingkungan Sosial.
Gangguan penampilan peran berhubungan dengan perubahan pada lingkungan Sosial.
a.
Kriteria Hasil :
a)
Menyatakan penerimaan situasi diri.
b)
Membuat tujuan realitas/rencana
untuk masa depan.
c)
Memasukkan perubahan dalam konsep
diri tanpa peran diri negatif.
3.
Perencanaan.
a.
Mandiri
1)
Kaji perubahan pada pasien.
Rasionalnya: perubahan tiba-tiba,
tak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada kehilngan aktual/ yang
dirasakan . ini memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.
2)
Terima dan akui ekspresi frustasi
ketergantungan, marah, kedukaan, dan kemarahan.
Rasionalnya: penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan. Mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi. Penyangkalan mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif karna pasien tidak siap mengatasi masalah pribadi.
Rasionalnya: penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan. Mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi. Penyangkalan mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif karna pasien tidak siap mengatasi masalah pribadi.
3)
Bersikap realistis dan positif
selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam
keterbatasan.
Rasionalnya: meningkatkan
kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.
4)
berikan harapan dalam parameter
situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
Rasionalnya: meningkatkan prilaku
positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa
depan berdasarkan realistis.
5)
berikan penguatan positif terhadap kemajuan
dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Rasionalnya: kata-kata penguatan
dapat mendukung terjadinya prilaku koping positif.
b.
Kolaborasi
1)
Rujuk ke terapi fisik, konsul
kejuruan, dan konsul psikiatrik.
Rasionalnya: membantu dalam mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kemandirian
Rasionalnya: membantu dalam mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kemandirian
4.
Implementasi ( pelaksanaan )
a.
Mandiri
1)
Mengkaji perubahan pada pasien.
2)
Menerima dan mengakui ekspresi frustasi
ketergantungan, marah,kedukaan, dan kemarahan
3)
menyikapi realistis dan positif
selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam
keterbatasan.
4)
Memberikan harapan dalam parameter
situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
Memberikan penguatan positifterhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Memberikan penguatan positifterhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
5.
Evaluasi
Tujuan dari evaluasi antara lain:
1.
Untuk
menentukan perkembangan kesehatan klien.
2. Untuk menilai efektifitas,
efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telahdiberikan.
3. Untuk menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan.
4.
Mendapatkan
umpan balik.
5.
Sebagai
tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Perawat menggunakan berbagai
kemampuan dalam memutuskan efektif atau tidaknya pelayanankeperawatan yang diberikan.
Untuk memutuskan hal tersebut dalam melakukan evaluasi seorang perawat
harus mempunyai pengetahuan tentang standar pelayanan, respon klien yang
normal,dan konsep model teori keperawatan.
Dalam melakukan proses evaluasi, ada
beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antaralain:
1.
Mengkaji
ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2.
Mengumpulkandata
yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
3.
Mengukur
pencapaian tujuan.
4.
Mencatat
keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan.
5.
Melakukan
revisi ataumodifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu.
Menurut
Ziegler, Voughan ,Wrobel, & Erlen (1986, dalam Craven & Hirnle,
2000),evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Evaluasi
struktur
difokuskan
pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan
diberikan.
2. Evaluasi
proses
berfokus pada penampilan kerja
perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa
cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
3. Evaluasi hasil
berfokus
pada respons dan fungsi klien.
C.
Manfaat peran diri dalam keperawatan
Beberapa
manfaat peran diri dalam keperawatan :
1.
Agar kita mengetahui peran diri sebagai perawat dengan ruang lingkup yang
lebih luas tidak sebatas hanya merawat.
2.
Agar kita lebih memahami asuhan keperawatan
dengan segala bagian – bagiannya.
BAB
3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran
diri adalah sikap dan
perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarkan
posisinya di masyarakat.
Asuhan
keperawatan adalah serangkaian pelaksanaan yang berhubungan dengan :
1. Pengkajian
2. Diagnose
keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
( pelaksanaan )
5. Evaluasi
6. Dokumentasi
Manfaat
dari mempelajari peran dari bagi seorang perawat :
3.
Agar kita mengetahui peran diri sebagai perawat dengan ruang lingkup yang
lebih luas tidak sebatas hanya merawat.
4.
Agar kita lebih memahami asuhan keperawatan
dengan segala bagian – bagiannya.
B.
Saran
Semoga
dari makalah yang kami berikan, Mahasiswa dapat memahami tentang peran diri
pribadi serta bagi keperawatan.
DAFTAR
PUSTAKA
Potter dan Perry
,Fundamental Keperawatan Edisi 4, Jakarta : EGC
http://www.g-excess.com/28234/peran-diri-sebagai-salah-satu-bagian-dari-konsep-diri/#sthash.cqoDW0cF.dpuf ( di akses pada 6 oktober 2013
pukul 14:30 wita )
http://muhammadikbal-muhammadikbal.blogspot.com/2011/05/peran-diri.htm
(di akses pada 6 oktober 2013 pukul
14:40 wita )
http://yoehades flyingdutchman.blogspot com ( di akses pada 6 oktober 2013 pukul
15:00 wita )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar