Minggu, 28 Juni 2015

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DAN INFORMASI DALAM BIDANG KEPERAWATAN
(Dikutip dari blog Kartika Rahayu(https://kartika96.wordpress.com/2013/09/22/pemanfaatan-teknologi-dan-informasi-dalam-bidang-keperawatan/) dalam rangka memenuhi tugas Teknologi INFORMASI KEPERAWATAN)

BAB I
A.     Latar Belakang
Teknologi adalah suatu kebutuhan yang sangat penting dalam bidang apapun. Khususnya dalam bidang Ilmu Keperawatan, tidak hanya dengan teori dan praktik saja, namun teknologi pun ikut andil dalam pelaksanaan keperawatan itu sendiri. Dengan demikian kita dituntut untuk mengikuti perkembangan jaman dengan hadirnya informasi terbaru dan terupdete dalam dunia kesehatan.
B.      Tujuan
Dengan hadirnya teknologi dan informasi yang semakin modern, para perawat dituntut untuk dapat mengetahui dan menerapkan kecanggihan teknologi dalam bidang keperawatan dengan tujuan untuk lebih mudah dan lebih fleksibel.

BAB II
A.    Pengertian Teknologi dan Informasi
Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Informasi adalah hasil pemprosesan, manipulasi dan pengorganisasian/penataan dari sekelompok data yang mempunyai nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa Teknologi Informasi adalah studi atau peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisa, dan mendistribusikan informasi apa saja, termasuk kata-kata, bilangan, dan gambar.



B.     Pengertian Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
Informatika dalam keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer dan informasi dengan ilmu keperawatan. Informatika keperawatan adalah bagian dari informatika perawatan kesehatan yang lebih besar. Perawat dipersiapkan sebagai spesialis dalam bidang ini, yang pasti seorang perawat harus melek Teknologi Informasi.
C.    Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
Pemanfaatan teknologi akan semakin meningkat seiring dengan perkembangan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi mempunyai peran penting terhadap kehidupan manusia termasuk di dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan. Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan yang ikut serta berperan dalam pelayanan kesehatan merasakan dampaknya.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet memberi peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman tentang salah satu persoalan penting yang dihadapi sehari hari yaitu kesehatan. Peningkatan pemahaman tentang kesehatan ini dapat membawa pengaruh yang sangat besar terhadap cara pandang masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehari-hari yang dapat memberikan dampak terhadap kesehatan manusia. Sebagai contoh konsumsi makanan yang menyehatkan dan penjelasan berbagai alternatif bahan obat-obatan yang dapat membantu mengobati penyakit yang sedang diderita.
Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan menentukan mutu dari pelayanan kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan konstribusi yang unik terhadap bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relatif, berkelanjutan, koordinatif dan advokatif. Keperawatan sebagai suatu profesii menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
Dalam melaksanakan praktik keperawatan, tentunya perawat berhadapan dengan berbagai macam kondisi klien. Pengalaman merawat klien ditatanan klinik menjadi sebuah pengalaman berharga sebagai bekal dalam menjalankan pelayanan keperawatan yang professional. Namun hal itu tentu tidak cukup, karena kondisi klien, pengetahuan klien yang meningkat, dan mudahnya akses informasi melalui teknologi informasi yang saat ini berkembang pesat, menutut  perawat untuk juga mengembangkan diri untuk meningkatkan profesionalis-menya.\
D.    Pemanfaatan Teknologi dan Informasi dalam Bidang Keperawatan
Salah satu contoh pemanfaatan Teknologi Informasi yaitu penggunaan gadget, misalnya PDA. Dengan gadget ini, seorang perawat bisa melakukan pengumpulan database pasien, organizer, mengakses secara cepat informasi tentang obat dan penyakit, perhitungan kalkulasi obat dan juga bisa digunakan untuk membuat rencana asuhan keperawatan.
Penerapan Teknologi Informasi dalam keperawatan lainnya seperti sistem registrasi online, penggunaan robot untuk merawat pasien, telenursing, yaitu penggunaan Teknologi Informasi dalam pelayan keperawatan, dan berbagai hal lainnya.
E.     Dampak Pelayanan Terhadap Kesehatan
a.       Peningkatan mutu pelayanan
Dengan adanya internet, akan mempermudah dalam mencari informasi sehingga memungkinkan bagi perawata untuk senantia mengupdate keilmuan melalui internet dengan mengakses berbagai perkembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan bidang pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat sebagai salah satu bagian dari tenaga kesehatan yang meliputi pelayanan terhadap masyarakat mulai dari tahap promotif, preventif, ceratif sampai rehabilitative. Dengan adanya akses internet yang mudah digunakan oleh siapa saja, maka perawat bisa menggunakan media internet sebagai promosi kesehata yang bisa efektif dan bisa diakses oleh siapapun.
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan
Menjalankan praktik keperawatan diruang perawatan berdasarkan evidence based menjadi sebuah tuntutan karena hal ini merupakan upaya signifikan dalam memperbaiki pelayanan kesehatan yang berorientasi pada efektifitas biaya dan manfaat (cost-benefit effectiveness). Menurut sebuah studi meta-analysis terhadap berbagai laporan penelitian keperawatan yang dilakukan oleh Heater, Beckker, dan Olson (1988), menjumpai bahwa pasien yang mendapatkan intervensi keperawatan bersumber dari riset memiliki luaran yang lebih baik bila dibandingkan dengan pasien yang hanya mendapatkan intervensi standar. Praktik pelayanan kesehatan yang berdasarkan fakta empiris (evidence based practice) bertujuan untuk memberikan cara menurut fakta terbaik dari riset yang diaplikasikan secara hati-hati dan bijaksana dalam tindakan preventif, pendeteksian, maupun pelayanan kesehatan.
c.       Pengembangan pelayanan keperawatan
Tuntutan pelayanan keperawatan yang profesional dari masyarakat menuntut perawat untuk mengupdate pengetahuannya dan menjalankan asuhan keperawatan berdasarkan evidence based. Perawat yang bekerja di ruangan mempunyai keterbatasan waktu untuk bisa mengakses evidence based tersebut.  Beberapa artikel tentang akses internet ditempat kerja menunjukkan bahwa adanya akses internet akan membantu perawat dalam mengakses evidence based walau adanya keterbatasan waktu karena mereka dapat melakukannya dengan cepat. Hal ini akan membantu perawat meningkatkan kepercayaan diri, ketrampilan dalam memberi asuhan dan memperoleh informasi dari beberapa rekan dari belahan dunia lainnya.
d.      Sarana perpustakaan
Selain hal-hal tersebut diatas, Internet juga menyediakan fasilitas Perpustaakan Online, yang berupa kumpulan-kumpulan Web sites dari perpustakaan kelas dunia. Dalam Situs ini kita dapat memperoleh buku-buku yang dapat kita baca secara online maupun offline (setelah kita download terlebih dulu) secara gratis, buku-buku tersebut mulai dari kesehatan, ensiklopedia, Novel, Iptek, dan sebagainya.
KESIMPULAN
Teknologi Informasi membantu manusia dalam berbagai bidang kehidupannya, salah satunya dalam bidang kesehatan, ya khususnya keperawatan. Diharapkan, dengan penggunaan TI ini, perawat dan klien sama-sama senang.
Teknologi Informasi juga bagai dua buah mata uang, meski terdapat banyak manfaat positif, pasti ada hal negatifnya juga, itu memang sudah menjadi pro dan kontra. Maka, kitalah sebagai pemakai, yang harus bisa menggunakannya secara bijak.



Senin, 23 Maret 2015

laporan pendahuluan Leukimia (kanker darah)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Leukemia (kanker darah) merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan pertambahan jumlah sel darah putih (leukosit). Pertambahan ini sangat cepat dan tidak terkendali serta bentuk sel-sel darah putihnya tidak normal. Pada pemeriksaan mikroskopis apus darah tepi terlihat sel darah putih muda, besar-besar dan selnya masih berinti (disebut megakariosit) putih (neoplasma hematology).
Beberapa ahli menyebut leukimia sebagfai keganasan sel darah putih (neoplasma hematologi). Leukemia ini sering berakibat fatal meskipun leukemia limpositik yang menahun (chronic lympocytic leucaemia), dahulu disebut sebagai jenis leukemia yang bisa bisa bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
Kemungkinan anak-anak terkena kanker cukup tinggi. Mengingat tingginya risiko anak-anak terkena kanker dan tumor, diingatkan bahwa para orangtua perlu perhatian dan kesigapan. Terutama terhadap anak-anak yang memiliki gejala-gejala mirip dengan gejala kanker. Lebih ditekankan para orangtua, terutama masyarakat awam, mengetahui dan mendapatkan informasi cukup tentang kanker dan tumor yang menyerang anak-anak. Masyarakat diharapkan tahu banyak, sadar, percaya, dan akhirnya berbuat sesuatu untuk menghadapi kanker ini. Sekarang seluruh warga Indonesia harus memberikan perhatian khusus pada kanker anak yang antara lain adalah kanker darah atau leukemia, kanker tulang, saraf, ginjal, dan getah bening. Pengobatan penyakit-penyakit ini pada anak-anak berbeda dari orang dewasa, karena mereka masih di usia pertumbuhan. Kanker darah atau leukemia merupakan bertambahnya sel darah abnormal --sel sarah putih-- secara berlebihan dan tidak terkendali, dan penyebarannya ke seluruh tubuh sangat cepat. bertahan lama dengan pengobatan yang intensif.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Apa pengertian leukemia ?
1.2.2.      Apa klasifikasi leukemia ?
1.2.3.      Apa etiologi dari leukemia ?
1.2.4.      Apa patofisiologi dari leukemia ?
1.2.5.      Apa manifestasi dari leukemia ?
1.2.6.      Apa penatalaksanaan leukemia ?
1.2.7.      Asuhan keperawatan dari leukemia ?

1.3.Tujuan Penulisan
1.3.1.      Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian leukemia ?
1.3.2.      Mahasiswa mampu menjelaskan klasifikasi leukemia ?
1.3.3.      Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi dari leukemia ?
1.3.4.      Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi dari leukemia ?
1.3.5.      Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi dari leukemia ?
1.3.6.      Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan leukemia ?
1.3.7.      Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan keperawatan dari leukemia terdiri atas pengkajian, diagnosa,dan intervensi ?

















BAB II
2.                                                LANDASAN TEORI
2.1.Pengertian Leukemia
2.1.1.      Leukemia adalah penyakit leukosit yang di tandai adanmya proliferasi abnormal dari sel-sel hematopoilitik (Sylvia Anderson, 1995 dalam buku Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi hal 67).
2.1.2.      Leukimia adalah penyakit maligna yang disebabkan abnormal overproduksi dari tipe sel darah putih tertentu, biasanya sel-sel imatur dalam sumsum tulang ( buku Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi hal 67).
2.1.3.      Leukimi atau kanker darah adalah penyakit yang di sebabkan oleh pembelahan sel darah putih tidak terkendali sehingga jumlahnya berlebihan, kemudian dapat memakan sel darah merah, leukosit yang lain, dan trombosit ( buku anti remedial IPA terpadu hal 113).
2.1.4.      Leukimia adalah suatu penyakit yang di sebabkan oleh pertumbuhan sel darah putih yang tidak terkendali. Pertumbuhan jumlah leukosit ini sebagai akibat dari infeksi virus/kuman pada jaringan retikuloendotelium dari sumsum tulang belakang sebagai actor pembentuk leukosit (Biologi untuk SMA/MA kelas XI hal 129).
2.1.5.      Leukemia adalah bertambahnya sel darah putih yang tidak terkendali (Buku Kantong biologi hal 137).
2.1.6.      Leukemia adalah neplasma ganas leukosit yang di tandai banyaknya sel leukosit yang abnormal di dalam darah ( buku atasi kanker dengan tanaman obat hal 47’)
2.2.Klasifikasi Leukemia
Menurut French American British (FAB)
2.2.1.      Leukemia akut
Menurut French American British (FAB) dalam buku Keperawatan Medical Bedah dengan gangguan Hematologi hal. 69 adalah :
2.2.1.1.Leukemia limfoblastik akut ( LAA )
Adanya kerusakan limfoid dengan karakteristik proliferasi sel limfoid imatur pada sumsum tulang belakang. Limpa denopati, hepatospematomegali dan gangguan susunan saraf pusat dapat terjadi pada jumlah leukosit sampai 100.000/mm3.
Secara morfologis LAA di bagi menjadi :
2.2.1.1.1.      L1         : jenis LAA yang paling banyak menyerang anak-anak di usia puncak 4 tahun.
2.2.1.1.2.      L2         : LLA pada orang dewasa, sel lebih besar, inti irregular, populasi sel heterogen.
2.2.1.1.3.      L3         : sel-sel besar, populasi sel homogeny.
2.2.1.2. Leukemia mioblastik akut ( LMA )
Pada leukemia ini terjadi kerusakan dalam pertumbuhan dan pematangan monosit dan eritrosit. Prognosisnya dalam jangka panjang biasnya jelek. Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2.2.2.      Leukemia kronis
2.2.2.1.Leukimia myelogeneus kronik ( LMK )
LMK juga di masukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun, peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
2.2.2.2.Leukimia lymfosotik kronik ( LLK )
LLC merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
2.3.Etiologi Leukemia
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :
2.3.1.      Genetic, pada kembar monozigot, syndrome down, beresiko lebih tinggi
 terkena leukemia.
Ada laporan beberapa kasus yang terjadi pada satu keluarga dan pada kembar identik ada insiden yang meningkat pada beberapa penyakit herediter, khususnya sindroma down (dimana leukemia terjadi dengan peningkatan frekuensi 20 – 30 kali lipat).
2.3.2.      Terkena zat kimia (benzene,arsen,kloromfenikol, fenilbutazon, dan agen antineoplastik).
Terkena bensin kronis yang dapat menyebabkan displasma sum-sum tulang dan perubahan kromosom, merupakan penyebab leukemia yang tidak biasa.
2.3.3.      Terpajan radiasi dan kemoterpi
lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker berisiko tinggi terkena leukosit.
2.3.4.      Infeksi virus
2.3.5.      Defisiensi immune primer
2.4.Patofisiologi Leukemia
Leukemia memiliki sifat khas proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal. Produksi sel darah putih yang meningkat akan menekan elemen sel darah yang lain seperti penurunan produksi eritrosit yang mengakibatkan anemia, trombosit menurun sehingga menyebabkab mudahnya terjadi pendarahan serta mudahnya terjadinya infeksi. Sel-sel kanker darah putih juga dapat menginvasi sumsum tulang dan periostenum yang dapat mengakibatkan tulang menjadi rapuh dan nyeri tulang. Disamping itu infiltrasi ke berbagai organ lain seperti otak, hati, limpa, kelenjar limfw menyebabkan pemebesaran dan gangguan pada organ terkait.
2.5.Manifestasi klinis Leukemia
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah sebagai berikut :
2.5.1.      Manifestasi pada kardiovaskuler
Tanda-tanda anemia seperti lemah, letih, pucat, tachikardi,hipotensi, murmur mungkin terjadi.
2.5.2.      Manifestasi pada pernapasan
Manifestasi pada pernapasan seperti sesak nafas, kesulitan bernapas, nafas pendek, bunyi nafas abnormal.
2.5.3.      Manifestasi pada intagumen
Kulit pucat, konjungtiva anemis, pendarahan kulit, pendarahan pada guzi, adanya infeksi pada rongga mulut.
2.5.4.      Manifestasi pada gastrointestinal
Mual dan tidak nafsu makan, adanya darah pada feses, menurunnya bising usus, menurunnya berat badan.
2.5.5.      Manifestasi pada persyarafan
Kerusakan saraf cranial, nyeri kepala, kejang dan koma mungkin terjadi.
2.5.6.      Manifestasi pada musculoskeletal
Adanya nyeri tulang dan persendian.
2.5.7.      Manifestasi pada hiperurikemia
Dapat menyebabkan nyeri ginjal, obstrusi saluran kemih, dan gagal ginjal.
2.6.Penatalaksanaan Leukimia
2.6.1.      Radioterapi dan kemoterpi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi metastase. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yaitu keadaan dimana gejala klinis menghilang, disertai blast dalam sumsum tulang menghilang serta pada fase post remisi yang bertujuan mempertahankan remisi selama mungkin.
2.6.2.      Terpi modalitas, untuk mencegah komplikasi karena adanya pensitopenia, anemia, pendarahan dan infeksi. Pemberian antibiotic dan transfuse mungkin bias dilakukan.
2.6.3.      Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
2.6.4.      Transplantasi sumsum tulang
Terapi terbaik yang dapat di lakukan untuk membantu memproduksi sel darah merah dan trombosit untuk mengimbang abnormalnya leukosit.
2.7.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Leukemia
2.7.1.      Pengkajian
2.7.1.1.Data biografi pasien
Leukemia banyak menyerang laki-laki dari pada wanita dan menyerang pada usia lebih dari 20 tahun khususnya pada orang dewasa.
2.7.1.2.Riwayat Kesehatan
2.7.1.2.1.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada penyakit leukemia ini klien biasanya lemah, lelah, wajah terlihat pucat, sakit kepala, anoreksia, muntah, sesak, nafas cepat, nyeri kepala, pendarahan gusi, pendarahan kecil yang lama berhenti, dan lainnya.
2.7.1.2.2.      Pemeriksaan fisik
2.7.1.2.2.1. System intagumen
·         Pasien Nampak pucat
2.7.1.2.2.2. System gastrointestinal
·         Pendarahan gusi
·         Pembesaran hati dan limpa
2.7.1.2.2.3.System kardiovaskuler
·         Tachikardi
·         hipotensi
2.7.1.2.2.4.System respirasi
·         Sesak nafas
·         Perubahan bunyi nafas
2.7.1.2.2.5.System persyarapan
·         Kesadaran menurun
·         Kelainan saraf cranial
·         Adanya reflek patologis
2.7.1.2.2.6.System musculoskeletal
·         Nyeri tulang
·         Nyeri pergerakan sendi
2.7.2.      Diagnose
2.7.2.1. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2.7.2.2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
2.7.2.3.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
2.7.2.4.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas
2.7.3.      Intervensi dan rasional
2.7.3.1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
2.7.3.1.1.      Tujuan   : pasien bebas dari infeksi
2.7.3.1.2.      Intervensi :
2.7.3.1.2.1.Pantau suhu dengan teliti (TTV)
·         Rasional : untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
2.7.3.1.2.2.Tempatkan klien dalam ruangan khusus.
·         Rasional : untuk meminimalkan terpaparnya klien dari sumber infeksi
2.7.3.1.2.3.Anjurkan semua pengunjung dan staf rumah sakit untuk menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik.
·         Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif

2.7.3.1.2.4.Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur invasive.
·         Rasional : untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko infeksi
2.7.3.1.2.5.Evaluasi keadaan klien terhadap tempat-tempat munculnya infeksi seperti tempat penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi.
·         Rasional : untuk intervensi dini penanganan infeksi
2.7.3.1.2.6.Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut dengan baik.
·         Rasional : rongga mulut adalah medium yang baik untuk pertumbuhan organisme
2.7.3.1.2.7.Berikan periode istirahat tanpa gangguan
·         Rasional : menambah energi untuk penyembuhan dan regenerasi seluler
2.7.3.1.2.8.Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia.
·         Rasional : untuk mendukung pertahanan alami tubuh
2.7.3.1.2.9.Berikan antibiotik sesuai ketentuan
·         Rasional : diberikan sebagai profilaktik atau mengobati infeksi khusus.
2.7.3.2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
2.7.3.2.1.      Intervensi
2.7.3.2.1.1.Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa gangguan
·         Rasional : menghemat energi untuk aktifitas dan regenerasi seluler atau penyambungan jaringan

2.7.3.2.1.2.Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan ambulasi
·         Rasional : mengidentifikasi kebutuhan individual dan membantu pemilihan intervensi
2.7.3.2.1.3.Kolaborasikan pemasangan tranfusi darah
·         Rasional : transfusi darah dapat meningkatkan kadar hemoglobin di dalam darah klien.
2.7.3.3.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
2.7.3.3.1.      Intervensi
2.7.3.3.1.1.Mengkaji tingkat nyeri dengan skala 0 sampai 5
·         Rasional : informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan atau keefektifan intervensi
2.7.3.3.1.2.Evaluasi efektifitas penghilang nyeri dengan derajat kesadaran dan sedasi
·         Rasional : untuk menentukan kebutuhan perubahan dosis. Waktu pemberian atau obat
2.7.3.3.1.3.Lakukan teknik pengurangan nyeri non farmakologis yang tepat
Rasional : sebagai analgetik tambahan
2.7.3.3.1.4.Berikan obat-obat anti nyeri secara teratur
·         Rasional : untuk mencegah kambuhnya nyeri
2.7.3.4.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agen kemoterapi, radioterapi, imobilitas
2.7.3.4.1.      Intervensi
2.7.3.4.1.1.Ubah posisi dengan sering
·         Rasional : untuk merangsang sirkulasi dan mencegah tekanan pada kulit
2.7.3.4.1.2.Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk dan menepuk kulit yang kering
·         Rasional : membantu mencegah friksi atau trauma kulit
2.7.3.4.1.3.Anjurkan memilih pakaian yang longgar dan lembut diatas area yang teradiasi
·         Rasional : untuk meminimalkan iritasi tambahan




















BAB III
3.      KESIMPULAN

3.1.Leukimi atau kanker darah adalah penyakit yang di sebabkan oleh pembelahan sel darah putih tidak terkendali sehingga jumlahnya berlebihan, kemudian dapat memakan sel darah merah, leukosit yang lain, dan trombosit.
3.2.Klasifikasi Leukemia adalah leukemia akut (Leukemia limfoblastik akut dan Leukemia mioblastik akut ) dan leukemia kronis (Leukimia myelogeneus kronik dan Leukimia lymfosotik kronik).
3.3.Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia yaitu gen, radiasi, terkena zat kimia dan lain-lain.
3.4.Dalam patofisiologi leukimia Ada dua masalah terkait dengan sel leukemia yaitu adanya overproduksi dari sel darah putih, kedua adanya sel abnormal atau imatur dari sel darah putih sehingga fungsi dan strukturnya tidak normal.
3.5.Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada penyakit leukemia adalah Manifestasi pada kardiovaskuler, pernapasan, intagumen, dan lainnya.
3.6.Penatalaksanaan Leukimia terdiri dari radioterapi dan kemoterapi, terapi modalitas, Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi, Transplantasi sumsum tulang.
3.7.Diagnose yang dapat muncul dari pasien dengan leukemia adalah
3.7.1.1.Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sistem pertahanan tubuh
3.7.1.2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat anemia
3.7.1.3.Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia
3.7.1.4.Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pemberian agens kemoterapi, radioterapi, imobilitas






Daftar Pustaka
Tarwoto dan Wartonah. 2008. Keperawatan Medikal Bedah gangguan Hematologi. Jakarta. Trans Info Media.
Purwanto, Rudi. Buku ANTI Remedial IPA. Jakarta. PT Wahyumedia.
Susilowarno, R gunawan dkk. Biologi untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta. Grasindo
Handayani, Nuri. 2010. Buku Kantong Biologi. Pustaka Widyatama. Yoguakarta.
Wijayakusuma, HM hembing. 2008. Obati Kanker Dengan Tanaman Obat. Jakarta. Puspa Suara.