BAB 2
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
ISLAM
Ada hal yang menjadikan sulit dalam
mengartikan agama, menurut Prof. Dr. mukti Ali, ahli ilmu perbadingan agama,
mengemukakan 3 alasan :
1.
Agama merupakan soal batin dan subyektif
2. Melibatkan
emosional dalam membicarakannya
3. Definisi agama akan
dipengaruhi oldh tujuan orang yang mendefinisikannya
Para
ahli dalam menerjemahkannya menempuh beberapa cara :
1. Dengan analisis etimologis,
menganalisa konsep bahasa.
2. Dengan analisis deskriptif,
menganalisa gejala dan fenomena agama dalam kehidupan nyata.
a.
Secara Bahasa/Etymology
Secara
bahasa istilah agama dikenal dalam tiga macam; agama, religi, ad diin. Dalam
pemaknaan, ada dua perbedaan pendapat;
1. Menurut sidi gazalba, ketiganya
berbeda, Ad diin memiliki arti yang lebih luas dari kedua istilah tersebut.
Agama dan religi bermakna hubungan manusia dan tuhan saja, tapi ad diin selain
itu juga membicarakan tentang hubungan manusia dan manusia.
2. Menurut H. Endang Saifuddin Ansary
dan faisal ismail, ketiganya sama, hanya beda asal bahasanya, agama dari bahasa
sansekerta, religi dari bahasa eropa/inggris, ad-diin dari bahasa arab.
b.
Pengertian agama secara istilah/Terminology
Menurut
budiman, agama memiliki dua dimensi;
1. Sebagai kepercayaan, yakni percaya
pada sesuatu yang ghoib dan adanya hari akhirat yang kekal.
2. Sebagai sesuatu yang mempengaruhi
kehidupan manusia, sehingga agama identik dengan budaya.
Menurut Abul A’la Al maududi, agama
memiliki 4 pengertian;
1. Penyerahan diri pada yang lebih
berkuasa
2. Penghambaan diri yang lemah kepada
yang lebih kuat
B.
SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM
a.
Al-Quran
Al-Qur’an
adalah sumber ajaran Islam yang utama. Al-Qur’an adalah wahyu Allah yang
diturunkan kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW. Al-Qur’an dijaga dan dipelihara
oleh Allah SWT, sesuai dengan firmannya sebagai berikut:
”Sesungguhnya
Kami-lah yang menurunkan Al=Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.” (QS 15:9)
”Maka
apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an. Kalau sekiranya Al-Qur’an itu
bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapatkan pertentangan yang banyak di
dalamnya.” (QS 4:82
Kandungan
Al-Qur’an, antara lain adalah:
a)
Pokok-pokok
keimanan (tauhid) kepada Allah, keimanan kepada malaikat, rasul-rasul,
kitab-kitab, hari akhir, qodli-qodor, dan sebagainya.
b)
Prinsip-prinsip
syari’ah sebagai dasar pijakan manusia dalam hidup agar tidak salah jalan dan
tetap dalam koridor yang benar bagaiman amenjalin hubungan kepada Allah (hablun
minallah, ibadah) dan (hablun minannas, mu’amalah).
c)
Janji
atau kabar gembira kepada yang berbuat baik (basyir) dan ancaman siksa
bagi yang berbuat dosa (nadzir).
d)
Kisah-kisa
sejarah, seperti kisah para nabi, para kaum masyarakat terdahulu, baik yang
berbuat benar maupun yang durhaka kepada Tuhan.
e)
Dasar-dasar
dan isyarat-isyarat ilmu pengetahuan: astronomi, fisika, kimia, ilmu hukum,
ilmu bumi, ekonomi, pertanian, kesehatan, teknologi, sastra, budaya, sosiologi,
psikologi, dan sebagainya.
Keutamaan Al-Qur’an ditegaskan dalam
Sabda Rasullullah, antara lain:
a) Sebaik-baik orang di antara kamu,
ialah orang yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya
b) Umatku yang paling mulia adalah
Huffaz (penghafal) Al-Qur’an (HR. Turmuzi)
c) Orang-orang yang mahir dengan
Al-Qur’an adalah beserta malaikat-malaikat yang suci dan mulia, sedangkan orang
membaca Al-Qur’an dan kurang fasih lidahnya berat dan sulit membetulkannya maka
baginya dapat dua pahala (HR. Muslim).
d) Sesungguhnya Al-Qur’an ini adalah
hidangan Allah, maka pelajarilah hidangan Allah tersebut dengan kemampuanmu
(HR. Bukhari-Muslim).
e) Bacalah Al-Qur’an sebab di hari Kiamat
nanti akan datang Al-Qur’an sebagai penolong bagai pembacanya (HR. Turmuzi).
Fungsi Al-Qur’an antara lain adalah:
a)
Menerangkan
dan menjelaskan (QS. 16:89; 44:4-5)
b)
Al-Qur’an
kebenaran mutlak (Al-Haq) (QS. 2: 91, 76)
c)
Pembenar
(membenarkan kitab-kitab sebelumnya) (QS. 2: 41, 91, 97; 3: 3; 5: 48; 6: 92;
10: 37; 35: 31; 46: 1; 12: 30)
d)
Sebagai
Furqon (pembeda antara haq dan yang bathil, baik dan buruk)
e)
Sebagai
obat penyakit (jiwa) (QS. 10: 57; 17:82; 41: 44)
f)
Sebagai
pemberi kabar gembira
g)
Sebagai
hidayah atau petunjuk (QS. 2:1, 97, 185; 3: 138; 7: 52, 203, dll)
h)
Sebagai
peringatan
i)
Sebagai
cahaya petunjuk (QS. 42: 52)
j)
Sebagai
pedoman hidup (QS. 45: 20)
k)
Sebagai
pelajaran
b.
As-sunah
Sunnah
dalam bahasa berarti tradisi, kebiasaan adat-istiadat. Dalam terminologi Islam,
sunnah berarti perbuatan, perkataan dan keizinan Nabi Muhammad SAW (af’al,
aqwal, dan taqrir).
Dalam
mengukur keotentikan suatu hadits (As-Sunnah), para ahli telah menciptakan
suatu ilmu yang dikenal dengan ”musthalah hadits”. Untuk menguji validitas dan
kebenaran suatu hadits, para muhadditsin menyeleksinya dengan
memperhatikan jumlah dan kualitas jaringan periwayat hadits tersebut yang
dengan sanaad.
a. Macam macam As-sunah
1.
ditinjau
dari bentuknya
a) Fi’il ( perbuatan nabi)
b) Qauli (perkataan Nabi)
c) Taqriri (persetujuan atau izin Nabi)
2.
ditinjau
dari segi jumlah orang-orang yang menyampaikannya
a) Mutawir, yaitu yang diriwayatkan
oleh orang banyak.
b) Masyhur, diriwayatkan oleh banyak
orang, tetapi tidak sampai (jumlahnya) kepada derajat mutawir
c) Ahad, yang diriwayatkan oleh satu
orang.
3.
Ditinjau
dari kualitasnya
a) Shahih, yaitu hadits yang sehat,
benar, dan sah
b) Hasan, yaitu hadits yang baik,
memenuhi syarat shahih, tetapi dari segi hafalan pembawaannya yang kurang baik.
c) Dhaif, yaitu hadits yang lemah
d) Maudhu’, yaitu hadits yang palsu.
4.
Ditinjau
dari segi diterima atau tidaknya
a) Maqbul, yang diterima.
b) Mardud, yang ditolak.
b. Kedudukan as-sunah
1. Sunnah adalah sumber hukum Islam
kedua setelah Al-Qur’an.
2.
Orang
yang menyalahi Sunnah akan mendapat siksa (QS. Al-Mujadilah, 58: 5)
3.
Menjadikan
Sunnah sebagai sumber hukum adalah tanda orang yang beriman (QS. An-Nisa’, 4:
65)
C. PERBEDAAN
AL-QURAN DAN AS-SUNAH
1. Segala yang ditetapkan Al-Qur’an
adalah absolut nilainya. Sedangkan yang ditetapkan As-Sunnah tidak semuanya
bernilai absolut. Ada yang bersigat absolut, ada yang bersifat nisbi zhanni.
2.
Penerimaan
seorang muslim terhadap Al-Qur’an adalah dengan keyakinan. Sedangakan terhadap
As-Sunnah, sebagian besar hanyalah zhanny (dugaan-dugaan yang kuat).
D. POKOK
– POKOK AJARAN ISLAM
Pokok – pokok ajaran islam ada 3
yaitu iman,islam, dan ihsan.dasar – dasar hadist ketiga pokok tersebut adalah :
Pada suatu
hari kami (Umar Ra dan para sahabat Ra) duduk-duduk bersama Rasulullah Saw.
Lalu muncul di hadapan kami seorang yang berpakaian putih. Rambutnya hitam
sekali dan tidak tampak tanda-tanda bekas perjalanan. Tidak seorangpun dari
kami yang mengenalnya. Dia langsung duduk menghadap Rasulullah Saw. Kedua
kakinya menghempit kedua kaki Rasulullah, dari kedua telapak tangannya
diletakkan di atas paha Rasulullah Saw, seraya berkata, “Ya Muhammad, beritahu
aku tentang Islam.” Lalu Rasulullah Saw menjawab, “Islam ialah bersyahadat
bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan Muhammad Rasulullah, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, puasa Ramadhan, dan mengerjakan haji apabila mampu.” Kemudian
dia bertanya lagi, “Kini beritahu aku tentang iman.” Rasulullah Saw menjawab,
“Beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya,
hari akhir dan beriman kepada Qodar baik dan buruknya.” Orang itu lantas
berkata, “Benar. Kini beritahu aku tentang ihsan.” Rasulullah berkata,
“Beribadah kepada Allah seolah-olah anda melihat-Nya walaupun anda tidak
melihat-Nya, karena sesungguhnya Allah melihat anda. Dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang Assa’ah (azab kiamat).” Rasulullah menjawab, “Yang
ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya.” Kemudian dia bertanya lagi,
“Beritahu aku tentang tanda-tandanya.” Rasulullah menjawab, “Seorang budak
wanita melahirkan nyonya besarnya. Orang-orang tanpa sandal, setengah
telanjang, melarat dan penggembala unta masing-masing berlomba membangun
gedung-gedung bertingkat.” Kemudian orang itu pergi menghilang dari pandangan
mata. Lalu Rasulullah Saw bertanya kepada Umar, “Hai Umar, tahukah kamu siapa
orang yang bertanya tadi?” Lalu aku (Umar) menjawab, “Allah dan rasul-Nya lebih
mengetahui.” Rasulullah Saw lantas berkata, “Itulah Jibril datang untuk
mengajarkan agama kepada kalian.” (HR. Muslim).
A. Rukun Iman 6
Perkara
Iman adalah keyakinan kita pada 6 rukun iman. Islam
adalah pokok-pokok ibadah yang wajib kita kerjakan. Ada pun Ihsan adalah cara
mendekatkan diri kita kepada Allah.
Tanpa iman
semua amal perbuatan baik kita akan sia-sia. Tidak ada pahalanya di akhirat
nanti:
” Dan orang-orang kafir
amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang
disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia
tidak mendapatinya sesuatu apapun…” [An Nuur:39]
” Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya,
amalan-amalan mereka adalah seperti abu yang ditiup angin dengan
keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat mengambil
manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang
demikian itu adalah kesesatan yang jauh.” [Ibrahim:18]
Iman ini harus dilandasi ilmu yang
mantap sehingga kita bisa menjelaskannya kepada orang lain. Bukan sekedar
taqlid atau ikut-ikutan.
Sebagaimana hadits di atas, rukun
Iman ada 6. Pertama Iman kepada Allah. Artinya kita meyakini adanya Allah dan
tidak ada Tuhan selain Allah. Di bab-bab berikutnya akan dijelaskan secara
rinci tentang hal ini.
Rukun Iman yang kedua adalah iman
kepada Malaikat-malaikat Allah. Kita yakin bahwa Malaikat adalah hamba Allah
yang selalu patuh pada perintah Allah.
Rukun Iman yang ketiga adalah beriman
kepada Kitab-kitabNya. Kita yakin bahwa Allah telah menurunkan Taurat kepada
Musa, Zabur kepada Daud, Injil kepada Isa, dan Al Qur’an kepada Nabi Muhammad.
Namun kita harus yakin juga bahwa semua kitab-kitab suci di atas telah dirubah
oleh manusia sehingga Allah kembali menurunkan Al Qur’an yang dijaga
kesuciannya sebagai pedoman hingga hari kiamat nanti.
”Maka kecelakaan yng besar bagi
orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya; “Ini dari Allah”, dengan maksud untuk memperoleh keuntungan yang
sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat
apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi
mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.” [Al Baqarah:79]
Kita harus meyakini kebenaran Al
Qur’an dan mengamalkannya:
”Kitab Al Quran ini
tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” [Al Baqarah:2]
Rukun Iman yang keempat adalah
beriman kepada Rasul-rasul (Utusan) Allah. Rasul/Nabi merupakan manusia yang terbaik
yang pantas dijadikan suri teladan yang diutus Allah untuk menyeru manusia ke
jalan Allah. Ada 25 Nabi yang disebut dalam Al Qur’an yang wajib kita imani di
antaranya Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Muhammad.
Karena ajaran Nabi-Nabi sebelumnya telah
dirubah ummatnya, kita harus meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi terakhir
yang harus kita ikuti ajarannya.
” Muhammad bukanlah bapak dari seorang laki-laki di
antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi…” [Al Ahzab:40]
Rukun Iman yang kelima adalah
beriman kepada Hari Akhir (Kiamat/Akhirat). Kita harus yakin bahwa dunia ini
fana. Suatu saat akan tiba hari Kiamat. Pada saat itu manusia akan dihisab.
Orang yang beriman dan beramal saleh masuk ke surga. Orang yang kafir masuk neraka.
Selain kiamat besar kita juga harus
yakin akan kiamat kecil yaitu mati. Setiap orang pasti mati. Untuk itu kita
harus selalu hati-hati dalam bertindak.
Rukun Iman yang keenam adalah
percaya kepada Takdir/qadar yang baik atau pun yang buruk. Meski manusia wajib
berusaha dan berdoa, namun apa pun hasilnya kita harus menerima dan
mensyukurinya sebagai takdir dari Allah.
B. Rukun islam
5 perkara
Ada pun
rukun Islam terdiri dari 5 perkara. Barang siapa yang tidak mengerjakannya maka
Islamnya tidak benar karena rukunnya tidak sempurna.
Rukun Islam pertama yaitu bersaksi
bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Asyhaadu
alla ilaaha illallaahu wa asyhaadu anna muhammadar rasuulullaah. Artinya kita
meyakini hanya Allah Tuhan yang wajib kita patuhi perintah dan larangannya.
Jika ada perintah dan larangan dari selain Allah, misalnya manusia, yang
bertentangan dengan perintah dan larangan Allah, maka Allah yang harus kita
patuhi. Ada pun Muhammad adalah utusan Allah yang menjelaskan ajaran Islam.
Untuk mengetahui ajaran Islam yang benar, kita berkewajiban mempelajari dan
mengikuti ajaran Nabi Muhammad.
Konsekwensi dari 2 kalimat syahadat
adalah kita harus mempelajari dan memahami Al Qur’an dan Hadits yang sahih
(minimal Kutuubus sittah: Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, An Nasaa’i, dan
Ibnu Majah) dan mengamalkannya.
Rukun Islam kedua adalah shalat 5
waktu, yaitu: Subuh 2 rakaat, Dzuhur dan Ashar 4 raka’at, Maghrib 3 rakaat, dan
Isya 4 raka’at. Shalat adalah tiang agama barang siapa meninggalkannya berarti
merusak agamanya.
Rukun Islam ketiga adalah puasa di
Bulan Ramadhan. Yaitu menahan diri dari makan, minum, hubungan seks,
bertengkar, marah, dan segala perbuatan negatif lainnya dari subuh hingga
maghrib.
Rukun Islam keempat adalah membayar
zakat bagi para muzakki (orang yang wajib pajak/mampu). Ada pun orang yang
mustahiq (berhak menerima zakat seperti fakir, miskin, amil, mualaf, orang
budak, berhutang, Sabilillah, dan ibnu Sabil) berhak menerima zakat. Zakat
merupakan hak orang miskin agar harta tidak hanya beredar di antara orang kaya
saja.
Rukun Islam yang kelima adalah
berhaji ke Mekkah jika mampu. Mampu di sini dalam arti mampu secara fisik dan
juga secara keuangan. Sebelum berhaji, hutang yang jatuh tempo harus dibayar
dan keluarga yang ditinggalkan harus diberi bekal yang cukup. Nabi berkata
barang siapa yang mati tapi tidak berhaji padahal dia mampu, maka dia mati
dalam keadaan munafik.
C. Ihsan
Mendekatkan Diri kepada Allah
Ada pun Ihsan adalah cara agar kita
bisa khusyuk dalam beribadah kepada Allah. Kita beribadah seolah-olah kita
melihat Allah. Jika tidak bisa, kita harus yakin bahwa Allah SWT yang Maha
Melihat selalu melihat kita. Ihsan ini harus kita terapkan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga jika kita berbuat baik, maka perbuatan itu selalu kita
niatkan untuk Allah. Sebaliknya jika terbersit niat kita untuk berbuat
keburukan, kita tidak mengerjakannya karena Ihsan tadi.
Orang yang ihsannya kuat akan rajin
berbuat kebaikan karena dia berusaha membuat senang Allah yang selalu
melihatnya. Sebaliknya dia malu berbuat kejahatan karena dia selalu yakin Allah
melihat perbuatannya.
Itulah sekilas pokok-pokok dari
ajaran Islam. Semoga kita semua bisa memahami dan mengamalkannya. Insya Allah
dalam bab-bab selanjutnya beberapa hal di atas akan dibahas lebih rinci lagi.