Sabtu, 24 Mei 2014

PERAN DIRI



BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Peran adalah seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan dengan fungsi individu pada berbagai kelompok sosial.
Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).terdiri dari konflik peran yang tidak jelas dan peran yang tidak sesuai atau peran yang terlalu banyak.Posisi di masyarakat dapat merupakan stresor terhadap peran karena struktur sosial yang menimbulkan         kesukaran.
      Peran mencakup harapan atau standar perilaku yang telah diterima oleh keluarga, komunitas, dan kultur. Perilaku didasarkan pada pola yang ditetapkan melalui sosialisasi.
Stresor Peran
Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang berkaitan dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial (Stuart dan Sundeen, 1991).
Konflik Peran
Konflik peran adalah tidak adanya kesesuaian harapan peran (Broadweel, 1983). Terdapat tiga jenis dasar konflik peran : interpersonal, antar-peran, dan peran personal.
Konflik interpersonal : terjadi ketika satu orang atau lebih mempunyai harapan yang berlawanan atau tidak cocok secara individu dalam peran tertentu.
Konflik antar-peran : terjadi ketika tekanan atau harapan yang berkaitan dengan satu peran melawan tekanan atau harapan yang saling berkaitan.
Konflik peran personal : terjadi ketika tuntutan peran melanggar nilai personal individu.
Ambiguitas Peran
Ambiguitas peran mencakup harapan peran yang tidak jelas. Ketika terdapat ketidakjelasan harapan, maka orang menjadi tidak pasti apa yang harus dilakukan, bagaimana harus
melakukannya, atau keduanya. Situasi seperti ini sering menegangkan dan membingungkan. Ambiguitas peran umum terjadi pada masa remaja dan dalam situasi pekerjaan.
Ketegangan Peran
Ketegangan peran perpaduan antara konflik peran dan ambiguitas peran. Ketegangan peran dapat diekspresikan sebagai perasaan frustrasi ketika seseorang merasakan tidak adekuat atau merasa tidak sesuai dengan peran. Ketegangan peran sering berkaitan dengan stereotip peran jender (Stuart dan sundeen, 1991).
B.     Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang peran diri pribadi dan peran diri dalam keperawatan.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu mengenal defenisi peran,pembagian peran,transisi peran,penyebab  gangguan peran.
b.      Mampu mengenal proses keperawatan dari klien dengan Gangguan penampilan peran.
c.       Agar pembaca memiliki pengetahuan tentang tinjauan teoritis dari peran diri.
C.    Rumusan masalah
Rumusan masalah tentang makalah ini adalah sebagai berikut ?
1.       Bagaimana asuhan keperawatan dengan masalah gangguan penampilan peran ?
2.      Apa definisi peran diri secara umum ?
3.      Bagaimana pembagian peran dalam keperawatan  ?




BAB 2
PEMBAHASAN
A.    Konsep Dasar
1.      Defenisi Peran
a.       Peran diri adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (Alimul,A.2007).
b.      Peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarka dan posisinya di masyarakat (Keliat, 1992 ).
c.       Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
d.      Peran adalah serangkaian prilaku yang di harapkan oleh masyarakat yang sesuai dengan fungsi yang ada dalam masyarakat atau suatu pola atau sikap,prilaku,nilai dan tujuan yang di harapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat (.Aziz.A.,2007).
Jadi, peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
2.      Pembagian peran
Peran terbagi menjadi 2 macam :
a.       Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan.
Contohnya kita sebagai perawat, karena tidak ada tim kesehatan lain ,kita harus selalu siap.
b.      Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu.
Contohnya Peran sebagai perawat,itu yang kita pilih.
3.      Transisi Peran
Sepanjang kehidupan individu sering menghadapi perubahan-perubahan peran, baik yang sifatnya menetap atau sementara yang sifatnya dapat karena situasional. Hal ini,biasanya disebut dengan transisi peran.
Transisi peran tersebut dapat di kategorikan menjadi beberapa bagian, seperti berikut :
a.       Transisi peran perkembangan adalah perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-norma budaya, nilai-nilai tekanan untuk penyesuain diri.
Contohnya sewaktu anak anak begini peran dan tugasnya,remaja  dan dewasa begini perannya.
b.      Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
kerja kita hanya belajar ,tapi karena tua kita telah meninggal kerja orang tua kita yang mengerjakan.
4.      Gangguan penampilan peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau terhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses menua, putus sekolah, putus hubungan kerja
Pada klien yang sedang dirawat di rumah sakit otomatis peran sosial klien berubah menjadi peran sakit. Peran klien yang berubah adalah :
1.      Peran dalam keluarga
2.      Peran dalam pekerjaan/sekolah
3.      Peran dalam berbagai kelompok
Klien tidak dapat melakukan peran yang biasa dilakukan klien selama dirawat dirumah sakit.atau kembali dari rumah sakit
Tanda dan gejala yang dapat dikaji :
1.      Mengingkari ketidakmampuan menjalankan peran.
2.      Ketidakpuasan peran.
3.      Kegagalan menjalankan peran yang baru.
4.      Ketegangan menjalankan peran yang baru.
5.      Kurang tanggung jawab.
6.      Apatis/bosan/jenuh adan putus asa.
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan gangguan peran sebagai berikut :
1.      Konflik peran interpersonal
2.      Kehilangan hubungan yang penting.
3.      Perubahan peran seksual.
4.      Keragu-raguan peran.

B.     Asuhan keperawatan
 1. Pengkajian
a.       Identitas klien
1)      Nama
2)      Umur
3)      Jenis kelamin
4)      Tangga masuk
5)      Dan sebagainya
2. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang mungkin muncul adalah:
Gangguan penampilan peran berhubungan dengan perubahan pada lingkungan  Sosial.
a.       Kriteria Hasil :
a)       Menyatakan penerimaan situasi diri.
b)      Membuat tujuan realitas/rencana untuk masa depan.
c)      Memasukkan perubahan dalam konsep diri tanpa peran diri negatif.
3.      Perencanaan.
a.       Mandiri
1)      Kaji perubahan pada pasien.
Rasionalnya: perubahan tiba-tiba, tak diantisipasi, membuat perasaan kehilangan pada kehilngan aktual/ yang dirasakan . ini memerlukan dukungan dalam perbaikan optimal.
2)      Terima dan akui ekspresi frustasi ketergantungan, marah, kedukaan, dan kemarahan.
Rasionalnya: penerimaan perasaan sebagai respon normal terhadap apa yang terjadi membantu perbaikan. Mendorong pasien sebelum siap untuk menerima situasi. Penyangkalan mungkin lama dan mungkin mekanisme adaptif karna pasien tidak siap mengatasi masalah pribadi.
3)      Bersikap realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
Rasionalnya: meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.
4)      berikan harapan dalam parameter situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
Rasionalnya: meningkatkan prilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realistis.
5)       berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.
Rasionalnya: kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya prilaku koping positif.
b.      Kolaborasi
1)      Rujuk ke terapi fisik, konsul kejuruan, dan konsul psikiatrik.
Rasionalnya: membantu dalam mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kemandirian
4.      Implementasi ( pelaksanaan )
a.       Mandiri
1)      Mengkaji perubahan pada pasien.

2)      Menerima dan mengakui ekspresi frustasi ketergantungan, marah,kedukaan, dan kemarahan

3)      menyikapi realistis dan positif selama pengobatan pada penyuluhan kesehatan,dan menyusun tujuan dalam keterbatasan.
4)      Memberikan harapan dalam parameter situasi individu jangan memberikan keyakinan yang salah.
Memberikan penguatan positifterhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikuti tujuan rehabilitasi.

5.      Evaluasi
        Tujuan dari evaluasi antara lain:
1.      Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
2.      Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan yang telahdiberikan.
3.      Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
4.      Mendapatkan umpan balik.
5.      Sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan.
Perawat menggunakan berbagai kemampuan dalam memutuskan efektif atau tidaknya pelayanankeperawatan yang diberikan. Untuk memutuskan hal tersebut dalam melakukan evaluasi seorang perawat harus mempunyai pengetahuan tentang standar pelayanan, respon klien yang normal,dan konsep model teori keperawatan.
Dalam melakukan proses evaluasi, ada beberapa kegiatan yang harus diikuti oleh perawat, antaralain:
1.      Mengkaji ulang tujuan klien dan kriteria hasil yang telah ditetapkan.
2.      Mengumpulkandata yang berhubungan dengan hasil yang diharapkan.
3.      Mengukur pencapaian tujuan.
4.      Mencatat keputusan atau hasil pengukuran pencapaian tujuan.
5.      Melakukan revisi ataumodifikasi terhadap rencana keperawatan bila perlu.
Menurut Ziegler, Voughan ,Wrobel, & Erlen (1986, dalam Craven & Hirnle, 2000),evaluasi terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1.      Evaluasi struktur
difokuskan pada kelengkapan tata cara atau keadaan sekeliling tempat pelayanan keperawatan diberikan.
2.      Evaluasi proses
berfokus pada penampilan kerja perawat dan apakah perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan merasa cocok, tanpa tekanan, dan sesuai wewenang.
3.      Evaluasi hasil
berfokus pada respons dan fungsi klien.
C.    Manfaat peran diri dalam keperawatan
Beberapa manfaat peran diri dalam keperawatan :
1.      Agar kita mengetahui peran diri  sebagai perawat dengan ruang lingkup yang lebih luas tidak sebatas hanya merawat.
2.       Agar kita lebih memahami asuhan keperawatan dengan segala bagian – bagiannya.

BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Peran diri adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkannya dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.
Asuhan keperawatan adalah serangkaian pelaksanaan yang berhubungan dengan :
1.      Pengkajian
2.      Diagnose keperawatan
3.      Perencanaan
4.      Implementasi ( pelaksanaan )
5.      Evaluasi  
6.      Dokumentasi
Manfaat dari mempelajari peran dari bagi seorang perawat :
3.      Agar kita mengetahui peran diri  sebagai perawat dengan ruang lingkup yang lebih luas tidak sebatas hanya merawat.
4.       Agar kita lebih memahami asuhan keperawatan dengan segala bagian – bagiannya.

B.     Saran
Semoga dari makalah yang kami berikan, Mahasiswa dapat memahami tentang peran diri pribadi serta bagi keperawatan.






DAFTAR PUSTAKA
Potter dan Perry ,Fundamental Keperawatan Edisi 4, Jakarta : EGC
http://muhammadikbal-muhammadikbal.blogspot.com/2011/05/peran-diri.htm (di akses pada 6 oktober 2013 pukul 14:40 wita )
http://yoehades flyingdutchman.blogspot com ( di akses pada 6 oktober 2013 pukul 15:00 wita )


Tidak ada komentar:

Posting Komentar